Sistem Multipartai Membuat Presiden Sulit Bentuk Zaken Kabinet Murni

Senin, 07 Desember 2020 - 11:51 WIB
loading...
Sistem Multipartai Membuat...
Kabinet Indonesia Maju. Foto/Dok SINDO
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Instulitute (IPI) Karyono Wibowo memandang, meskipun ada menteri asal partai politik yang terjerat kasus korupsi, tetapi tidak akan banyak mengubah komposisi kabinet ke depan. Sistem multipartai menjadi kendala zaken kabinet .

"Pasalnya, sistem multipartai justru membuka peluang masuknya kader-kader yang berasal dari partai," ujar Karyono merespons ditangkapnya dua menteri Kabinet Indonesia Maju yang berasal dari kader partai, Senin (7/12/2020).

Menurut Karyono, sistem multipartai mendorong adanya koalisi yang membawa konsekuensi presiden terpilih berbagi kekuasaan dengan partai koalisi. Sehingga, komposisi kabinet pun menjadi 'kabinet gado-gado'.

Bahkan, menurut dia, seandainya dalam sistem multipartai ada satu partai pemenang pemilu yang mendapatkan kursi lebih dari 50% (single majority party) pun tetap membuka peluang koalisi dalam kontestasi di pilpres.

(Baca juga: Dua Menteri Asal Parpol Terjerat Korupsi, Pengamat: Sistem Politik yang Terbangun Sangat Buruk ).

"Koalisi dilakukan untuk menambah dukungan. Karenanya, sistem politik kita masih tetap terbuka lebar bagi kader partai masuk ke dalam kabinet pemerintahan," tutur dia.

Di sisi lain, ia menganggap sistem kepartaian yang menyebabkan jumlah partai membeludak cenderung mengakibatkan gesekan kepentingan antarpartai yang berada di parlemen dengan presiden yang notabene merupakan kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.

(Baca juga: Juliari Batubara Terjerat Kasus Bansos Covid-19, Politikus Demokrat: Memilukan dan Memalukan ).

Menurutnya, dengan sistem ketatanegaraan saat ini, nampaknya sulit untuk mewujudkan zaken kabinet secara murni dan konsekuen. Maka, yang bisa dilakukan adalah membuat formulasi baru zaken kabinet yang diselaraskan dengan sistem kepartaian saat ini. "Titik tekannya tetap membentuk kabinet profesional, yang mengedepankan kompetensi dan integritas personal para anggota kabinet," jelasnya.

Lebih lanjut Karyono menjelaskan, kabinet profesional yang dimaksud adalah menekankan pada aspek keahlian atau kompetensi dan aspek integritas tanpa membuat dikotomi antara menteri parpol dan nonparpol.

Menurutnya, jika bentuk kabinet pemerintahan dihubungkan dengan maraknya korupsi, menurutnya perlu kajian yang mendalam dengan menguji sejumlah variabel untuk menjelaskan korelasinya. Tapi, pemahaman umum yang sederhana, timbulnya perilaku korupsi selain karena sistem juga karena ada niat, hasrat, dan peluang.

"Jadi, untuk mencegah korupsi, sistem harus diperbaiki untuk terciptanya pemerintahan yang bersih, hukum harus ditegakkan dan perlunya penyelenggara negara yang bersih dan berintegritas," pungkas dia.

(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Rekomendasi
Tanoto dan Gates Foundation...
Tanoto dan Gates Foundation Jalin Kerja Sama Kesehatan, Gizi, dan Pendidikan di Asia
Reaksi Tanpa Batas!...
Reaksi Tanpa Batas! Metta Karuna Bikin Netizen Internasional Terpukau
Daftar Harga Gas di...
Daftar Harga Gas di Negara-negara Eropa, Dari yang Termahal hingga Paling Murah
Berita Terkini
Bill Gates Bakal Uji...
Bill Gates Bakal Uji Coba Vaksin TBC di Indonesia
Zarof Ricar Tersangka...
Zarof Ricar Tersangka Pencucian Uang, Langkah Progresif sebelum Adanya UU Perampasan Aset
Riezky Aprilia Dijanjikan...
Riezky Aprilia Dijanjikan Posisi Komisioner Komnas HAM hingga Komisaris Jika Mau Digantikan Harun Masiku
Mengenal Immigration...
Mengenal Immigration on Shipping, Pemeriksaan Keimigrasian di Atas Alat Angkut atau Kapal Pesiar
Pertemuan Prabowo dan...
Pertemuan Prabowo dan Bill Gates Bahas Kerja Sama Strategis Bidang Kesehatan
Kasus Mantan Pemain...
Kasus Mantan Pemain Sirkus OCI, KemenHAM Beri Rekomendasi ke Komnas HAM hingga Bareskrim
Infografis
Demo Menentang Presiden...
Demo Menentang Presiden AS Donald Trump Digelar di Penjuru Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved