PDIP Kecam Keras Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi Sulteng

Minggu, 29 November 2020 - 08:18 WIB
loading...
PDIP Kecam Keras Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi Sulteng
Ketua DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah mengaku pihaknya prihatin dan mengutuk keras pembunuhan satu keluarga di Sigi, Sulawesi Tengah. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kasus pembunuhan satu keluarga yang terjadi di Sigi , Sulawesi Tengah mengusik keprihatinan publik. Aparat penegak hukum harus mengusut secara tuntas kasus pembunuhan yang menewaskan empat orang anggota keluarga tersebut.

Ketua DPP PDI Perjuangan , Ahmad Basarah mengaku pihaknya prihatin dan mengutuk keras peristiwa tersebut. "Pembunuhan yang menewaskan empat orang ini sama sekali tidak sesuai dengan ajaran agama apa pun dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," kata Basarah, Minggu (29/11/2020).

Sebelumnya diberitakan, satu keluarga di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), dibunuh sekelompok orang tak dikenal (OTK). Empat anggota keluarga ditemukan tewas mengenaskan di sekitar rumah mereka, terdiri atas pasangan suami istri pemilik rumah, seorang anak perempuan, dan seorang menantu. Namun, Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso menegaskan tidak ada gereja dibakar kecuali sebuah rumah yang biasa dijadikan tempat pelayanan umat dan enam unit rumah warga. ( )

Menurut Ahmad Basarah, Polri harus segera bergerak menuntaskan kasus ini agar masyarakat tenang. Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini khawatir, jika kasus ini dibiarkan berlarut-larut, maka isu dan sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) akan digulirkan menjadi isu liar oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

"Jika benar peristiwa ini dilakukan oleh teroris, ini menjadi bukti bahwa ancaman ekstremisme yang bermuara pada ajaran agama memang nyata dan masih ada. Karena itu, aparat keamanan harus mengusut tuntas kasus ini sampai ke akar-akarnya sehingga akan terungkap dalang beserta motif pelakunya," kata Basarah.

Wakil Ketua MPR ini menambahkan, di Republik Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa, kekerasan atas nama apa pun tidak bisa dibenarkan. "Di negara Pancasila, segala persoalan mestinya diselesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kata mufakat, sesuai dengan hukum dan peraturan peundang-undangan yang berlaku, bukan dengan jalan kekerasaan. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, tapi malah justru menimbulkan masalah baru," ujarnya. ( )

Ahmad Basarah menyatakan dirinya sependapat dengan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Gomar Gultom, yang meminta aparat keamanan menuntaskan kasus ini secara cepat dan transparan agar masyarakat terbebas dari aksi kekerasan. Sebagai pimpinan MPR RI, dia juga mendengar pernyataan duka dari Manajer Regional International Christian Concern (ICC) untuk Asia Tenggara, Gina Goh, yang menyatakan bahwa pembunuhan itu tidak masuk akal dan tidak dapat ditoleransi di sebuah negara yang membanggakan 'Pancasila' sebagai ideologi negara yang mempromosikan kerukunan dan toleransi beragama.

"Semua pernyataan duka dan imbauan agar pihak keamanan Indonesia segera menyelesaikan kasus ini dengan cepat telah saya dengar dan dengan ini saya juga mengimbau pemerintah menjadikan kasus ini sebagai prioritas penanganan," tandas Ahmad Basarah.

Terakhir, Ahmad Basarah meminta semua elemen masyarakat tidak terprovokasi oleh kasus pembunuhan ini."Dan atas nama keluarga besar PDI Perjuangan saya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga korban pembantaian tersebut," katanya.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1903 seconds (0.1#10.140)