Youtube Hapus Video Kegiatan Orientasi CPNS Kemkominfo

Jum'at, 08 Januari 2021 - 15:38 WIB
loading...
Youtube Hapus Video Kegiatan Orientasi CPNS Kemkominfo
Video kegiatan orientasi CPNS Kemkominfo yang menghadirkan Ali Imron langsung dihapus youtube. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Sebuah video yang diunggah saluran resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi ( Kemkominfo ) pada Jumat (8/1/2021) dihapus youtube . Video tersebut menayangkan acara orientasi calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang menghadirkan sejumlah narasumber, salah satunya Ali Imron.

Beberapa jam setelah orientasi daring CPNS itu, YouTube langsung men-take down video tersebut secara keseluruhan. Video orientasi bertema Kominfo #AksiToleransi, "Menjaga Atmosfer Toleransi Orientasi CPNS Kominfo 2021" tersebut tidak bisa lagi diakses. Hanya terpampang tulisan" video tidak tersedia". Padahal, banyak para pakar yang menyampaikan pandangan dan berbicara dalam acara ini.

(Baca: Dinilai Langgar Aturan, Twitter Suspend Akun FPI)

Ali Imron merupakan satu dari trio bomber bersaudara dalam kasus Bom Bali , bersama Amrozi dan Ali Ghufron. Sementara dua saudaranya telah dieksekusi mati, Ali Imron masih menjalani hukuman penjara seumur hidup. Ali Imron memang mengaku sudah taubat, bahkan kerap menjadi corong pemerintah dalam upaya deradikalisasi melalui kegiatan-kegiatan seminar.

Sebelum dihapus, dalam video tersebut Ali Imron menjawab sejumlah pertanyaan dari para CPNS seputar terorisme. Misalnya, soal isu penggunaan kotak amal dan narkoba sebagai sumber pendanaan aksi teror di Indonesia.

"Masalah pendanaan yang kemudian pada beberapa bulan ini pihak kepolisian menemukan kotak-kotak amal yang diduga sebagai sumber pendanaan itu baru sekarang ini. Itu teroris memalukan, kenapa memunguti dari kotak amal," ungkap Ali menjawab pertanyaan salah satu peserta orientasi dari CPNS Kemenkominfo itu.

(Baca: Tak Ada Teriakan Takbir, Ustad Abu Bakar Ba'asyir Tiba Setelah 8 Jam Perjalanan Darat)

Lebih lanjut, Ali Imron menyampaikan ada beberapa hal yang perlu dikoreksi tentang tudingan adanya aksi teroris yang dibiayai dari kotak amal.

"Disini saya koreksi, ketika kita nyebarkan kotak amal ini, saya kira kita semua tahu ini kan kotak amal niatnya baik buat kepentingan umum. Nah sekarang ada teroris nyebarkan kotak amat. Jelas itu teroris memalukan," kata Ali.

Ali mengenang saat sebelum melakukan aksi bom di Bali, pihaknya mendapatkan dana dari Alqaeda sebesar 30 ribu USD.

"Pendaanaan kami saat itu adalah uang saku, kemudian dari orang-orang yang membantu dari dalam maupun luar negeri sebesar 30 ribu USD, itu oleh Alqaeda dialokasikan untuk aksi jihad di Asia Tenggara," katanya.

(Baca: Abu Bakar Ba'asyir Dua Kali Dibui di Era SBY, Bebas di Masa Jokowi)

Kemudian, Ali juga menanggapi tentang pengungkapkan kasus narkoba yang terjadi di Petamburan, Jakarta, yang kemudian oleh pihak kepolisian diduga akan digunakan sebagai sumber pendanaan teroris.

"Penemuan narkoba untuk pendanaan aksi teror, itu teroris eyel-eyel. Pendanaan teorirs seluruh dunia semua, sebetulnya dari orang-orang yang sama sepemikiran, di Arab banyak orang kaya. Ketika jihad di Afghanistan juga sama," katanya.

Maka dari itu, menurut Ali, sangat tepat jika rekening-rekening organisasi yang terindikasi ke organisasi teroris dilakukan pembekuan.

"Ada pembekuan terhadap rekening teroris itu benar, karena pendanaan itu dari orang-orang. Nah kalau ada kasus narkoba sebagai sumber pendanaan, ini teroris eyel-eyel atau abal-abal. Teroris mengharamkan narkoba. Teroris abal-abal itu, teroris yang menghalalkan segala cara, nggak ada itu teroris menggunakan narkoba sebagai sumber pendanaannya," ungkapnya.

(Baca: Dipenjara Bareng Teroris, Penjagaan Habib Rizieq Tak Seketat Ali Imron)

Dalam kesempatan itu, Ali juga berpesan, kepada siapa saja yang sudah terpapar radikalisme, terorisme yang berafiliasi dengan Alqaeda, Jama'ah Islamiyah hingga ISIS, untuk mencari kebenaran dari Alquran.

"Ayo cari kebenaran bukan pembenaran. Kalau cari kebenaran itu yakin tidak akan ada aksi teror. Tapi kalau cari pembenaran, Alquran digunakan sesuai keinginan mereka, tidak akan dipakai jika tidak sesuai keinginannya," ungkapnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2141 seconds (0.1#10.140)