Partisipasi 76%, DPR Sebut Pelaksanaan Pilkada Berhasil
loading...
A
A
A
Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan survei nasional ini dilakukan dengan metode wawancara per telepon terhadap 1200 responden yang dipilih secara acak (random) pada 9-12 Desember 2020. Margin of error survei diperkirakan +/-2.9%.
Menurut Saidiman, partisipasi yang tinggi dalam pilkada ini konsisten dengan hasil survei sebelumnya yang menunjukkan bahwa publik tetap ingin punya kepala daerah yang mereka pilih secara langsung meski ada covid-19.
Terungkap pula bahwa tingkat partisiapsi warga desa lebih tinggi daripada warga kota. Di desa, 80% warga mengikuti pilkada, sementara hanya 71% warga perkotaan yang melakukannya.
Bila dilihat tingkat pendidikan, kalangan yang paling rendah tingkat partisipasinya adalah lulusan perguruan tinggi. Hanya sekitar 54% warga berpendidikan tinggi ikut memilih, sementara 88% warga berpendidikan SMP dan 85% warga berpendidikan SMA ikut memilih.
Perbedaan antara kelompok umur tidak terlalu mencolok. Tingkat partisipasi paling rendah ditemukan di kalangan mereka yang berusia di bawah 25 tahun (70%), dan yang tertinggi adalah kelompok usia 41-55 tahun (79%).
Faktor yang mempengaruhi secara signifikan adalah kekhawatiran tertular covid 19. Partisipasi dalam pilkada di kalangan yang mengaku sangat khawatir tertular virus korono hanyalah 66%, sementara partisipasi di kalangan yang kurang/tidak khawatir mencapai 87%.
Menurut Saidiman, partisipasi yang tinggi dalam pilkada ini konsisten dengan hasil survei sebelumnya yang menunjukkan bahwa publik tetap ingin punya kepala daerah yang mereka pilih secara langsung meski ada covid-19.
Terungkap pula bahwa tingkat partisiapsi warga desa lebih tinggi daripada warga kota. Di desa, 80% warga mengikuti pilkada, sementara hanya 71% warga perkotaan yang melakukannya.
Bila dilihat tingkat pendidikan, kalangan yang paling rendah tingkat partisipasinya adalah lulusan perguruan tinggi. Hanya sekitar 54% warga berpendidikan tinggi ikut memilih, sementara 88% warga berpendidikan SMP dan 85% warga berpendidikan SMA ikut memilih.
Perbedaan antara kelompok umur tidak terlalu mencolok. Tingkat partisipasi paling rendah ditemukan di kalangan mereka yang berusia di bawah 25 tahun (70%), dan yang tertinggi adalah kelompok usia 41-55 tahun (79%).
Faktor yang mempengaruhi secara signifikan adalah kekhawatiran tertular covid 19. Partisipasi dalam pilkada di kalangan yang mengaku sangat khawatir tertular virus korono hanyalah 66%, sementara partisipasi di kalangan yang kurang/tidak khawatir mencapai 87%.
(maf)