Terlibat Penanggulangan dan Vaksinasi Covid-19, Inilah 7 Peran TNI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berperan penting dalam penanganan Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasinya . Sejak awal pandemi merebak, prajurit telah terlibat aktif dalam menanggulani wabah ini. Mulai dari penjemputan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, hingga penyiapan tempat karantina dan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya akan selalu berada di garis depan penanganan pandemi corona. Puluhan ribu prajurit TNI juga telsh dikerahkan ke seluruh pelosok negeri untuk menegakkan protokol kesehatan (prokes). Tugas TNI dalam penanggulangan wabah merupakan implementasi dari Operasi Milter Selain Perang (OMSP) sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Hadi mengakui virus corona belum dapat dikendalikan di Tanah Air. Hal itu didasari fakta bahwa angka penularan wabah ini terus meningkat. Semisal pada 20 hingga 29 Januari 2021 terdapat lebih dari 12 ribu kasus positif baru setiap harinya. Kemudian pada 26 Januari 2021 jumlah kasus positif covid menembus angka psikologis satu juta. Kenaikan jumlah kasus tersebut diikuti lonjakan angka kematian.
"Sesuai data dari WHO jumlah kematian akibat covid di Indonesia dalam sepekan terakhir menjadi yang tertinggi di Asia dan berada pada urutan ke 12 di dunia. Fakta ini membuktikan bahwa pandemi masih belum dapat dikendalikan," kata Hadi dalam webinar dalam webinar 'Vaksin COVID-19 untuk Indonesia Bangkit', Sabtu (30/1/2021).
(Baca: 738 Fasyankes Milik TNI Bertugas Melaksanakan Vaksinasi Covid-19)
Di tengah situasi mengkhawatirkan tersebut, pada awal 2021 harapan baru mulai muncul. Ya, vaksin Covid-19 telah tiba di Indonesia dan telah diproses oleh PT Bio Farma. Seiring berjalannya waktu, uji klinik fase akhir vaksin tersebut berhasil. Hal itu ditandai dengan terbitnya izin edar darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sejurus kemudian, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah mengeluarkan fatwa suci dan halal atas vaksin Sinovac Biotech Ltd tersebut.
Setelah mengantongi izin, pemerintah dibantu TNI, Polri, Satgas Covid-19 beserta stakeholder lainnya mulai mendistribusikan vaksin ke penjuru tanah air. Sejumlah persyaratan seperti penyediaan rantai dingin atau cold chain agar vaksin tak rusak juga sudah disiapkan. Pengawalan ketat dibantu dengan alutsista milik TNI juga dilakukan.
Proses penyuntikan vaksin kepada Presiden Jokowi, pejabat teras dan tenaga kesehatan mulai dilakukan. Namun di tengah prosesnya terjadi hambatan yang disebabkan oleh masifnya berita bohong atau hoaks tentang vaksin Covid-19. Hadi mengakui informasi sesat mengenai ini telah menghambat target vaksinasi kepada 181 juta warga Indonesia. Karena itulah dibutuhkan pendekatan dan kontra narasi yang lebih baik lagi agar perang informasi ini bisa dimenangkan.
(Baca: Panglima TNI Ingatkan Pandemi Covid-19 Belum Terkendali)
Hadi mengungkapkan, setidaknya TNI berperan dalam dua aspek dalam suksesi vaksinasi dan penanganan Covid-19. Aspek pertama terkait dengan sumber daya manusia (SDM). Sedangkan aspek kedua terkait dengan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) milik TNI. Berikut peran lengkap TNI:
1. Pengerahan Kekuatan di Masa Awal Pandemi
Hadi menuturkan, TNI telah berperan aktif dalam penanganan pandemi corona sejak awal merebak di Tanah Air. Misalnya saja, TNI terlibat aktif dalam penjemputan 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina. Kemudian, TNI bersama unsur Polri dan sipil membentuk Komando Gabungan Tugas Terpadu (Kogasgabad) di Pulau Natuna untuk mengkarantina WNI yang baru kembali dari Wuhan tersebut.
TNI bersama stakeholder lainnya juga menyiapkan RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, rumah sakit di Pulau Galang, rumah sakit lapangan Indrapura, dan lain-lainnya.
2. Puluhan Ribu Prajurit TNI Tegakkan Protokol Kesehatan
Hadi mengungkapkan total prajurit TNI yang dikerahkan dalam operasi penegakkan protokol kesehatan sebanyak 91.817. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. "Operasi penegakkan disiplin prokes di 34 provinsi di seluruh Indonesia, TNI telah mengerahkan personel sebanyak 91.817," ujarnya.
