Jaga Persatuan dengan Perkuat Toleransi dan Saling Menghormati

Minggu, 20 Desember 2020 - 13:58 WIB
loading...
Jaga Persatuan dengan Perkuat Toleransi dan Saling Menghormati
Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Khariri Makmun. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kultur keberagaman di Indonesia sejatinya sudah dibangun dengan membangun suatu budaya dakwah Nusantara. Di Indonesia sebetulnya hampir semua tokoh-tokoh agama menjaga kultur perdamaian.

Saling toleransi dan menghormati dengan budaya yang sudah dibangun dalam beragama bisa tetap menjaga persatuan kebangsaan dan kenegaraan.

Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Khariri Makmun mengakui belakangan ini muncul kelompok-kelompok yang mereka agak eksklusif yang sebenarnya wajar saja.

Menurut dia, dimana saja, di negara lain akan muncul kelompok-kelompok yang punya sifat eksklusif, cara berfikir yang berbeda dengan yang lain.

”Biasanya gerakan-gerakan semacam ini muncul karena faktor-faktor di luar agama itu sendiri. Dipicu hal-hal diluar perspektif persoalan agama, bisa jadi karena persoalan politik. Kalau saya lihat seperti itu,” kata Khariri di Jakarta, Jumat 18 Desember 2020.

Namun, menurut pria yang pernah menjadi Rais Syuriah nahdlatul Ulama (NU) di Jepang pada tahun 2004-2006 ini mengatakan tidak boleh juga jika eksklusivitas ini dibiarkan.( )

Jika nantinya semakin membesar dan liar, kata dia, bisa menimbulkan instabilitas. Masyarakat bangsa ini tidak ingin Indonesia menjadi seperti negara-negara di Timur Tengah seperti Irak, Libya, Yaman ataupun Suriah.

”Itu mereka semuanya hancur karena sikap keagamaan yang eksklusif dan dibiarkan hingga tidak bisa dikendalikan oleh kelompok moderatnya sendiri. Oleh karena itu, harus ada kekuatan-kekuatan moderat yang mampu meredam sikap-sikap eksklusif yang selama ini berkembang di Indonesia,” tuturnya.

Dia menjelaskan, sebetulnya di dalam Alquran ada ayat seperti ”wa`tasimu bihablillahi jami`an wala tafarraqu” yang artinya ”mari kita berpegang pada tali Allah, jangan kita berpecah belah”.

”Maka kalau kita sudah bersatu di dalam NKRI, ini sebetulnya kita sudah diikat oleh tali Allah dan dihubungkan sebenarnya. Maka jangan sampai persatuan ini dicederai, apalagi oleh ambisi-ambisi politik,” ucapnya.( )

Peraih gelar Master dari Universitas Ulum Islamiyah Wal Arabiyah Damaskus, Syria ini juga menyebut jika dikaitkan dalam ayat Alquran yang lain. Dalam surat Al Baqarah, Nabi Ibrahim berdoa ”a-idz qaala ibrahimu rabbi ijal hdzaa albalada amina” yang artinya nabi Ibrahim memohon ”Ya Allah jadikan negara ini balada amina, negara yang aman”.

”Maka yang dimaksud negara aman itu karena masing-masing bisa menjaga kesatuan dan persatuan, melindungi itu. Tapi kalau negara ini tidak aman, itu sudah pasti ada perpecahan di sana. Jadi ada korelasi sebetulnya, para nabi itu semua ingin menjaga stabilitas, mereka ingin agar kondisi yang sudah baik jangan sampai dihancurkan,” tutur Khariri.

Khariri menyampaikan agar jangan sampai hal-hal yang terjadi saat ini memicu persoalan-persoalan baru. Masalah Indonesia sudah demikian banyak dan menumpuk, jangan sampai ditambah persoalan-persoalan yang tidak esensial.

”Kalau hanya perbedan politik, perbedaan cara pandang kita memilih pemimpin, atau kita tidak suka dengan kekuatan politik tertentu, itu tentunya tidak harus dengan cara kita merusak perdamaian atau merusak persatuan,” tuturnya.

Dia mengajak seluruh masyarakat menjaga persatuan agar masyarakat hidup damai di negeri ini. Pemerintah juga harus fokus menegakkan hukum.”Tapi kalau diberi waktu ternyata mereka masih tidak berubah maka hukum harus ditegakkan. Pemerintah perlu untuk bersikap tegas kalau memang itu diperlukan dan saya kira masyarakat juga akan mendukungnya. Jadi siapa yang salah, itu ditindak tegas, selesai urusannya,” tuturnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)