Upaya Komjen Suhardi Cegah Terorisme: Keliling Kampus Hingga Rekor Muri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komjen Pol Suhardi Alius resmi tidak lagi jabatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dia digantikan oleh Komjen Pol Boy Rafli Amar.
Pergantian itu mengakhiri kepemimpinan empat tahun Suhardi Alius yang dinilai telah mencatatkan prestasi "emas" dengan program-program penanggulangan terorisme , terutama penanganan dengan cara-cara lunak atau soft approach atau diistilahkan smart power.
Penilaian itu disampaikan Rektor Universitas Widyatama (Utama) Bandung, Prof Obsatar Sinaga. Menurut dia, ada beberapa prestasi emas selama empat tahun kepemimpinan Suhardi.
Pertama, sebagai orang kampus, dia menilai Suhardi Alius adalah seorang penggebrak masuknya pencegahan di lingkungan kampus. “Sebelumnya, banyak kampus yang dicap menjadi salah satu tempat penyebaran paham radikal terorisme, kini Anda bisa lihat sendiri, hampir seluruh kampus di Indonesia sudah melakukan program pencegahan paham radikal terorisme mulai dari proses seleksi mahasiswa, pegawai, dosen, bahkan rektor juga harus ‘bersih’ dari paham-paham itu,” papar Obsatar di Bandung, Jawa Barat, Senin (11/5/2020).
Menurut dia, itu berkat gebrakan Suhardi yang rajin keliling kampus seluruh Indonesia memberikan pemahaman dan pembekalan pencegahan terorisme dan wawasan kebangsaan
Obsatar menyebut, program pencegahan di kampus mencatat dua langkah spektakuler, yaitu bisa diterima kalangan kampus dan paparannya mengenai wawasan kebangsaan dan pencegahan radikalisme dan terorisme berhasil memberikan pemahaman tentang pentingnya pengetahuan tersebut, terutama dalam menyelamatkan generasi muda, dan umumnya seluruh kalangan kampus dari penyebaran paham-paham kekerasan tersebut.
Seperti diketahui, pada 2018 lalu, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Suhardi Alius sebagai pemegang rekor memberikan kuliah umum tentanga Resonansi Kebangsaan dan Bahaya Tentang Radikalisme dan Terorisme di depan 75.075 mahasiswa. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Ketua MURI Jaya Suprana. Itu baru 2018.
Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini tak heran dengan penghargaan itu. Sebagai seorang pejabat negara dan polisi, Suhardi Alius memiliki nyali besar masuk ke lingkungan kampus.
Ternyata, lanjut dia, Suhardi bisa diterima dan berhasil merangkul kalangan kampus dalam mencegah penyebaran radikalisme dan terorisme.
“Itu yang dilakukan Pak Suhardi masuk ke kampus-kampus, memberikan penjelasan tanpa bosan, dia sampai berkeringat, dikasih honor saja juga tidak mau. Bukan main itu Pak Suhardi. Bahkan berdiri cukup lama selama memberikan paparan, selama tiga jam lho. Rata-rata kita kasih waktu dua jam, tapi mahasiswa maunya tanya jawab, akhirnya tiga jam baru selesai. Saya benar-benar harus memberikan apresiasi dengan kinerja beliau,” tutur pria yang biasa disapa Obi ini.
Selain program pencegahan di kampus, Obi juga menilai BNPT berhasil meredam penyebaran radikalisme dan terorisme di dunia online, melalui program Duta Damai Dunia Maya.
Menurut dia, keberadaan duta damai dunia maya yang digagas Suhardi Alius, mampu merangkul anak muda untuk aktif membantu melakukan pencegahan radikalisme dan terorisme di dunia maya, terutama media sosial.
Secara umum, Obi menilai selama menjabat Kepala BNPT, Suhardi Alius bisa dibilang gemilang. Suhardi dinilai Kepala BNPT yang sangat persuasif. Tindakan-tindakannya pun lebih persuasif dan bersahaja. Selain itu tindakannya pun banyak menyentuh kemanusiaanya.