3. TNI Kerahkan Ribuan Tenaga Kesehatan sebagai Vaksinator
Pemerintah telah menargetkan vaksinasi Covid-19 akan diberikan kepada 181 juta rakyat Indonesia atau 70 persen dari total populasi. Dengan demikian diharapkan kekebalan kelompok dapat terbentuk. Untuk menyukseskan program vaksinasi, TNI mengerahkan 9.176 tenaga kesehatan sebagai vaksinator.
"Tercatat TNI sudah siapkan tenaga kesehatannya sebanyak 9.176 vaksinator dari anggota TNI," ucapnya. Selain itu, pihaknya juga telah melaksanakan training of trainer (ToT) vaksinasi Covid-19 secara virtual dan tata muka yang diikuti oleh sebanyak 345 perwakilan tenaga kesehatan yang merupakan anggota TNI.
4. 164 Perwira Karier TNI Dilantik dan Langsung Diterjunkan
Vaksinasi Covid-19 betul-betul memerlukan tenaga ekstra untuk menyukseskannya. Hal ini amat penting dalam rangka melindungi masyarakat dari wabah tersebut. Untuk itulah, Hadi melantik 164 perwira karier TNI yang ahli di bidang kesehatan dan mereka langsung diterjunkan untuk melaksanakan vaksinasi.
"Minggu ini saya baru saja melantik 164 orang perwira prajurit karier khusus tenaga kesehatan TNI yang akan langsung diterjunkan sesuai keahlian masing-masing," jelasnya. "Diharapkan dengan perkuatan ini akan mempercepat pencapaian target pemerintah dalam program vaksinasi nasional."
5. Pengerahakan Personel dan Alutsista untuk Distribusi Vaksin
Hadi mengatakan TNI mengerahkan sejumlah personel, materiil dan alutsista untuk mengawal dan mengamankan distribusi vaksin Covid-19. Hal ini sangat penting agar barang tersebut sampai di tempat tujuan dan tidak rusak. "TNI telah siapkan personel, materiil, dan alutsista untuk mengawal dan mengamankan distribusi vaksin," ucapnya.
6. Kontra Narasi Sesat Vaksin Covid-19
Hadi mengakui berita bohong (hoaks) dan informasi yang menyesatkan menjadi hambatan pemenuhan target pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada 181 juta rakyat Indonesia. Karenanya, hal ini harus ditangani dengan baik. Untuk mencegah itu, prajurit TNI di satuan kewilayahan juga diterjunkan untuk menyosialisasikan pentingnya vaksin Covid-19. Mereka juga mengedukasi masyarakat melalui komunikasi strategis.
Hadi juga melihat diperlukan upaya sinergi dan kolaborasi untuk memenangkan perang informasi dan narasi terkait vaksin Covid-19. Dibutuhkan pula pendekatan yang lebih baik dalam mengkomunikasikan vaksin Covid-19 dan kepatuhan disiplin protokol kesehatan. Sebab saat ini masih ada sebagian masyarakat yang enggan patuh terhadap hal itu.
"Pemahaman yang salah terkait dengan vaksin dan upaya vaksinasi juga harus benar-benar dijernihkan," jelasnya. "Di sinilah peran penting berbagai elemen yang ada di dalam masyarakat, termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh wanita, dan sebagainya dan TNI akan selalu siap bekerja sama."
7. Ratusan Fasyankes TNI Menjadi Pelaksana Vaksinasi
Hadi mengatakan, terdapat 738 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) milik TNI yang bertugas sebagai pelaksana vaksinasi Covid-19. 738 fasyankes TNI pelaksana vaksinasi Covid-19 itu terdiri dari 114 fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL) dan 624 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). "Hingga saat ini fasyenkes TNI yang bertugas sebagai pelaksana vaksinasi adalah 114 FKTL dan 624 FKTP," jelasnya.
Hadi menuturkan, dalam pelaksanaan ini, fasyankes milik TNI tetap berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang Vaksinasi. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah ketersediaan rantai dingin atau cold chain sebagai tempat penyimpanan dan distribusi vaksin.
"Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah ketersediaan rantai dingin atau cold chain dan sampai saat ini telah terdistribusi 141 cool box dengan kapasitas 56 liter dan 12 liter," jelasnya. "Dan untuk pemenuhan kebutuhan cool box saat ini masih terus diupayakan agar cool box atau cold chain dan fasyankes TNI dapat menyimpan lebih banyak vial vaksin."
Hadi menambahkan, fasyankes milik TNI juga menyiapkan fasilitas pendukung seperti ruangan penyimpanan cool box yang berisi vaksin serta fasilitas untuk antisipasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya akan selalu berada di garis depan penanganan pandemi corona. Puluhan ribu prajurit TNI juga telsh dikerahkan ke seluruh pelosok negeri untuk menegakkan protokol kesehatan (prokes). Tugas TNI dalam penanggulangan wabah merupakan implementasi dari Operasi Milter Selain Perang (OMSP) sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Hadi mengakui virus corona belum dapat dikendalikan di Tanah Air. Hal itu didasari fakta bahwa angka penularan wabah ini terus meningkat. Semisal pada 20 hingga 29 Januari 2021 terdapat lebih dari 12 ribu kasus positif baru setiap harinya. Kemudian pada 26 Januari 2021 jumlah kasus positif covid menembus angka psikologis satu juta. Kenaikan jumlah kasus tersebut diikuti lonjakan angka kematian.
"Sesuai data dari WHO jumlah kematian akibat covid di Indonesia dalam sepekan terakhir menjadi yang tertinggi di Asia dan berada pada urutan ke 12 di dunia. Fakta ini membuktikan bahwa pandemi masih belum dapat dikendalikan," kata Hadi dalam webinar dalam webinar 'Vaksin COVID-19 untuk Indonesia Bangkit', Sabtu (30/1/2021).
(Baca: 738 Fasyankes Milik TNI Bertugas Melaksanakan Vaksinasi Covid-19)
Di tengah situasi mengkhawatirkan tersebut, pada awal 2021 harapan baru mulai muncul. Ya, vaksin Covid-19 telah tiba di Indonesia dan telah diproses oleh PT Bio Farma. Seiring berjalannya waktu, uji klinik fase akhir vaksin tersebut berhasil. Hal itu ditandai dengan terbitnya izin edar darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sejurus kemudian, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah mengeluarkan fatwa suci dan halal atas vaksin Sinovac Biotech Ltd tersebut.
Setelah mengantongi izin, pemerintah dibantu TNI, Polri, Satgas Covid-19 beserta stakeholder lainnya mulai mendistribusikan vaksin ke penjuru tanah air. Sejumlah persyaratan seperti penyediaan rantai dingin atau cold chain agar vaksin tak rusak juga sudah disiapkan. Pengawalan ketat dibantu dengan alutsista milik TNI juga dilakukan.
Proses penyuntikan vaksin kepada Presiden Jokowi, pejabat teras dan tenaga kesehatan mulai dilakukan. Namun di tengah prosesnya terjadi hambatan yang disebabkan oleh masifnya berita bohong atau hoaks tentang vaksin Covid-19. Hadi mengakui informasi sesat mengenai ini telah menghambat target vaksinasi kepada 181 juta warga Indonesia. Karena itulah dibutuhkan pendekatan dan kontra narasi yang lebih baik lagi agar perang informasi ini bisa dimenangkan.
(Baca: Panglima TNI Ingatkan Pandemi Covid-19 Belum Terkendali)
Hadi mengungkapkan, setidaknya TNI berperan dalam dua aspek dalam suksesi vaksinasi dan penanganan Covid-19. Aspek pertama terkait dengan sumber daya manusia (SDM). Sedangkan aspek kedua terkait dengan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) milik TNI. Berikut peran lengkap TNI:
1. Pengerahan Kekuatan di Masa Awal Pandemi
Hadi menuturkan, TNI telah berperan aktif dalam penanganan pandemi corona sejak awal merebak di Tanah Air. Misalnya saja, TNI terlibat aktif dalam penjemputan 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina. Kemudian, TNI bersama unsur Polri dan sipil membentuk Komando Gabungan Tugas Terpadu (Kogasgabad) di Pulau Natuna untuk mengkarantina WNI yang baru kembali dari Wuhan tersebut.
TNI bersama stakeholder lainnya juga menyiapkan RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, rumah sakit di Pulau Galang, rumah sakit lapangan Indrapura, dan lain-lainnya.
2. Puluhan Ribu Prajurit TNI Tegakkan Protokol Kesehatan
Hadi mengungkapkan total prajurit TNI yang dikerahkan dalam operasi penegakkan protokol kesehatan sebanyak 91.817. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. "Operasi penegakkan disiplin prokes di 34 provinsi di seluruh Indonesia, TNI telah mengerahkan personel sebanyak 91.817," ujarnya.
