Diplomat Jerman Datangi Markas FPI, Pengamat: Itu Sudah Biasa untuk Himpun Informasi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Arry Bainus mengatakan viralnya foto mobil diplomat Jerman datang ke Markas FPI tidak perlu ditanggapi berlebihan. Sebab itu sudah biasa dilakukan diplomat di semua negara untuk menghimpun informasi secara langsung.
(Baca juga : Kembalinya Khabib Nurmagomedov Disambut Gembira Bos UFC Dana White )
"Jangan terlalu lebai, mencermatinya. Menurut saya itu hal biasa saja. Karena seorang diplomat itu kan bisa saja dia silaturahmi dengan siapa saja. Karena salah satu fungsi diplomasi adalah, dia harus melaporkan kepada negaranya tentang kejadian yang terjadi di suatu tempat," jelas Arry, Minggu (20/12/2020).
(Baca: Benarkan Diplomat Jerman Kunjungi Markas FPI, Kemlu: Kami Menunggu Penjelasan)
Mandiri Arry, wajar saja kalau seorang diplomat mencari informasi. Jangan dianggap kedatangan ke sekitar Markas FPI adalah sebuah intervensi. Apalagi tidak ada bukti memberi dana atau lainnya.
"Lah wong dia enggak memberi dana atau lainnya, kalaupun memberi dana dan kalau bukan untuk hal terlarang, juga sah saja. Kecuali kalau FPI sudah dianggap terlarang atau teroris, itu boleh. Tapi pemerintah kan belum mengatakan FPI terlarang, atau menjadi organisasi terosris, ya itu normal aja," beber Arry.
(Baca: Puan Tegaskan Indonesia Tak Akan Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel)
Menurut dia, diplomat Indonesia juga sering seperti itu, misalnya menjamu tamu untuk kepentingan diplomasi tertentu. Datang ke LSM atau organisasi di luar negeri, sepanjang organisasi itu bukan terlarang. Hal itu biasa saja dilakukan. "Cuman ini kan masalahnya isi sensitif, karena dengan FPI," tegas dia.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Menurut dia, Kemlu bisa saja melakukan klarifikasi kepada Kemenlu Jerman secara normal, sehingga isu ini tidak berkembang kemanapun. "Tidak perlu ada persona nongrata. Tidak perlu sampai ke sana. Secara hubungan antara negara juga tidak ada persoalan,” imbuh dia.
(Baca juga : Kembalinya Khabib Nurmagomedov Disambut Gembira Bos UFC Dana White )
"Jangan terlalu lebai, mencermatinya. Menurut saya itu hal biasa saja. Karena seorang diplomat itu kan bisa saja dia silaturahmi dengan siapa saja. Karena salah satu fungsi diplomasi adalah, dia harus melaporkan kepada negaranya tentang kejadian yang terjadi di suatu tempat," jelas Arry, Minggu (20/12/2020).
(Baca: Benarkan Diplomat Jerman Kunjungi Markas FPI, Kemlu: Kami Menunggu Penjelasan)
Mandiri Arry, wajar saja kalau seorang diplomat mencari informasi. Jangan dianggap kedatangan ke sekitar Markas FPI adalah sebuah intervensi. Apalagi tidak ada bukti memberi dana atau lainnya.
"Lah wong dia enggak memberi dana atau lainnya, kalaupun memberi dana dan kalau bukan untuk hal terlarang, juga sah saja. Kecuali kalau FPI sudah dianggap terlarang atau teroris, itu boleh. Tapi pemerintah kan belum mengatakan FPI terlarang, atau menjadi organisasi terosris, ya itu normal aja," beber Arry.
(Baca: Puan Tegaskan Indonesia Tak Akan Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel)
Menurut dia, diplomat Indonesia juga sering seperti itu, misalnya menjamu tamu untuk kepentingan diplomasi tertentu. Datang ke LSM atau organisasi di luar negeri, sepanjang organisasi itu bukan terlarang. Hal itu biasa saja dilakukan. "Cuman ini kan masalahnya isi sensitif, karena dengan FPI," tegas dia.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Menurut dia, Kemlu bisa saja melakukan klarifikasi kepada Kemenlu Jerman secara normal, sehingga isu ini tidak berkembang kemanapun. "Tidak perlu ada persona nongrata. Tidak perlu sampai ke sana. Secara hubungan antara negara juga tidak ada persoalan,” imbuh dia.
(muh)