Dia menilai apa yang dilakukan Suhardi bisa menghapus bahkan mungkin meminimalisasi dan mengeliminasi perasaan-perasaan dendam dari kelompok teroris kepada Polri. Tentunya apa yang dilakukan Suhardi Alius memberi efek yang bagus.
Sentuhan kemanusiaan itu, lanjut Obi, sangat efektif. Buktinya sudah banyak mantan teroris yang kini telah sadar, bahkan mau menjadi membantu BNPT dalam melakukan program deradikalisasi. Bahkan Suhardi, kata dia, berhasil menginisiasi pembangunan masjid dan pesantren untuk anak-anak mantan teroris di Lamongan dan Deliserdang.
“Coba saja dilihat belakangan ini menurun sekali gerakan terorisme itu. Artinya pembinaan yang dilakukan seperti deradikalisasi dan langkah-langkah persuasif cukup menyentuh kelompok-kelompok tersebut. Mereka merasa bahwa kalau pak Suhardi datang dianggap sebagai saudara, bukan sebagai aparat,” tuturnya.( )
Untuk itu, Obsatar berharap, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar akan membawa BNPT lebih baik lagi di masa mendatang. Apalagi Boy Rafli Amar yang memiliki rekam jejak mentereng dengan pernah menjadi Humas Polri, Kapolda, dan lain-lain, telah menyiapkan program-program untuk BNPT yang lebih baik.
Obi berharap dengan segala kepiawaianya, Boy Rafli bisa lebih baik lagi memfungsikan BNPT sebagai lembaga persuasif, yang kemudian akan bisa meredam dan sekaligus melakukan pembinaan atau mengantisipasi terhadap munculnya gerakan-gerakan terorisme dan paham radikalisme di Indonesia.
“Program yang telah dilakukan Pak Suhardi sangat baik, tapi kita yakin Pak Boy Rafli dengan perspektif yang berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda, akan lebih baik," tuturnya.
Pergantian itu mengakhiri kepemimpinan empat tahun Suhardi Alius yang dinilai telah mencatatkan prestasi "emas" dengan program-program penanggulangan terorisme , terutama penanganan dengan cara-cara lunak atau soft approach atau diistilahkan smart power.
Penilaian itu disampaikan Rektor Universitas Widyatama (Utama) Bandung, Prof Obsatar Sinaga. Menurut dia, ada beberapa prestasi emas selama empat tahun kepemimpinan Suhardi.
Pertama, sebagai orang kampus, dia menilai Suhardi Alius adalah seorang penggebrak masuknya pencegahan di lingkungan kampus. “Sebelumnya, banyak kampus yang dicap menjadi salah satu tempat penyebaran paham radikal terorisme, kini Anda bisa lihat sendiri, hampir seluruh kampus di Indonesia sudah melakukan program pencegahan paham radikal terorisme mulai dari proses seleksi mahasiswa, pegawai, dosen, bahkan rektor juga harus ‘bersih’ dari paham-paham itu,” papar Obsatar di Bandung, Jawa Barat, Senin (11/5/2020).
Menurut dia, itu berkat gebrakan Suhardi yang rajin keliling kampus seluruh Indonesia memberikan pemahaman dan pembekalan pencegahan terorisme dan wawasan kebangsaan
Obsatar menyebut, program pencegahan di kampus mencatat dua langkah spektakuler, yaitu bisa diterima kalangan kampus dan paparannya mengenai wawasan kebangsaan dan pencegahan radikalisme dan terorisme berhasil memberikan pemahaman tentang pentingnya pengetahuan tersebut, terutama dalam menyelamatkan generasi muda, dan umumnya seluruh kalangan kampus dari penyebaran paham-paham kekerasan tersebut.
