Arzeti Bilbina Minta Kemenkes Cukupi Semua Hak Kesehatan Pasien COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI dari F-PKB Arzeti Bilbina mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencukupi semua hak kesehatan pasien COVID-19, termasuk yang sedang melakukan isolasi mandiri. Ia menegaskan perlunya sosialisasi dan edukasi bagi pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Selain itu, Arzeti juga meminta pemerintah agar menggratiskan obat-obatan dan vitamin bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri mengingat harganya yang sangat mahal. Jika perlu, ia meminta pemerintah menggratiskan pajak bagi obat-obatan COVID-19. Menurutnya, pajak obat yang terlalu tinggi ini mengakibatkan mahalnya harga obat.
"Menkes harus tanggap dan sigap. Sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara masif. Jangan hanya 3 M dan 3 T saja. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi apa saja yang harus dilakukan masyarakat saat isolasi mandiri. Misalnya, cara yang benar dan tepat bagaimana pasien COVID-19 harus bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Yang terpenting, penuhi segala kebutuhan mereka. Gratiskan vitamin dan obat-obatan yang dibutuhkan," kata legislator dari Dapil Jatim I ini.
Baca juga: Update Corona: Positif 869.600 Orang, 711.205 Sembuh dan 25.246 Meninggal
Ia menjelaskan bahwa jumlah pasien COVID-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Setidaknya, ada sekitar 858.043 jiwa terkonfirmasi positif dengan jumlah kematian yang sangat tinggi, yaitu 24.951 jiwa. Kurva setiap hari terus naik, dan belum ada indikasi penurunan. Ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah. Perlu ada terobosan strategi dan kebijakan dalam penanganan pandemi.
Perlu diketahui juga, banyak rumah sakit rujukan COVID-19 yang sudah penuh. Padahal jumlah yang terkonfirmasi Covid-19 semakin meningkat. Banyak sekali pasien yang harus isolasi mandiri. Sedangkan jumlah pasien yang melakukan isolasi mandiri ini angka pastinya belum diketahui. Berdasarkan temuan lapangan dan pengamatan yang dilakukankanya, Arzeti mencatat di Jabodetabek, Surabaya, dan Sidoarjo hampir semua yang positif, dengan gejala ringan diminta untuk isolasi mandiri.
"Meskipun pemerintah saat ini sedang memulai vaksinasi serempak, jangan sampai lengah sedikit pun. Situasi sekarang sedang genting. Pemerintah harus sigap dan tanggap. Jangan hanya fokus pada vaksinasi tetapi penanganan pasien dilupakan," kata Arzeti Bilbina.
Baca juga: Setelah Isolasi Mandiri 14 Hari, Penyitas COVID-19 Tak Berisiko Menularkan Virus Meski Test PCR Positif
Selain itu, Arzeti juga meminta pemerintah agar menggratiskan obat-obatan dan vitamin bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri mengingat harganya yang sangat mahal. Jika perlu, ia meminta pemerintah menggratiskan pajak bagi obat-obatan COVID-19. Menurutnya, pajak obat yang terlalu tinggi ini mengakibatkan mahalnya harga obat.
"Menkes harus tanggap dan sigap. Sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara masif. Jangan hanya 3 M dan 3 T saja. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi apa saja yang harus dilakukan masyarakat saat isolasi mandiri. Misalnya, cara yang benar dan tepat bagaimana pasien COVID-19 harus bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Yang terpenting, penuhi segala kebutuhan mereka. Gratiskan vitamin dan obat-obatan yang dibutuhkan," kata legislator dari Dapil Jatim I ini.
Baca juga: Update Corona: Positif 869.600 Orang, 711.205 Sembuh dan 25.246 Meninggal
Ia menjelaskan bahwa jumlah pasien COVID-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Setidaknya, ada sekitar 858.043 jiwa terkonfirmasi positif dengan jumlah kematian yang sangat tinggi, yaitu 24.951 jiwa. Kurva setiap hari terus naik, dan belum ada indikasi penurunan. Ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah. Perlu ada terobosan strategi dan kebijakan dalam penanganan pandemi.
Perlu diketahui juga, banyak rumah sakit rujukan COVID-19 yang sudah penuh. Padahal jumlah yang terkonfirmasi Covid-19 semakin meningkat. Banyak sekali pasien yang harus isolasi mandiri. Sedangkan jumlah pasien yang melakukan isolasi mandiri ini angka pastinya belum diketahui. Berdasarkan temuan lapangan dan pengamatan yang dilakukankanya, Arzeti mencatat di Jabodetabek, Surabaya, dan Sidoarjo hampir semua yang positif, dengan gejala ringan diminta untuk isolasi mandiri.
"Meskipun pemerintah saat ini sedang memulai vaksinasi serempak, jangan sampai lengah sedikit pun. Situasi sekarang sedang genting. Pemerintah harus sigap dan tanggap. Jangan hanya fokus pada vaksinasi tetapi penanganan pasien dilupakan," kata Arzeti Bilbina.
Baca juga: Setelah Isolasi Mandiri 14 Hari, Penyitas COVID-19 Tak Berisiko Menularkan Virus Meski Test PCR Positif
(abd)