3. TNI Kerahkan Ribuan Tenaga Kesehatan sebagai Vaksinator
Pemerintah telah menargetkan vaksinasi Covid-19 akan diberikan kepada 181 juta rakyat Indonesia atau 70 persen dari total populasi. Dengan demikian diharapkan kekebalan kelompok dapat terbentuk. Untuk menyukseskan program vaksinasi, TNI mengerahkan 9.176 tenaga kesehatan sebagai vaksinator.
"Tercatat TNI sudah siapkan tenaga kesehatannya sebanyak 9.176 vaksinator dari anggota TNI," ucapnya. Selain itu, pihaknya juga telah melaksanakan training of trainer (ToT) vaksinasi Covid-19 secara virtual dan tata muka yang diikuti oleh sebanyak 345 perwakilan tenaga kesehatan yang merupakan anggota TNI.
4. 164 Perwira Karier TNI Dilantik dan Langsung Diterjunkan
Vaksinasi Covid-19 betul-betul memerlukan tenaga ekstra untuk menyukseskannya. Hal ini amat penting dalam rangka melindungi masyarakat dari wabah tersebut. Untuk itulah, Hadi melantik 164 perwira karier TNI yang ahli di bidang kesehatan dan mereka langsung diterjunkan untuk melaksanakan vaksinasi.
"Minggu ini saya baru saja melantik 164 orang perwira prajurit karier khusus tenaga kesehatan TNI yang akan langsung diterjunkan sesuai keahlian masing-masing," jelasnya. "Diharapkan dengan perkuatan ini akan mempercepat pencapaian target pemerintah dalam program vaksinasi nasional."
5. Pengerahakan Personel dan Alutsista untuk Distribusi Vaksin
Hadi mengatakan TNI mengerahkan sejumlah personel, materiil dan alutsista untuk mengawal dan mengamankan distribusi vaksin Covid-19. Hal ini sangat penting agar barang tersebut sampai di tempat tujuan dan tidak rusak. "TNI telah siapkan personel, materiil, dan alutsista untuk mengawal dan mengamankan distribusi vaksin," ucapnya.
6. Kontra Narasi Sesat Vaksin Covid-19
Hadi mengakui berita bohong (hoaks) dan informasi yang menyesatkan menjadi hambatan pemenuhan target pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada 181 juta rakyat Indonesia. Karenanya, hal ini harus ditangani dengan baik. Untuk mencegah itu, prajurit TNI di satuan kewilayahan juga diterjunkan untuk menyosialisasikan pentingnya vaksin Covid-19. Mereka juga mengedukasi masyarakat melalui komunikasi strategis.
Hadi juga melihat diperlukan upaya sinergi dan kolaborasi untuk memenangkan perang informasi dan narasi terkait vaksin Covid-19. Dibutuhkan pula pendekatan yang lebih baik dalam mengkomunikasikan vaksin Covid-19 dan kepatuhan disiplin protokol kesehatan. Sebab saat ini masih ada sebagian masyarakat yang enggan patuh terhadap hal itu.
"Pemahaman yang salah terkait dengan vaksin dan upaya vaksinasi juga harus benar-benar dijernihkan," jelasnya. "Di sinilah peran penting berbagai elemen yang ada di dalam masyarakat, termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh wanita, dan sebagainya dan TNI akan selalu siap bekerja sama."
7. Ratusan Fasyankes TNI Menjadi Pelaksana Vaksinasi
Hadi mengatakan, terdapat 738 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) milik TNI yang bertugas sebagai pelaksana vaksinasi Covid-19. 738 fasyankes TNI pelaksana vaksinasi Covid-19 itu terdiri dari 114 fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL) dan 624 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). "Hingga saat ini fasyenkes TNI yang bertugas sebagai pelaksana vaksinasi adalah 114 FKTL dan 624 FKTP," jelasnya.
Hadi menuturkan, dalam pelaksanaan ini, fasyankes milik TNI tetap berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang Vaksinasi. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah ketersediaan rantai dingin atau cold chain sebagai tempat penyimpanan dan distribusi vaksin.
"Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah ketersediaan rantai dingin atau cold chain dan sampai saat ini telah terdistribusi 141 cool box dengan kapasitas 56 liter dan 12 liter," jelasnya. "Dan untuk pemenuhan kebutuhan cool box saat ini masih terus diupayakan agar cool box atau cold chain dan fasyankes TNI dapat menyimpan lebih banyak vial vaksin."
Hadi menambahkan, fasyankes milik TNI juga menyiapkan fasilitas pendukung seperti ruangan penyimpanan cool box yang berisi vaksin serta fasilitas untuk antisipasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
(muh)