Menristek Serahkan SK Pengembangan Vaksin Merah Putih ke Tim LIPI dan UI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menristek/BRIN tentang Pelaksana Harian Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin CoronaVirus Disease 2019 (Covid-19) Merah Putih kepada tim peneliti LIPI dan tim peneliti Universitas Indonesia (UI).
“Baru saja kami memberikan Kepmenristek, Keputusan Menteri Riset dan Teknologi mengenai vaksin Merah Putih. Dimana seperti yang sudah sering saya jelaskan ada 6 tim di Indonesia yang saat ini fokus pengembangan vaksin atau bibit vaksin Covid-19,” ungkap Bambang dalam Konferensi Pers secara Virtual, Kamis (3/12/2020). (Baca juga: Ketum IDI: Vaksin Harapan Besar Supaya Tidak Tertular Covid-19)
Bambang mengatakan sebelumnya SK pelaksana pengembangan vaksin Merah Putih telah diberikan kepada dua tim peneliti dari Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga. “Nah dua di antaranya itu sudah kami berikan Kepmen-nya yaitu di Yogyakarta waktu Raker Kemenristek kepada Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga. Nah hari ini kita memberikan dua lagi yaitu kepada tim dari LIPI dan tim dari Universitas Indonesia,” ungkapnya. (Baca juga: IDI Berharap Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19 bagi Masyarakat Tidak Mampu)
Diapun mengatakan dengan terbentuknya tim pengembangan vaksin Merah Putih akan lahir bibit vaksin Covid-19 yang dikembangkan menggunakan virus yang bertransmisi di Indoneisa. “Dan kebetulan seperti yang telah saya kemukakan dengan 6 tim ini bekerja kita harapkan akan lahir vaksin Covid-19, vaksin Merah Putih. Yang intinya adalah bibit vaksinnya dikembangkan di Indonesia menggunakan local transmission virus, virus yang bertransmisi di Indonesia dan juga nantinya dihilirisasi oleh pabrik-pabrik yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Bambang pun menegaskan pengembangan vaksin Merah Putih ini dalam rangka upaya mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas. Meskipun, kata Bambang, juga ada vaksin yang bekerja sama dengan pihak luar dengan pihak luar namun sifatnya hanya jangka pendek sampai menengah. Pengembangan vaksin Merah Putih, kata Bambang merupakan rencana jangka menengah hingga panjang. “Karena ada kemungkinan vaksin Covid-19 ini harus diberikan lagi ya, satu atau dua tahun ke depan kalau daya tahan yang ditimbulkan oleh vaksin yang diberikan pada saat ini ternyata tidak bisa bertahan seumur hidup,” katanya.
Sehingga, tegas Bambang, dengan dukungan pengembangan vaksin Merah Putih akan terbentuk kemandirian vaksin Covid-19. “Jadi kita memang harus punya kemandirian vaksin dan karena itulah kami memberikan dukungan kepada 6 tim ang bekerja untuk menghasilkan bibit vaksin Covid-19,” tegasnya.
“Baru saja kami memberikan Kepmenristek, Keputusan Menteri Riset dan Teknologi mengenai vaksin Merah Putih. Dimana seperti yang sudah sering saya jelaskan ada 6 tim di Indonesia yang saat ini fokus pengembangan vaksin atau bibit vaksin Covid-19,” ungkap Bambang dalam Konferensi Pers secara Virtual, Kamis (3/12/2020). (Baca juga: Ketum IDI: Vaksin Harapan Besar Supaya Tidak Tertular Covid-19)
Bambang mengatakan sebelumnya SK pelaksana pengembangan vaksin Merah Putih telah diberikan kepada dua tim peneliti dari Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga. “Nah dua di antaranya itu sudah kami berikan Kepmen-nya yaitu di Yogyakarta waktu Raker Kemenristek kepada Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga. Nah hari ini kita memberikan dua lagi yaitu kepada tim dari LIPI dan tim dari Universitas Indonesia,” ungkapnya. (Baca juga: IDI Berharap Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19 bagi Masyarakat Tidak Mampu)
Diapun mengatakan dengan terbentuknya tim pengembangan vaksin Merah Putih akan lahir bibit vaksin Covid-19 yang dikembangkan menggunakan virus yang bertransmisi di Indoneisa. “Dan kebetulan seperti yang telah saya kemukakan dengan 6 tim ini bekerja kita harapkan akan lahir vaksin Covid-19, vaksin Merah Putih. Yang intinya adalah bibit vaksinnya dikembangkan di Indonesia menggunakan local transmission virus, virus yang bertransmisi di Indonesia dan juga nantinya dihilirisasi oleh pabrik-pabrik yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Bambang pun menegaskan pengembangan vaksin Merah Putih ini dalam rangka upaya mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas. Meskipun, kata Bambang, juga ada vaksin yang bekerja sama dengan pihak luar dengan pihak luar namun sifatnya hanya jangka pendek sampai menengah. Pengembangan vaksin Merah Putih, kata Bambang merupakan rencana jangka menengah hingga panjang. “Karena ada kemungkinan vaksin Covid-19 ini harus diberikan lagi ya, satu atau dua tahun ke depan kalau daya tahan yang ditimbulkan oleh vaksin yang diberikan pada saat ini ternyata tidak bisa bertahan seumur hidup,” katanya.
Sehingga, tegas Bambang, dengan dukungan pengembangan vaksin Merah Putih akan terbentuk kemandirian vaksin Covid-19. “Jadi kita memang harus punya kemandirian vaksin dan karena itulah kami memberikan dukungan kepada 6 tim ang bekerja untuk menghasilkan bibit vaksin Covid-19,” tegasnya.
(cip)