Politikus PKS Puji Langkah Pemerintah Cerdas Terkait Vaksin Corona

Selasa, 26 Januari 2021 - 20:25 WIB
loading...
Politikus PKS Puji Langkah Pemerintah Cerdas Terkait Vaksin Corona
Rapat Kerja Komisi I DPR dengan Menlu Retno LP Marsudi beserta jajarannya banyak diselingi canda tawa, khususnya mengenai vaksin Covid-19 (virus Corona). Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Rapat Kerja (Raker) Komisi I DPR dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi beserta jajarannya banyak diselingi canda tawa, khususnya mengenai vaksin Covid-19 (virus Corona ). Terlebih, setelah anggota Komisi I dari Fraksi Partai Gerindra Yan Mandenas mengaku takut divaksin karena masih banyak pro kontra.

(Baca juga: Jelang Vaksinasi, Muncul Klaster Penularan Covid-19 di Polres Blitar)

Menanggapi ketakutan Yan, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PKS Abdul Kharis Almasyhari justru menanggapinya dengan guyonan atau candaan. Menurutnya, ada pihak yang mengatakan bahwa ketakukan itu diciptakan agar masyarakat tidak berebut vaksin Covid-19 buatan Sinovac China itu.

(Baca juga: 2.240 Vaksin Sinovac Jatah Bangka Selatan Tiba dengan Pengawalan Ketat)

"Jadi, ada juga yang mengatakan ini pemerintah cerdas, karena kalau semua yakin nanti malah berebut stoknya enggak ada, jadi langkah nakut-nakutin ini langkah cerdas biar tidak berebut, jadi nunggu ketersediaan," kata Kharis disambut tawa anggota dan jajaran Kemlu di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021).

Politikus PKS ini pun mengingatkan Yan agar tidak salah tangkap, karena langkah ini cerdas sekali agar masyarakat yang takut divaksin bisa belakangan, yang berani bisa divaksinasi terlebih dulu. Karena memang stok vaksinnya masih terbatas.

(Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Blitar, Ini Daftar Orang yang Bakal Disuntik Pertama)

"Pak Yan jangan salah, ini langkahnya cerdas banget, kalau pada takut kan yang berani-berani dulu duluan, itupun stoknya enggak cukup," sambungnya.

Karena itu, Kharis meminta agar jangan terlalu serius menanggapi ketakutan-ketakutan akibat vaksinasi itu. Karena efek samping vaksin kalau tidak menjadi sangat kebal, maka kekebalan tubuhnya biasa saja.

"Jadi jangan terlalu serius dengan ketakutan-ketakutan karena risiko vaksin itu kalau enggak kebal banget atau kebalnya enggak terlalu kebal banget. Jadi ini saya kira langkah cerdas pemerintah," ungkap Kharis.

"Bu menteri senyum-senyum kok," ledeknya.

Senada, anggota Komisi I dari Fraksi PDIP Sturman Pandjaitan juga tertarik dengan pernyataan Kharis bahwa kondisi pro kontra vaksin ini sengaja diciptakan agar vaksinasi bisa dilakukan bertahap. Dia meminta agar Menlu bisa menjawab ini.

"Saya tertarik bapak ketua tadi ada kondisi itu ada pro kontra, tidak semua suka, jadi bisa bertahap, ibu bisa jawab karena saya tergelitik," pintanya.

Selain itu, Sturman juga mempertanyakan kenapa Menlu tidak memaparkan anggota DPR sebagai salah satu kelompok yang mendapatkan prioritas vaksinasi. Karena Menlu hanay memaparkan tenaga kesehatan (nakes), para pejabat negara yang berkomunikasi dan sebagainya.

"Saya tidak mendengar ibu memaparkan bagaimana dengan anggota DPR yang berhubungan dengan masyarakat, berhubungan dengan dapil," ujarnya.

Dia pun mengusulkan agar jajaran Kemlu dapat didahulukan vaksinasinya, karena berhubungan dengan diplomasi. "Dari Kemlu ini sudah semua apa belum yang divaksin. Tadi ditanya juga sama pak Yan juga, mudah-mudahan sudah semua. Kalau DPR secara kelembagaan belum ada yang divaksin, kalau perorangan saya nggak tahu," tutupnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1029 seconds (0.1#10.140)