Punya Chemistry dengan Koalisi Jokowi, PAN Lebih Berpeluang Masuk Kabinet
loading...
A
A
A
JAKARTA - Desakan perombakan Kabinet Indonesia Maju semakin kencang berembus setelah dua menteri yakni Edhy Prabowo dan Juliari Batubara ditangkap KPK. Partai yang ada di luar pemerintahan seperti Partai Amanat Nasional (PAN) lebih berpeluang tempatkan kader di Kabinet.
(Baca juga : Rahasia Hidup Berkah, Ternyata Rasulullah SAW Tidur Sehari 3 Kali )
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai, terkait reshuffle kabinet ini segala kemungkinan bisa saja terjadi tergantung tujuan yang akan dicapai pemerintahan Jokowi ke depan.
(Baca juga : PAN Berpeluang Gabung Pemerintah, Demokrat Agak Berat karena Terbentur PDIP )
Menurut Fadhli, jika Presiden Jokowi hendak menjaga stabilitas nasional, reshuffle akan bersifat lebih pragmatis. Artinya, presiden akan lebih mengakomodasi kader partai ketimbang profesional. Termasuk menarik kader parpol oposisi.
"Kalau melihat target stabilitas, tidak menutup kemungkinan kader parpol oposisi akan mengisi kursi menteri dalam reshuffle ini," kata Fadhli kepada SINDOnews, Sabtu (19/12/2020).
( ).
Analis politik asal UIN Jakarta itu berpendapat, sejumlah nama paling berpeluang masuk kabinet di antara kader parpol oposisi, bisa dari PAN atau Partai Demokrat.Kedua parpol ini terbilang lebih memiliki peluang ketimbang PKS yang sejak awal menyatakan sikap tegas sebagai parpol oposisi.
"Tetapi lebih besar peluang kader PAN masuk kabinet. Aku pikir PAN lebih memiliki chemistry cukup baik tidak hanya dengan Presiden Jokowi tetapi juga dengan parpol koalisi pemerintah," terangnya.
( ).
(Baca juga : Rahasia Hidup Berkah, Ternyata Rasulullah SAW Tidur Sehari 3 Kali )
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai, terkait reshuffle kabinet ini segala kemungkinan bisa saja terjadi tergantung tujuan yang akan dicapai pemerintahan Jokowi ke depan.
(Baca juga : PAN Berpeluang Gabung Pemerintah, Demokrat Agak Berat karena Terbentur PDIP )
Menurut Fadhli, jika Presiden Jokowi hendak menjaga stabilitas nasional, reshuffle akan bersifat lebih pragmatis. Artinya, presiden akan lebih mengakomodasi kader partai ketimbang profesional. Termasuk menarik kader parpol oposisi.
"Kalau melihat target stabilitas, tidak menutup kemungkinan kader parpol oposisi akan mengisi kursi menteri dalam reshuffle ini," kata Fadhli kepada SINDOnews, Sabtu (19/12/2020).
( ).
Analis politik asal UIN Jakarta itu berpendapat, sejumlah nama paling berpeluang masuk kabinet di antara kader parpol oposisi, bisa dari PAN atau Partai Demokrat.Kedua parpol ini terbilang lebih memiliki peluang ketimbang PKS yang sejak awal menyatakan sikap tegas sebagai parpol oposisi.
"Tetapi lebih besar peluang kader PAN masuk kabinet. Aku pikir PAN lebih memiliki chemistry cukup baik tidak hanya dengan Presiden Jokowi tetapi juga dengan parpol koalisi pemerintah," terangnya.
( ).