Melihat Operasi Pencarian Sriwijaya Air dari Udara, Begini Penampakannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - TNI Angkatan Udara (AU) sebagai bagian dari Basarnas ikut melakukan operasi pencarian penumpang dan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang sejak Sabtu 9 Januari 2021.
Dalam melakuan pencarian, TNI AU melakukan pemantauan dari udara di titik lokasi hilangnya pesawat dari radar.
TNI AU mengerahkan tiga armadanya, yakni helikopter NAS 332 Super Puma, helikopter EC 725 Caracal dan pesawat CN-295. Sedangkan Basarnas menyertakan helikopter berjenis AW 305.(Baca juga : Ini Sejumlah Barang yang Ditemukan Kopaska di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air )
Semua diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pantauan MNC Portal di lokasi, helikopter milik Basarnas yang pertama lepas landas meninggalkan Suma 1 Baseops Lanud Halim Perdanakusuma. Alutsista ini terbang pukul 07.00 WIB.
Tidak lama kemudian, Asops KSAU Marsda TNI Henri Alifiandi menaiki helikopter Caracal untuk melakukan peninjauan langsung. Sekitar pukul 09.30 WIB, giliran pesawat CN-295 yang lepas landas. Pesawat dipiloti Kapten Gilang S Pranajaya.
Dinas Penerangan (Dispen) TNI AU memberi tempat kepada 30 jurnalis untuk ikut melihat situasi terkini Perairan Kepulauan Seribu melalui pantauan udara. Posisi dalam pencarian, kata Gilang, berada di ketinggian 2.500 kaki di atas permukaan laut, dan jika belum menunjukkan hasil maka ketinggian bisa diturunkan hingga 500 kaki. Waktu yang ditempuh sekitar 1,5 jam. (Baca juga:Basarnas Berhasil Temukan Kepingan Pintu dan Potongan Mesin Turbin Pesawat Sriwijaya Air)
Selama di udara, pesawat beberapa kali melakukan manuver miring ke kiri. Jika ditotal, 10 hingga 15 kali pesawat berputar di antara Pulau Laki dan Pulau Lacang, Perairan Kepulauan Seribu.
Kondisi cuaca selama penerbangan tidak begitu mengganggu jalannya proses pencarian meski saat lepas landas sebagian langit Jakarta sempat tertutup awan. Mendekati lokasi, cuaca berangsur cerah.
Dari atas, puluhan kapal besar dan kapal cepat terlihat menyisir di luasnya lautan. Air laut yang membiru di beberapa titik tampak sedikit menghitam.
Petugas SAR TNI AU menduga penyebab air laut menghitam karena tumpahan bahan bakar pesawat Sriwijaya Air. Sejumlah benda yang tidak bisa teridentifikasi dari atas tampak mengapung di sekeliling kapal-kapal SAR.
Pesawat CN-295 yang ditumpangi para jurnalis kembali ke Lanud Halim Perdanakusuma menjelang tengah hari. "Kita sudah merekam data yang cukup untuk menunjang pencarian," ujar Gilang seusai pendaratan.
Proses pendaratan berjalan mulus tanpa gangguan tepat pada pukul 11.45 WIB.
Kepala Dispen TNI AU Marsma Indan Gilang Buldansyah mengatakan, ada tujuh personel TNI AU dikerahkan di dalam pesawat CN-295. Mulai dari kapten pilot hingga awak kabin.
Dalam melakuan pencarian, TNI AU melakukan pemantauan dari udara di titik lokasi hilangnya pesawat dari radar.
TNI AU mengerahkan tiga armadanya, yakni helikopter NAS 332 Super Puma, helikopter EC 725 Caracal dan pesawat CN-295. Sedangkan Basarnas menyertakan helikopter berjenis AW 305.(Baca juga : Ini Sejumlah Barang yang Ditemukan Kopaska di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air )
Semua diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pantauan MNC Portal di lokasi, helikopter milik Basarnas yang pertama lepas landas meninggalkan Suma 1 Baseops Lanud Halim Perdanakusuma. Alutsista ini terbang pukul 07.00 WIB.
Tidak lama kemudian, Asops KSAU Marsda TNI Henri Alifiandi menaiki helikopter Caracal untuk melakukan peninjauan langsung. Sekitar pukul 09.30 WIB, giliran pesawat CN-295 yang lepas landas. Pesawat dipiloti Kapten Gilang S Pranajaya.
Dinas Penerangan (Dispen) TNI AU memberi tempat kepada 30 jurnalis untuk ikut melihat situasi terkini Perairan Kepulauan Seribu melalui pantauan udara. Posisi dalam pencarian, kata Gilang, berada di ketinggian 2.500 kaki di atas permukaan laut, dan jika belum menunjukkan hasil maka ketinggian bisa diturunkan hingga 500 kaki. Waktu yang ditempuh sekitar 1,5 jam. (Baca juga:Basarnas Berhasil Temukan Kepingan Pintu dan Potongan Mesin Turbin Pesawat Sriwijaya Air)
Selama di udara, pesawat beberapa kali melakukan manuver miring ke kiri. Jika ditotal, 10 hingga 15 kali pesawat berputar di antara Pulau Laki dan Pulau Lacang, Perairan Kepulauan Seribu.
Kondisi cuaca selama penerbangan tidak begitu mengganggu jalannya proses pencarian meski saat lepas landas sebagian langit Jakarta sempat tertutup awan. Mendekati lokasi, cuaca berangsur cerah.
Dari atas, puluhan kapal besar dan kapal cepat terlihat menyisir di luasnya lautan. Air laut yang membiru di beberapa titik tampak sedikit menghitam.
Petugas SAR TNI AU menduga penyebab air laut menghitam karena tumpahan bahan bakar pesawat Sriwijaya Air. Sejumlah benda yang tidak bisa teridentifikasi dari atas tampak mengapung di sekeliling kapal-kapal SAR.
Pesawat CN-295 yang ditumpangi para jurnalis kembali ke Lanud Halim Perdanakusuma menjelang tengah hari. "Kita sudah merekam data yang cukup untuk menunjang pencarian," ujar Gilang seusai pendaratan.
Proses pendaratan berjalan mulus tanpa gangguan tepat pada pukul 11.45 WIB.
Kepala Dispen TNI AU Marsma Indan Gilang Buldansyah mengatakan, ada tujuh personel TNI AU dikerahkan di dalam pesawat CN-295. Mulai dari kapten pilot hingga awak kabin.
(dam)