Kabinet Rekonsiliasi Menjadi Jalan Pedang untuk Prabowo-Puan atau Ganjar-Sandi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih empat tahun lagi. Tetapi suhu politik menuju perhelatan tersebut sudah mulai menghangat. Peluang dan momentum mulai dimanfaatkan untuk merebut simpati publik, salah satunya reshuffle kabinet .
Direktur Eksekutif Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab mengatakan masuknya Sandiaga Uno dalam Kabinet Indonesia Maju jilid II membuka peluang besar baginya untuk dipilih menjadi kandidat capres atau cawpres 2024 mendatang.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Menurutnya, mantan kontestan Pilpres 2019 itu berpotensi diduetkan dengan tokoh lainnya semisal dua kader PDIP, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani atau Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atau Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Potensi yang dimiliki Sandi membuat dirinya seperti magnet yang akan menarik siapa saja. Tapi aku membacanya untuk menjadi orang kedua (cawapres)," ujar Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Kamis (24/12/2020).
(Baca: Sandi dan Risma Masuk Kabinet, Bakal Muncul Perang Bintang Menuju 2024)
Analis sosial politik asal UIN Jakarta itu berpandangan, potensi yang dimiliki "Papa Online" bisa saja menggusur ketum umumnya di Gerindra, Prabowo Subianto sebagai kandidat dari partai. "Bisa saja yang dicalonkan dari Partai Gerindra adalah Sandiaga bukan Prabowo," terangnya.
Melihat potensi itu pula, Fadhli menilai Sandiaga sangat berpeluang diduetkan dengan Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo. Elektabilutas Ganjar dan faktor kedekatan PDIP-Gerindra menjadi musabab hal itu mungkin terjadi. "Jika Elektabilitas Ganjar terus meningkat, bukan tidak mungkin duet Ganjar-Sandi akan terjadi di Pilpres mendatang."
Lebih lanjut, Fadhli mengatakan berbagai kemungkinan masih bisa terjadi menjelang Pilpres 2024. Puan Maharani yang digadang-gadang bakal kandidat kuat juga memiliki potensi yang sama. Dengan begitu, ia melihat, fenomena kabinet rekonsiliatif yang menampilkan dua konstestan Pilpres 2019 di barisan pemerintahan Jokowi bisa menjadi 'jalan pedang' bagi duet Prabowo-Puan atau Ganjar-Sandi.
(Baca: Reshuffle Kabinet, Jokowi Munculkan Banyak Kandidat di Pilpres 2024)
Menurut Fadhli, jalan pedang artinya baik duet Prabowo-Puan atau Ganjar-Sandi harus bersusah payah meyakinkan simpati publik. Karena tiket pilpres 2024 tampaknya cukup berliku bagi duet Prabowo-Puan atau Ganjar-Sandi. Mereka harus meyakinkan dukungan dari internal maupun eksternal masing-masing.
"Dinamika politik hari ini (reshuffle kabinet rekonsiliatif) bisa jadi cerminan realita politik kedepan. Jika tidak ada aral melintang, peluang tokoh muda seperti Ganjar-Sandi tampaknya sangat terbentang luas," pungkasnya.
Direktur Eksekutif Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab mengatakan masuknya Sandiaga Uno dalam Kabinet Indonesia Maju jilid II membuka peluang besar baginya untuk dipilih menjadi kandidat capres atau cawpres 2024 mendatang.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Menurutnya, mantan kontestan Pilpres 2019 itu berpotensi diduetkan dengan tokoh lainnya semisal dua kader PDIP, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani atau Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atau Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Potensi yang dimiliki Sandi membuat dirinya seperti magnet yang akan menarik siapa saja. Tapi aku membacanya untuk menjadi orang kedua (cawapres)," ujar Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Kamis (24/12/2020).
(Baca: Sandi dan Risma Masuk Kabinet, Bakal Muncul Perang Bintang Menuju 2024)
Analis sosial politik asal UIN Jakarta itu berpandangan, potensi yang dimiliki "Papa Online" bisa saja menggusur ketum umumnya di Gerindra, Prabowo Subianto sebagai kandidat dari partai. "Bisa saja yang dicalonkan dari Partai Gerindra adalah Sandiaga bukan Prabowo," terangnya.
Melihat potensi itu pula, Fadhli menilai Sandiaga sangat berpeluang diduetkan dengan Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo. Elektabilutas Ganjar dan faktor kedekatan PDIP-Gerindra menjadi musabab hal itu mungkin terjadi. "Jika Elektabilitas Ganjar terus meningkat, bukan tidak mungkin duet Ganjar-Sandi akan terjadi di Pilpres mendatang."
Lebih lanjut, Fadhli mengatakan berbagai kemungkinan masih bisa terjadi menjelang Pilpres 2024. Puan Maharani yang digadang-gadang bakal kandidat kuat juga memiliki potensi yang sama. Dengan begitu, ia melihat, fenomena kabinet rekonsiliatif yang menampilkan dua konstestan Pilpres 2019 di barisan pemerintahan Jokowi bisa menjadi 'jalan pedang' bagi duet Prabowo-Puan atau Ganjar-Sandi.
(Baca: Reshuffle Kabinet, Jokowi Munculkan Banyak Kandidat di Pilpres 2024)
Menurut Fadhli, jalan pedang artinya baik duet Prabowo-Puan atau Ganjar-Sandi harus bersusah payah meyakinkan simpati publik. Karena tiket pilpres 2024 tampaknya cukup berliku bagi duet Prabowo-Puan atau Ganjar-Sandi. Mereka harus meyakinkan dukungan dari internal maupun eksternal masing-masing.
"Dinamika politik hari ini (reshuffle kabinet rekonsiliatif) bisa jadi cerminan realita politik kedepan. Jika tidak ada aral melintang, peluang tokoh muda seperti Ganjar-Sandi tampaknya sangat terbentang luas," pungkasnya.
(muh)