Jawab AHY, Moeldoko: Kudeta Itu dari Dalam Masa dari Luar

Senin, 01 Februari 2021 - 21:48 WIB
loading...
Jawab AHY, Moeldoko:...
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menghadiri seminar nasional di Jakarta, Rabu (24/1/2018). FOTO/DOK.SINDOnews/EKO PURWANTO
A A A
JAKARTA - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjawab tuduhan bahwa dirinya akan mengambil alih Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ). Moeldoko mengingatkan bahwa kudeta itu berasal dari dalam bukan luar Partai Demokrat.

"Berikutnya kalau ada kudeta itu ya kudeta itu dari dalam massa dari luar," katanya dalam keterangan persnya, Senin (1/2/2021).

Moeldoko menegaskan bahwa persoalan ini jangan dikaitkan dengan istana. Apalagi, menurutnya, Presiden Jokowi tak tahu apapun soal ini.



"Jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau tidak tahu sama sekali. Tidak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya Moeldoko nih bukan selalu KSP. Ini Moeldoko nih," ujarnya.

Lebih lanjut dia menduga bahwa tudingan tersebut berasal dari foto-foto pertemuan antara dirinya dengan pihak yang diduga ingin mengambil alih Partai Demokrat.

"Mungkin dasarnya foto-foto. Ya orang ada dari Indonesia Timur. Dari mana-mana datang ke sini kan pengen foto sama gw, sama saya. Ya saya terima saja apa susahnya. Itulah menunjukan bahwa seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun," tuturnya.



Dia mengatakan bahwa sudah menjadi kebiasaan menerima tamu dari manapun dan siapa pun. Dia menyebut bahwa dirinya bukanlah orang yang membatasi diri.

"Jadi ceritanya begini beberapa kali memang banyak tamu berdatangan. Dan saya orang yang terbuka. Saya mantan panglima TNI tapi saya tidak memberi batas pada siapa pun. Apalagi di rumah ini mau datang, terbuka 24 jam. Siapa pun," ujarnya.

Moeldoko mengaku saat menerima tamu yang berasal dari Partai Demokrat tidak dapat memastikan konteks pembicaraannya. Namun dia menyebut bahwa pertemuan tersebut berisi curhat terkait kondisi Partai Demokrat.

"Berikutnya pada curhat situasi yang dihadapi ya gw dengerin aja. Berikutnya ya ya udah dengerin aja. Saya sih sebenarnya prihatin melihat situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," tuturnya.



Dia mengaku tidak keberatan jika hasil pertemuan ini menjadi bahan gunjingan. Meski begitu Moeldoko mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus kuat dan tidak baperan.

"Saran saya, jadi seorang pemimpin adalah seorang pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan. Jangan mudah terombang-ambing dan seterusnya. Kalau anak buahnya ga boleh pergi ke mana-mana ya diborgol aja kali. Itu," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1657 seconds (0.1#10.140)