Dakwah yang Santun dan Menyentuh Bisa Bikin Tenang Masyarakat

Kamis, 17 Desember 2020 - 23:30 WIB
loading...
Dakwah yang Santun dan...
Guru Besar Bidang Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Achmad Mubarok. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Indonesia baru saja memperingati Hari Nusantara yang merupakan bentuk penghargaan atas Deklarasi Djuanda yang kembali menyatukan wilayah dan lautan Nusantara dalam kesatuan yang utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Berbicara mengenai paradigma Nusantara tentu bukan hanya persoalan politik, tetapi juga dinilai penting dalam berdakwah saat ini.

Dakwah harus mampu membingkai kenusantaraan dalam budaya dan lokalitas yang ada sehingga terbentuk moderasi beragama yang semakin menguatkan persatuan.

Menurut Guru Besar Bidang Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Achmad Mubarok, dengan dakwah yang santun dan bisa menyentuh masyarakat, sejatinya para ulama dan pemuka agama dapat membuat masyarakat menjadi lebih bisa tenang.

”Sebaiknya dakwah-dakwah seperti ini yang didukung oleh pemerintah, jangan menghadapi dakwah-dakwah semacam ini dengan cara-cara intimidasi. Sepanjang ulama yang menyampaikan dan isi dakwahnya tidak membahayakan keamanan negara maka biarkan saja,” katanya, di Jakarta, Rabu 16 Desember 2020.

( )

Dia meyayangkan jika ada pihak-pihak yang berusaha membenturkan ulama dengan aparat. Menurut dia, jika hal semacam ini dihadapi dengan manuver militer malah bisa membuat perlawanan semakin kuat yang bisa berujung terpecah belah.

”Jangan sampai di masyarakat muncul anggapan bahwa agama dizalimi, ulama dikriminalisasi dan segala macam. Harus dijelaskan siapa yang pegang kendali saat ini, Presiden memberi contoh dan arahan kepada bawahannya,” kata anggota MPR periode 1999-2004 ini.

( )

Achmad menyebut dirinya sesungguhnya orang yang secara ideologis beraliran nasionalis religius sama dengan Nahdlatul Ulama (NU). Dia mengharapkan pemerintah melalui kebijakannya memberikan contoh yang tegas dan jelas jangan malah membingungkan dan menjadi perdebatan di masyarakat.

”Harusnya kita berhenti saling curiga untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa ini. Jangan seperti kemarin salah satu menteri membuat statement mencurigai penghafal Quran, ini kan malah membuat para ulama bingung,” tuturnya.

Achmad mengakui prihatin dengan kondisi saat ini. Ulama yang sering menyuarakan dukungan kepada pemerintah malah dianggap antek-antek pemerintah. Bahkan menurut dia, saat ini semua langkah pemerintah menjadi dicurigai.

”Mari kita berhenti saling mencurigai, sudah saatnya kita saling merangkul antar sesama anak bangsa. Misalnya kemarin seperti kasus yang akhir-akhir ini, pemerintah sebaiknya menemuinya atau bahkan merangkulnya. Jangan malah dihadap-hadapkan dengan aparat,” tuturnya.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2055 seconds (0.1#10.140)