Transformasi PLN: Digitalisasi Adalah Keharusan Optimalkan Proses Bisnis

Kamis, 17 Desember 2020 - 20:01 WIB
loading...
Transformasi PLN: Digitalisasi Adalah Keharusan Optimalkan Proses Bisnis
Pademi Covid-19 dijadikan momentum percepatan proses transformasi PLN.
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang terjadi telah menggeser pola kebiasaan konsumen dan bisnis. Bagi PLN, pandemi justru mendorong percepatan digitalisasi proses bisnis yang menjadi bagian dari Transformasi PLN.

Hal tersebut disampaikan Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo pada acara Indonesia Digital Conference 2020 bertajuk “Inovasi di Tengah Pandemi” yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) secara daring, Rabu (16/12).

Sejak 21 April 2020, PLN telah melaunching program Transformasi PLN guna meningkatkan kinerja perusahaan. Transformasi ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan kondisi kelistrikan di Indonesia dari sebelumnya defisit menjadi surplus. Pademi Covid-19 sendiri, justru dijadikan momentum percepatan proses transformasi PLN.

“Adanya perubahan ini juga membuat pergeseran strategi, dari yang sebelumnya supply driven menjadi demand driven,” tutur Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.

Transformasi PLN sendiri memiliki empat aspirasi yaitu, green, lean, innovative dan customer focused. Melalui aspirasi Green, PLN terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan untuk menghasilkan listrik. Lean, untuk memastikan pengadaan listrik yang handal dan efisien. Innovative, untuk meraih pendapatan dari sumber-sumber baru. Customer Focused untuk menjadi pilihan nomor satu pelanggan dan mencapai 100 persen elektrifikasi.

Dari empat aspirasi tersebut, PLN memiliki 20 breakthrough (terobosan) yang ada dalam program transformasi, 13 diantaranya merupakan pembangunan berbasis Digital, antara lain Digital Power Plant, Digital Procurement, Digitally Enambled Distribution Excellence, Dispatch Optimization, Anti Black Out, Green Booster, Billing and Collection Organization, Fiber Optics Rollout,Electric Vehicles Infrastructure, Captive Power, Outage Management, PLN Mobile Relaunch, dan Digitally Enabled Execution Machine.

Darmawan menjelaskan, tantangan terbesar melakukan transformasi tidak hanya membangun sistem tetapi juga membangun kapasitas sumber daya manusia yang ada di PLN.

“Penting bagi kita kita untuk mengelola organisasi yang lebih streamline. Setiap orang perlu bekerja dengan efektif. Agar tidak ada redundance, perlu sinergi, kolaborasi, dan bagaimana kami harus mengelola lebih dari 100 ribu pegawai itu, maka kami membangun platform digital,” tutur Darmawan.

Salah satu programnya misalnya, PLN mengembangkan kembali aplikasi layanan yang sudah ada sebelumnya yaitu PLN Mobile. Tak hanya sekadar aplikasi layanan saat terjadi gangguan, PLN Mobile kini sedang dikembangkan menjadi sebuah SuperApp yang mengintegrasikan proses bisnis PLN.

“Pertama kami membangun sembilan fitur, untuk penguatan core bisnis kami. Ini melibatkan ribuan orang, tidak hanya bagian IT development, namun juga ada bagian operational yang melibatkan ribuan orang, termasuk ujung tombak yang memberikan layanan di lapangan,” jelas Darmawan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1884 seconds (0.1#10.140)