Seperti diketahui, pada 2018 lalu, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Suhardi Alius sebagai pemegang rekor memberikan kuliah umum tentanga Resonansi Kebangsaan dan Bahaya Tentang Radikalisme dan Terorisme di depan 75.075 mahasiswa. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Ketua MURI Jaya Suprana. Itu baru 2018.
Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini tak heran dengan penghargaan itu. Sebagai seorang pejabat negara dan polisi, Suhardi Alius memiliki nyali besar masuk ke lingkungan kampus.
Ternyata, lanjut dia, Suhardi bisa diterima dan berhasil merangkul kalangan kampus dalam mencegah penyebaran radikalisme dan terorisme.
“Itu yang dilakukan Pak Suhardi masuk ke kampus-kampus, memberikan penjelasan tanpa bosan, dia sampai berkeringat, dikasih honor saja juga tidak mau. Bukan main itu Pak Suhardi. Bahkan berdiri cukup lama selama memberikan paparan, selama tiga jam lho. Rata-rata kita kasih waktu dua jam, tapi mahasiswa maunya tanya jawab, akhirnya tiga jam baru selesai. Saya benar-benar harus memberikan apresiasi dengan kinerja beliau,” tutur pria yang biasa disapa Obi ini.
Selain program pencegahan di kampus, Obi juga menilai BNPT berhasil meredam penyebaran radikalisme dan terorisme di dunia online, melalui program Duta Damai Dunia Maya.
Menurut dia, keberadaan duta damai dunia maya yang digagas Suhardi Alius, mampu merangkul anak muda untuk aktif membantu melakukan pencegahan radikalisme dan terorisme di dunia maya, terutama media sosial.
Secara umum, Obi menilai selama menjabat Kepala BNPT, Suhardi Alius bisa dibilang gemilang. Suhardi dinilai Kepala BNPT yang sangat persuasif. Tindakan-tindakannya pun lebih persuasif dan bersahaja. Selain itu tindakannya pun banyak menyentuh kemanusiaanya.
Dia menilai apa yang dilakukan Suhardi bisa menghapus bahkan mungkin meminimalisasi dan mengeliminasi perasaan-perasaan dendam dari kelompok teroris kepada Polri. Tentunya apa yang dilakukan Suhardi Alius memberi efek yang bagus.
Sentuhan kemanusiaan itu, lanjut Obi, sangat efektif. Buktinya sudah banyak mantan teroris yang kini telah sadar, bahkan mau menjadi membantu BNPT dalam melakukan program deradikalisasi. Bahkan Suhardi, kata dia, berhasil menginisiasi pembangunan masjid dan pesantren untuk anak-anak mantan teroris di Lamongan dan Deliserdang.
“Coba saja dilihat belakangan ini menurun sekali gerakan terorisme itu. Artinya pembinaan yang dilakukan seperti deradikalisasi dan langkah-langkah persuasif cukup menyentuh kelompok-kelompok tersebut. Mereka merasa bahwa kalau pak Suhardi datang dianggap sebagai saudara, bukan sebagai aparat,” tuturnya.( )
Untuk itu, Obsatar berharap, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar akan membawa BNPT lebih baik lagi di masa mendatang. Apalagi Boy Rafli Amar yang memiliki rekam jejak mentereng dengan pernah menjadi Humas Polri, Kapolda, dan lain-lain, telah menyiapkan program-program untuk BNPT yang lebih baik.
Obi berharap dengan segala kepiawaianya, Boy Rafli bisa lebih baik lagi memfungsikan BNPT sebagai lembaga persuasif, yang kemudian akan bisa meredam dan sekaligus melakukan pembinaan atau mengantisipasi terhadap munculnya gerakan-gerakan terorisme dan paham radikalisme di Indonesia.
“Program yang telah dilakukan Pak Suhardi sangat baik, tapi kita yakin Pak Boy Rafli dengan perspektif yang berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda, akan lebih baik," tuturnya.
(dam)