Kapolri Dekati Ormas Islam, Diingatkan Masih Ada Persis sampai SI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Listyo Sigit Prabowo tancap setelah menjadi kapolri. Begitu dilantik Presiden Jokowi , Listyo Sigit rajin melakukan silahturahmi dengan ormas Islam di Tanah Air. Setelah NU dan Muhammadiyah , mantan kapolda Banten itu berkunjung ke markas Rabithah Alawiyyin.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai apa yang Lisyto Sigit sebagai kapolri sudah tepat. Kunjungan Listyo setidaknya bisa menurunkan ketegangan natara polisi dengan sebagian ormas Islam yang terjadi sebelumnya.
"Disamping itu, silaturahmi kapolri tepat untuk melakukan konsolidasi nasional dengan ormas islam khususnya dalam rangka mendapatkan dukungan atas visi misi ke depan yang dipangku sebagai seorang kapolri. Termasuk konsep presisinya," ujarnya kepada SINDOnews, Senin (1/2/2021).
(Baca: Tak Pernah Terbayang Jadi Kapolri, Idham Azis: Mimpi Saya Cuma Jadi Kapolwil Kendari)
Meski demikian, Fadhli mengingatkan agar kapolri tidak hanya menggandeng ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah saja. Menurutnya, masih banyak ormas islam yang memiliki peran sentral dalam pembangunan bahkan telah berlangsung sejak era sebelum kemerdekaan.
Terlebih, gerakan ormas-ormas itu telah menyebar hingga ke saentero nusantara. Misalnya, Al-wasliyah, Al-Irsyad, Perti, Persis, Nahdotul Wathon, Matlaul Anwar, Sarikat Islam, hingga DDII.
"Kalau kapolri ingin total merangkul seluruh komponen ormas islam, tak perlu melihat besar atau kecilnya. Pro atau kontra, kritis atau tidak, banyak ormas islam yang sudah bergerak melakukan dakwah dan bimbingan masyarakat, bahkan perannya sudah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan," terangnya.
(Baca: Apresiasi Kunjungan ke PBNU dan Muhammadiyah, PKS: Kapolri Paham Sosiologis Masyarakat)
Bahkan, lanjut Fadhli ormas-ormas Islam itu memiliki basis massa yang tersebar di masing-masing wilayah. Seperti Al-wasliyah banyak di Sumatera bagian Aceh dan Sumatera Utara, Perti di Sumatera Bagian Barat dan Tengah bahkan Selatan.
Al-Irsyad di Jakarta dan sekitar. Persis Jawa Barat, Nahdotul Waton di NTB, Matlaul Anwar di Banten, Jamaat Al-khairat di Sulawesi dan tentunya masih banyak ormas islam yang menyebar ke berbagai wilayah lainnya.
"Saya kira Kapolri juga perlu bersilaturahmi dan merangkul ormas Islam lainnya. Jangan dikira setiap wilayah hanya ada NU dan Muhammadiyah saja," ujar dia.
Lihat Juga: 4 Perwira Polri Bersiap Pensiun usai Dimutasi Kapolri di Pertengahan November 2024, Ini Nama-namanya
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai apa yang Lisyto Sigit sebagai kapolri sudah tepat. Kunjungan Listyo setidaknya bisa menurunkan ketegangan natara polisi dengan sebagian ormas Islam yang terjadi sebelumnya.
"Disamping itu, silaturahmi kapolri tepat untuk melakukan konsolidasi nasional dengan ormas islam khususnya dalam rangka mendapatkan dukungan atas visi misi ke depan yang dipangku sebagai seorang kapolri. Termasuk konsep presisinya," ujarnya kepada SINDOnews, Senin (1/2/2021).
(Baca: Tak Pernah Terbayang Jadi Kapolri, Idham Azis: Mimpi Saya Cuma Jadi Kapolwil Kendari)
Meski demikian, Fadhli mengingatkan agar kapolri tidak hanya menggandeng ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah saja. Menurutnya, masih banyak ormas islam yang memiliki peran sentral dalam pembangunan bahkan telah berlangsung sejak era sebelum kemerdekaan.
Terlebih, gerakan ormas-ormas itu telah menyebar hingga ke saentero nusantara. Misalnya, Al-wasliyah, Al-Irsyad, Perti, Persis, Nahdotul Wathon, Matlaul Anwar, Sarikat Islam, hingga DDII.
"Kalau kapolri ingin total merangkul seluruh komponen ormas islam, tak perlu melihat besar atau kecilnya. Pro atau kontra, kritis atau tidak, banyak ormas islam yang sudah bergerak melakukan dakwah dan bimbingan masyarakat, bahkan perannya sudah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan," terangnya.
(Baca: Apresiasi Kunjungan ke PBNU dan Muhammadiyah, PKS: Kapolri Paham Sosiologis Masyarakat)
Bahkan, lanjut Fadhli ormas-ormas Islam itu memiliki basis massa yang tersebar di masing-masing wilayah. Seperti Al-wasliyah banyak di Sumatera bagian Aceh dan Sumatera Utara, Perti di Sumatera Bagian Barat dan Tengah bahkan Selatan.
Al-Irsyad di Jakarta dan sekitar. Persis Jawa Barat, Nahdotul Waton di NTB, Matlaul Anwar di Banten, Jamaat Al-khairat di Sulawesi dan tentunya masih banyak ormas islam yang menyebar ke berbagai wilayah lainnya.
"Saya kira Kapolri juga perlu bersilaturahmi dan merangkul ormas Islam lainnya. Jangan dikira setiap wilayah hanya ada NU dan Muhammadiyah saja," ujar dia.
Lihat Juga: 4 Perwira Polri Bersiap Pensiun usai Dimutasi Kapolri di Pertengahan November 2024, Ini Nama-namanya
(muh)