Vaksin Sinovac Tiba, DPR Minta Jaminan Keamanan dan Pemerataan Distribusi

Senin, 07 Desember 2020 - 14:35 WIB
loading...
Vaksin Sinovac Tiba,...
Menyikapi kedatangan vaksin tersebut, Pelaksana Harian Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay menangkap, ada dua sikap terkait kedatangan vaksin tersebut. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 (virus Corona) buatan Sinovac asal China tiba di Tanah Air pada Minggu (6/12) malam kemarin. Menyikapi kedatangan vaksin tersebut, Pelaksana Harian (Plh) Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay menangkap, ada dua sikap terkait kedatangan vaksin tersebut.

(Baca juga: Menteri Sosial Tersangka Korupsi, Warganet Ramai-ramai Sebut Luhut)

"Saya menangkap ada dua pandangan dan sikap masyarakat terkait kedatangan 1,2 juta vaksin ke Indonesia. Pertama, mereka yang optimis dan penuh harapan bahwa vaksin ini akan efektif dan mampu menyelesaikan masalah Covid-19 di Indonesia. Kedua, mereka yang masih kurang percaya terhadap efektivitas dan keamanan vaksin tersebut dalam meningkatkan imunitas masyarakat," kata Saleh kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/12/2020).

(Baca juga: 1,2 Juta Vaksin Corona Sinovac Buatan China Tiba di Indonesia)

Anggota Komisi IX DPR ini menduga, sikap yang pertama terbangun, karena masyarakat selama ini meyakini seluruh penjelasan yang disampaikan pemerintah. Sementara, sikap yang kedua kelihatannya disebabkan karena mereka merasa belum mendapatkan penjelasan yang utuh. Atau bisa saja, penjelasan selama ini dianggap belum memadai dan belum meyakinkan.

(Baca juga: Menkes Tegaskan 1,2 Juta Vaksin Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan)

Dengan adanya dua pandangan masyarakat ini, Saleh mengusulkan sebaiknya pemerintah melakukan langkah-langkah yang konkret. Pertama, pemerintah harus memastikan keamanan dan efektivitas vaksin tersebut dalam meningkatkan imunitas masyarakat. Dengan begitu, jika vaksin ini diberikan ke masyarakat dapat memberikan manfaat yang besar seimbang dengan anggaran yang dipergunakan untuk pengadaannya.

"BPOM (Badan Pemeriksa Obat dan Makanan) diharapkan segera dapat melakukan kajian dan penelitian yang mendalam sebelum mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin yang masuk tersebut. Saat ini, masyarakat calon pengguna menggantungkan nasib dan harapannya kepada BPOM. Untuk itu, BPOM tidak usah terburu-buru dalam memberikan izin. Silahkan manfaatkan waktu yang tersedia sebelum memberikan keputusan," tegasnya.

Kemudian, sambung Saleh, pemerintah diharapkan dapat melakukan distribusi vaksin secara baik ke seluruh Indonesia. Harus dipastikan bahwa distribusi vaksin dilaksanakan secara aman. Pasalnya, saat ini, perdebatan soal distribusi vaksin justru terletak pada cold chain (tempat penyimpanan). Ada vaksin yang harus disimpan di tempat yang minus 20 derajat celcius, dan ada yang minus 7, serta faktor lainnya.

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini menuturkan, pemerintah diharapkan dapat memberikan penjelasan terkait efektivas vaksin yang baru masuk ke Indonesia ketika dipergunakan di China atau negara-negara lainnya.

"Success story terkait penggunaan vaksin ini tentu sangat penting dalam memberikan motivasi bagi masyarakat. Ini menjadi penting sebab ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa vaksin ini baru pertama sekali mau dipakai di Indonesia," kata Saleh.

Selain mendata calon penerima vaksin, Saleh menambahkan, pemerintah tentu perlu untuk segera menyiapkan tenaga-tenaga medis yang akan melakukan vaksinasi. Sebelum itu, harus ada semacam simulasi dan pelatihan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaannya. Penyiapan tenaga-tenaga medis ini harus seiring dengan penyediaan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan vaksinasi.

"Karena vaksinasi ini dianggap sebagai game changer, diharapkan para ahli epidemologi dapat mengeluarkan pendapat dan perspektif yang dapat dijadikan sebagai referensi. Pendapat para ahli ini tentu sangat diperlukan agar pelaksanaan vaksinasi tidak menimbulkan perdebatan dan kontroversi di tengah masyarakat," pungkas legislator Dapil Sumut II itu.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1051 seconds (0.1#10.140)