Risma, Birokrat Ulung yang Dipercaya Jokowi Jadi Menteri Sosial

Selasa, 22 Desember 2020 - 17:23 WIB
loading...
Risma, Birokrat Ulung yang Dipercaya Jokowi Jadi Menteri Sosial
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang kini ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
JAKARTA - Kado Hari Ibu begitu istimewa diterima oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang kini menjadi Menteri Sosial (Mensos). Jejak perempuan yang biasa disapa Risma ini dalam membangun Kota Pahlawan begitu mengkilap.

Kediri, Jawa Timur, 20 November 1961 ini merupakan birokrat ulung. Dia meniti karier dari bawah ketika pertama kali lulus kuliah dari jurusan Arsitek Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Berbekal kemampuannya sebagai arsitek, anak pasangan M Chuzuzaini dan Siti Muajiatun menjadi PNS di Dinas Tata Ruang dan Tata Guna Tanah. Dia bekerja tak kenal waktu dan rajin serta menuntunnya untuk naik jabatan sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko Surabaya pada1997-2000.

Kerja kerasnya pun mulai dilirik dan diangkat menjadi Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Disbang pada 2001. Kesukaannya pada tata ruang pun membawanya mencintai tanaman. Berbagai konsep dan desain tanaman menjadi ruang baru baginya ketika promosi jabatan menjadi Kepala Cabang Dinas Pertamanan di tahun yang sama.

Setahun di bagian pertamanan, Risma ditarik menjadi Kepala Bagian Bina Bangunan pada 2002. Serta pada 2005 promosi lagi menjadi Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan.

Seperti menemukan mutiara, Wali Kota Surabaya Waktu itu Bambang Dwi Hartono melihat potensi besar Risma. Pada 2010, ia diangkat menjadi pejabat eselon II ketika dengan menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Di bidang ini lah, Risma mulai menancapkan popularitasnya. Sejak dulu, Risma suka untuk bekerja di jalanan. Selepas subuh, saat menjadi Kepala Dinas Kebersihan ia sudah menyiram taman dan membersihkan sampah di jalan protokol.

Berbagai jenis tanaman baru menghiasi Surabaya, menambah ruang terbuka hijau (RTH) dan menambah jutaan pohon baru. Popularitasnya terus mengkilap, mengalahkan kader-kader PDIP yang menunggu antrean menjadi wali kota.

Kejutan pun terjadi ketika 2010 partai berlambang banteng itu mencalonkan dirinya dalam Pilkada. Ia mendampingi Bambang DH yang waktu itu rela untuk menjadi orang nomor dua di Surabaya.

Risma pun menang mutlak serta meneruskan tradisi Surabaya sebagai kandang banteng. Termasuk pencalonannya yang kedua pada 2015 ketika didampingi oleh Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Wardhana.( )

Di rumahnya, Risma tetaplah ibu yang penyayang. Ia menikah dengan Ir. Djoko Saptoadji dan dikaruniai dua anak yakni Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni Saptoadji.

Menjadi ASN sudah lama diidamkan ketika melihat ayahnya berkerja sebagai ASN di kantor pajak. Risma menghabiskan masa kecilnya sekolah di SD Negeri Kediri. Di tingkat SMP, dia melanjutkan ke Surabaya serta belajar di SMP Negeri 10 Surabaya.

Ada cerita unik ketika Risma harus berperang melawan penyait asma. Ketika melanjutkan pendidikan di SMA 5, Risma mengikuti cabang olahraga lari untuk mengantisipasi penyakit asma yang dia derita.

Risma memiliki dua keuntungan untuk dirinya sendiri. Selain sehat dari Asma, dia pun menjadi pelari andalan Kota Surabaya. Setelah lulus SMA, Risma memilih untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, ia mengambil S1 jurusan arsitek di ITS dan melanjutkan S2 jurusan Managemen Pembangunan Kota di ITS juga.

Ketika menjabat sebagai wali kota, berbagai penghargaan terus diterima Risma. Baik itu skala nasional maupun internasional. Risma pun masih sering untuk melihat langsung proyek pembangunan kota. Memberikan masukan jembatan. Membangun ratusan jembatan baru serta 450 lebih taman di Surabaya.

Tidak Mengejutkan

Penunjukkan Risma menjadi Mensos memang tidak mengejutkan. Banyak pihak yang memprediksi dirinya akan menjadi pengganti Juliari P Batubara yang tersandung kasus korupsi. Risma dan Juliari sama-sama berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).( )

Nama Risma mulai semakin dikenal publik setelah berani menutup lokalisasi Gang Dolly, tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara yang terletak di permukiman Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Perempuan berjilbab itu dikenal tegas. Risma juga acapkali mengamuk. Dia pernah marah-marah saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Surabaya karena mempermasalahkan perihal software e-KTP yang tidak beroperasi secara benar.

Risma juga pernah memarahi PNS yang sedang bergulat saat upacara. Dia juga pernah marah saat mendapati Kantor Kecamatan Tandes dalam kondisi kotor. Alhasil, Camat dan petugas jaga kena semprot. Risma juga pernah marah-marah ke para demonstran penolak UU Omnibus Law Cipta Kerja yang merusak sejumlah fasilitas di Kota Surabaya.

(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1629 seconds (0.1#10.140)