Nuning: Komjen Listyo Sigit Prabowo Penuhi Syarat Strategis sebagai Kapolri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo resmi diajukan sebagai calon kapolri tunggal oleh Presiden Jokowi ke DPR RI. Pilihan Jokowi ini pun dianggap tepat oleh berbagai jalangan.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo memenuhi syarat setrategis sebagai Kapolri. Sikap rendah hati dan mau mendengar akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan tugas sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
"Menurut saya Komjen Listiyo Sigit Prabowo memenuhi syarat strategis sebagai Bhayangkara 1. Sikap rendah hati dan pandai mendengar yang dimilikinya akan banyak bermanfaat dalam pelaksanaan tugasnya sebagai TB1 (Kapolri)," kata Susaningtyas Kertopati kepada SINDOnews, Rabu (13/1/2021). ( )
Terpilihnya Komjen Listyo Sigit Prabowo yang berlatar belakang agama Nasrani akan memiliki nilai plus di mata dunia, bahwa Indonesia bukan lah negara agama. "Indonesia dengan Kebhinekaan Tunggal Ika-nya serta toleransi yang tinggi memiliki Kapolri yang justru bukan dari agama mayoritas," katanya.
Menurut Nuning, sapaan akrabSusaningtyas Kertopati, hanya ada satu permasalahan dalam penunjukkan Komjen Listyo sebagai calon kapolri, yakni terkait masa pensiunnya yang masih panjang. Namun hal ini bisa diantisipasi ketika Listyo pandai merangkul senior dan juniornya.
Ia mengingatkan bahwa tugas kapolri ke depan semakin berat. Kapolri harus profesional dan mengikuti tren kejahatan atau gangguan keamanan, serta memahami hukum serta regulasi. "Kejahatan dan gangguan keamanan kian hari kian canggih dan terus dimodifikasi, termasuk kejahatan jalanan. Kapolri harus mengikuti perkembangan ini. ( )
Kapolri juga harus cepat tanggap terhadap fenomena yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terutama, kelompok-kelompok, baik kanan maupun kiri, yang ingin mengganti ideologi dan bentuk negara.
Kemudian yang perlu dilakukan kapolri baru adalah memahami ancaman keamanan dalam negeri serta efeknya hingga luar negeri, memahami lingkungan strategis teritorial seperti bahaya terorisme, radikalisme, narkoba, kejahatan jalanan/kriminalitas.
Selain itu, seiring dengan perkembangan internet of things (IoT), prioritas Kapolri berikutnya adalah memperkuat Keamanan siber (cyber security). "Saat ini, peretasan ke Infrastruktur kritis, pencurian data strategis, spionase, propaganda di media sosial, terorisme dan berbagai ancaman siber lainnya sudah berlangsung di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, banyak negara tengah merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman siber," katanya.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo memenuhi syarat setrategis sebagai Kapolri. Sikap rendah hati dan mau mendengar akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan tugas sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
"Menurut saya Komjen Listiyo Sigit Prabowo memenuhi syarat strategis sebagai Bhayangkara 1. Sikap rendah hati dan pandai mendengar yang dimilikinya akan banyak bermanfaat dalam pelaksanaan tugasnya sebagai TB1 (Kapolri)," kata Susaningtyas Kertopati kepada SINDOnews, Rabu (13/1/2021). ( )
Terpilihnya Komjen Listyo Sigit Prabowo yang berlatar belakang agama Nasrani akan memiliki nilai plus di mata dunia, bahwa Indonesia bukan lah negara agama. "Indonesia dengan Kebhinekaan Tunggal Ika-nya serta toleransi yang tinggi memiliki Kapolri yang justru bukan dari agama mayoritas," katanya.
Menurut Nuning, sapaan akrabSusaningtyas Kertopati, hanya ada satu permasalahan dalam penunjukkan Komjen Listyo sebagai calon kapolri, yakni terkait masa pensiunnya yang masih panjang. Namun hal ini bisa diantisipasi ketika Listyo pandai merangkul senior dan juniornya.
Ia mengingatkan bahwa tugas kapolri ke depan semakin berat. Kapolri harus profesional dan mengikuti tren kejahatan atau gangguan keamanan, serta memahami hukum serta regulasi. "Kejahatan dan gangguan keamanan kian hari kian canggih dan terus dimodifikasi, termasuk kejahatan jalanan. Kapolri harus mengikuti perkembangan ini. ( )
Kapolri juga harus cepat tanggap terhadap fenomena yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terutama, kelompok-kelompok, baik kanan maupun kiri, yang ingin mengganti ideologi dan bentuk negara.
Kemudian yang perlu dilakukan kapolri baru adalah memahami ancaman keamanan dalam negeri serta efeknya hingga luar negeri, memahami lingkungan strategis teritorial seperti bahaya terorisme, radikalisme, narkoba, kejahatan jalanan/kriminalitas.
Selain itu, seiring dengan perkembangan internet of things (IoT), prioritas Kapolri berikutnya adalah memperkuat Keamanan siber (cyber security). "Saat ini, peretasan ke Infrastruktur kritis, pencurian data strategis, spionase, propaganda di media sosial, terorisme dan berbagai ancaman siber lainnya sudah berlangsung di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, banyak negara tengah merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman siber," katanya.
(abd)