Bersyukur Pilkada Lancar, Mahfud MD Bandingkan dengan Tahun 2015
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD merasa bersyukur Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember lalu pilkada dapat berjalan lancar meskipun di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengatakan, kecemasan pilkada bakal menimbulkan klaster besar penyebaran virus bisa diatasi. "Kami bersyukur alhamdulillah berhasil mengatasi kekhawatiran dan kecemasan yang dulu pilkada serentak ini dilaksanakan di dalam suasana Covid. Pada waktu itu banyak sekali usul kepada pemerintah agar pilkada ditunda. Sampai kapan? Tidak tahu, pokoknya ditunda. Karena apa? Karena kalau pilkada diadakan pertama katanya akan menjadi klaster Covid, " tutur Mahfud MD dikutip dari siaran pers Puspen Kemendagri, Senin (14/12/2020).
Bahkan, menurut dia, pada waktu itu jika pilkada tetap dilaksanakan akan ada penularan sebanyak 3 juta atau setidaknya 200 ribu orang terinfeksi. Namun dia mengucapkan rasa terima kasih ya atas semua peringatan sebelum pilkada digelar.
Menurut dia, hal tersebut bagian dari kecintaan terhadap rakyat Indonesia. "Kita laksanakan dengan bismillah, semua saran kita tampung, kita siapkan protokol kesehatan. Alhamdulillah belum ada kasus bahwa kerumunan Pilkada itu menjadi klaster baru," katanya. ( )
Mahfud menambahkan, dengan menjalankan protokol kesehatan tingkat partisipasi pemilih cukup tinggi. Bahkan angka sementara lebih tinggi dibandingkan dengan pilkada 2015. Seperti diketahui Pilkada 2020 ini diikuti daerah peserta Pilkada tahun 2015.
“Tingkat partisipasi alhamdulillah. Dulu partisipasi kita pilkada serentak 2015 itu adalah 69 persen, 69,02 persen. Dikatakan kalau ada pilkada ini akan turun menjadi 50 paling banyak 55 persen. Sekarang naik menjadi 75,83 persen,” ungkapnya.( )
Lihat Juga: Netizen Curiga Polisi Tangkap Ivan Sugianto Palsu, Mahfud MD Buka-bukaan soal Informasi yang Diperoleh
Dia mengatakan, kecemasan pilkada bakal menimbulkan klaster besar penyebaran virus bisa diatasi. "Kami bersyukur alhamdulillah berhasil mengatasi kekhawatiran dan kecemasan yang dulu pilkada serentak ini dilaksanakan di dalam suasana Covid. Pada waktu itu banyak sekali usul kepada pemerintah agar pilkada ditunda. Sampai kapan? Tidak tahu, pokoknya ditunda. Karena apa? Karena kalau pilkada diadakan pertama katanya akan menjadi klaster Covid, " tutur Mahfud MD dikutip dari siaran pers Puspen Kemendagri, Senin (14/12/2020).
Bahkan, menurut dia, pada waktu itu jika pilkada tetap dilaksanakan akan ada penularan sebanyak 3 juta atau setidaknya 200 ribu orang terinfeksi. Namun dia mengucapkan rasa terima kasih ya atas semua peringatan sebelum pilkada digelar.
Menurut dia, hal tersebut bagian dari kecintaan terhadap rakyat Indonesia. "Kita laksanakan dengan bismillah, semua saran kita tampung, kita siapkan protokol kesehatan. Alhamdulillah belum ada kasus bahwa kerumunan Pilkada itu menjadi klaster baru," katanya. ( )
Mahfud menambahkan, dengan menjalankan protokol kesehatan tingkat partisipasi pemilih cukup tinggi. Bahkan angka sementara lebih tinggi dibandingkan dengan pilkada 2015. Seperti diketahui Pilkada 2020 ini diikuti daerah peserta Pilkada tahun 2015.
“Tingkat partisipasi alhamdulillah. Dulu partisipasi kita pilkada serentak 2015 itu adalah 69 persen, 69,02 persen. Dikatakan kalau ada pilkada ini akan turun menjadi 50 paling banyak 55 persen. Sekarang naik menjadi 75,83 persen,” ungkapnya.( )
Lihat Juga: Netizen Curiga Polisi Tangkap Ivan Sugianto Palsu, Mahfud MD Buka-bukaan soal Informasi yang Diperoleh
(dam)