Nakhoda Menatap Laut, Buku Autobiografi Syarief Hasan yang Ditulis 6 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan meluncurkan sebuah buku biografi berjudul 'Nakhoda Menatap Laut'. Buku ini mengungkap fakta sejarah selama dirinya menggeluti karir politik.
Buku setebal 594 halaman dengan 15 bab itu ditulis dalam kurun waktu cukup.panjang selama 6 tahun, sejak dirinya masih menjabat menteri UKM hingga menjadi Wakil Ketua MPR.
Buku berjenis autobiografi ini mengulas sejarah Syarief mulai kilas kisah orang tuanya, Muhammad Hasan di era KNIl, NICA pada 1946, perjalanan Syarief ketika memasuki dunia politik dan memilih bergabung dengan Partai Demokrat, termasuk bagaimana dirinya mendapatkan banyak kepercayaan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak bergabung hingga saat ini.
(Baca:Partai Demokrat Klaim Kemenangan 57% Pilkada Serentak 2020)
Di antara kepercayaan yang diterima Syarief yakni, pernah menjadi ketua Fraksi Demokrat DPR, menteri UKM, ketua harian Partai Demokrat, dan saat ini menjadi wakil ketua MPR.
"Saya termasuk orang yang sangat beruntung karena mengalami banyak waktu bersama Pak SBY. Saya dibimbing langsung oleh beliau. Dan saya akan tetap berkiprah di Partai Demokrat, apapun yang terjadi," kata Syarief dalam sambutan acara peluncuran yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (17/12/2020) malam.
Dalam acara yang dihadiri banyak tokoh baik dari internal Demokrat, rekan kerja di MPR, perwakilan DPD, BIN, dan perwakilan pemerintahan Jokowi malam itu, Syarief menyatakan bahwa apapun yang tertulis dalam buku 'Nahkoda Menatap Laut' adalah fakta sejarah yang dia alami."Kepada pihak-pihak yang bersinggungan dalam sejarah itu, saya harap bisa menerima itu sebagai sejarah," kata Syarief.
(Baca:Pernyataan Ridwan Kamil kepada Mahfud MD Bikin Terang Debat Keadilan)
Ia menyatakan tak punya maksud lain di balik pelucuran bukunya itu, selain berbagi pengalaman untuk generasi muda Indonesia. Ia mengatakan buku 'Nahkoda Menatap Laut' yang digarap oleh tim Mizan itu, juga bagian dari kecintannya pada keluarga.
"Buku ini juga sebagai bagian dari sumbangsih kecintaan saya pada istri saya, Ingrid Kansil dan anak-anak serta cucu saya. Terima kasih untuk dukungan yang diberikan selama ini. Dengan buku ini saya berharap, kalian lebih mengerti bahwa saya amat mencintai kalian," kata Syarief.
Buku setebal 594 halaman dengan 15 bab itu ditulis dalam kurun waktu cukup.panjang selama 6 tahun, sejak dirinya masih menjabat menteri UKM hingga menjadi Wakil Ketua MPR.
Buku berjenis autobiografi ini mengulas sejarah Syarief mulai kilas kisah orang tuanya, Muhammad Hasan di era KNIl, NICA pada 1946, perjalanan Syarief ketika memasuki dunia politik dan memilih bergabung dengan Partai Demokrat, termasuk bagaimana dirinya mendapatkan banyak kepercayaan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak bergabung hingga saat ini.
(Baca:Partai Demokrat Klaim Kemenangan 57% Pilkada Serentak 2020)
Di antara kepercayaan yang diterima Syarief yakni, pernah menjadi ketua Fraksi Demokrat DPR, menteri UKM, ketua harian Partai Demokrat, dan saat ini menjadi wakil ketua MPR.
"Saya termasuk orang yang sangat beruntung karena mengalami banyak waktu bersama Pak SBY. Saya dibimbing langsung oleh beliau. Dan saya akan tetap berkiprah di Partai Demokrat, apapun yang terjadi," kata Syarief dalam sambutan acara peluncuran yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (17/12/2020) malam.
Dalam acara yang dihadiri banyak tokoh baik dari internal Demokrat, rekan kerja di MPR, perwakilan DPD, BIN, dan perwakilan pemerintahan Jokowi malam itu, Syarief menyatakan bahwa apapun yang tertulis dalam buku 'Nahkoda Menatap Laut' adalah fakta sejarah yang dia alami."Kepada pihak-pihak yang bersinggungan dalam sejarah itu, saya harap bisa menerima itu sebagai sejarah," kata Syarief.
(Baca:Pernyataan Ridwan Kamil kepada Mahfud MD Bikin Terang Debat Keadilan)
Ia menyatakan tak punya maksud lain di balik pelucuran bukunya itu, selain berbagi pengalaman untuk generasi muda Indonesia. Ia mengatakan buku 'Nahkoda Menatap Laut' yang digarap oleh tim Mizan itu, juga bagian dari kecintannya pada keluarga.
"Buku ini juga sebagai bagian dari sumbangsih kecintaan saya pada istri saya, Ingrid Kansil dan anak-anak serta cucu saya. Terima kasih untuk dukungan yang diberikan selama ini. Dengan buku ini saya berharap, kalian lebih mengerti bahwa saya amat mencintai kalian," kata Syarief.