Jokowi Tunjuk Hasto Pimpin Program Percepatan Penurunan Stunting

Senin, 25 Januari 2021 - 15:30 WIB
loading...
Jokowi Tunjuk Hasto...
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjadi Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. Foto/Biro Pers Sekretariat Presiden
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjadi Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy usai mengikuti rapat kabinet terbatas dengan Presiden Jokowi tentang stunting. "Telah diputuskan bahwa sebagai ketua pelaksana dari program luar biasa di dalam penanganan stunting ini adalah dibawah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN," ungkapnya, Senin (25/1/2021). Baca juga: 7 Juta Bayi Berpotensi Stunting di 2024, Begini Respons Kepala BKKBN

Muhadjir menjelaskan, Presiden Jokowii telah menyampaikan pemetaan stunting di Indonesia secara detail dan jelas. Arahan tersebut akan dijadikan dasar oleh tim untuk membuat langkah konkret agar angka stunting bisa turun hingga 2024 mendatang. "Begitu juga alokasi anggaran yang selama ini tersebar di 20 kementerian dan lembaga, beliau meminta supaya di fokuskan kepada beberapa kementerian yang memang memiliki perpanjangan tangan langsung ke bawah," jelas dia. Baca juga: Waspada! Pandemi Membuat Angka Stunting Terus Bertambah

Tim pelaksana program percepatan penurunan stunting yang dikomandoi BKKBN akan didukung oleh kementerian/lembaga terkait lainnya yang memiliki kepanjangan tangan di tingkat daerah. "Bapak Presiden tadi juga meminta supaya daerah-daerah provinsi, kabupaten kota terutama yang angka stuntingnya masih tinggi betul memiliki kepedulian, memiliki kesungguhan dalam ikut serta menangani stunting ini," ucap Muhadjir.

Baca juga : Gaya ala Super Hero, Kader PKS Bikin Anak-anak Korban Banjir Tersenyum

Muhadjir berujar angka stunting di Indonesia pada 2019 sebesar 27,6%, dan diperkirakan pada 2020 terjadi kenaikan akibat dari pandemi Corona. Namun demikian, Presiden Jokowi telah memberikan arahan agar angka stunting bisa turun mendekati angka 14% di 2024. "Secara hitung-hitungan kalau kita harus mencapai target 14% tahun 2024 maka tiap tahun harus tercapai penurunan angka stunting 2,7%, dan ini adalah suatu target yang luar biasa besar," kata Muhadjir.

Baca juga : Bangun Bank Syariah Terbesar, Jokowi: Kita Persiapkan Diri sebagai Rujukan Global

Untuk mewujudkan hal itu, lanjut dia, dibutuhkan kerja atau langkah luar biasa (extraordinary) untuk menurunkan angka stunting ini. Basis penurunan angka stuntung terletak pada keluarga. Karenanya, sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009, pemerintah akan berupaya melakukan pembangunan keluarga yang tidak hanya melulu soal pembatasan angka kelahiran, tetapi pembangunan integral di mana stunting masuk di dalamnya. "Kenapa angka stunting ini menjadi perhatian dari bapak Presiden, karena kita tahu kalau orang atau anak atau bayi sudah terlanjur kena stunting pada usia 1.000 hari awal kehidupan, maka perkembangan kecerdasannya itu tidak akan bisa optimal sampai nanti dewasa, menjadi usia produktif," tutur Muhadjir.

Sementara itu, menurut Bank Dunia atau World Bank, angkatan kerja yang pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54%. Artinya, sebanyak 54% angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting. "Dan inilah kenapa Bapak Presiden memberikan perhatian yang sangat-sangat khusus berkaitan dengan masalah stunting ini," jelas Muhadjir.

Sebagaimana diketahui, stunting (kekerdilan pada anak) dapat terjadi karena kekurangan gizi khususnya di masa 1.000 hari awal kehidupan. Pemenuhan gizi kepada ibu hamil sangat penting untuk diperhatikan demi mencegah stunting. Fahreza Rizky
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Program Makan Bergizi...
Program Makan Bergizi Gratis Landasan Menuju Indonesia Emas 2045
Menurunkan Prevalensi...
Menurunkan Prevalensi Stunting
Respons Mahfud MD soal...
Respons Mahfud MD soal Isu Ijazah Palsu Jokowi, Jadi Presidennya Tetap Sah
Kesetaraan Gender dalam...
Kesetaraan Gender dalam Ber-KB
Jokowi Bersedia Jadi...
Jokowi Bersedia Jadi Dewan Pembina Rampai Nusantara
Prabowo Bangga Indonesia...
Prabowo Bangga Indonesia Pernah Dipimpin SBY dan Jokowi
Asosiasi Dinas Kesehatan...
Asosiasi Dinas Kesehatan Dorong Inovasi dan Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
Ini Riwayat Pendidikan...
Ini Riwayat Pendidikan Seluruh Presiden Indonesia, Sudah Tahu?
Perempuan Jadi Kunci...
Perempuan Jadi Kunci Penurunan Angka Stunting lewat Urban Farming
Rekomendasi
BYD Geser Honda, Inilah...
BYD Geser Honda, Inilah 10 Mobil Terlaris di Indonesia pada April 2025
267 Paus yang Pernah...
267 Paus yang Pernah Memimpin Gereja Katolik
Usai Kerusuhan, 56 Warga...
Usai Kerusuhan, 56 Warga Binaan Lapas Muara Beliti Dipindah ke Nusakambangan
Berita Terkini
Daftar Lengkap 51 Pati...
Daftar Lengkap 51 Pati TNI AU Dimutasi Jenderal Agus Subiyanto pada Akhir April 2025
Ini Alasan Polisi Tangguhkan...
Ini Alasan Polisi Tangguhkan Penahanan Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi
ERIA Perkuat Peran Media...
ERIA Perkuat Peran Media Dalam Pelaporan Isu Kawasan
Habiburokhman Jadi Penjamin...
Habiburokhman Jadi Penjamin Mahasiswi ITB Dibebaskan, Aktivis 98: Jamin Demokrasi Tetap Terjaga
Kemenko Polkam Dorong...
Kemenko Polkam Dorong Satgas Terpadu se-Kaltim Gelar Operasi Pemberantasan Premanisme Berkedok Ormas
Profil Wahyudi Andrianto,...
Profil Wahyudi Andrianto, Adik Ipar Jokowi yang Serahkan Ijazah Asli ke Bareskrim
Infografis
Mahasiswi ITB Ditangkap...
Mahasiswi ITB Ditangkap Gara-gara Meme Prabowo dan Jokowi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved