Terharu dan Penuh Perjuangan, Anak Muda Papua Ini Lulus Taruna Akademik Militer

Jum'at, 27 November 2020 - 07:17 WIB
loading...
Terharu dan Penuh Perjuangan, Anak Muda Papua Ini Lulus Taruna Akademik Militer
Menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan impian banyak orang. Tak terkecuali Samuel Wamu, anak muda asli Papua. Foto/TNI AD
A A A
JAKARTA - Menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan impian banyak orang. Tak terkecuali Samuel Wamu, anak muda asli Papua. Selain akan mengabdi untuk rakyat dan negara, menjadi prajurit TNI tentu membanggakan keluarga.

Perjuangan Samuel menuju Taruna Akademi Militer (Akmil) tidaklah mudah. Pria kelahiran Wamena ini harus rela menjual babi di kampung halamannya untuk membeli tiket pesawat menuju Jayapura. (Baca: Prabowo Temui Menhan Prancis, Pererat Kerjasama Pertahanan Kedua Negara)

Maklum, rumahnya berada di pengunungan di Wamena. Samuel mengaku, keinginananya menjadi seorang prajurit TNI muncul ketika dirinya sering melihat prajurit TNI AD yang bertugas di Wamena.

Keinginannya itu semakin membulat ketika dirinya mengetahui informasi bahwa TNI telah membuka Pendaftaran Taruna Akmil tahun 2020 pada pertengahan tahun lalu.

"Tapi karena waktu SMP, saya sekolah di kota, saya biasa lihat tentara-tentara bawa senjata. Jadi saya semacam tertarik. Jadi dari situ saya cita-citanya jadi tentara," kata Samuel seperti yang dikutip dari Youtuber TNI AD, Kamis (26/11/2020).

Keinginan menjadi tentara makin meyakinkan kala melihat sosok pengabdian sang Ayah, Hendrikus Wamu. "Saya tinggalnya di bagian kampung, di bagian gunung. Karena bapak saya guru, cita-cita saya waktu kecil, sebenarnya mau ikut bapak jadi guru," ungkapnya. (Baca juga: Ketika Ujian Kekurangan Harta Menerpa)

Selama sekolah di kota, Samuel bersama para kawan dan saudaranya telah terbiasa jalan kaki. Setiap pagi mereka harus berjalan kaki selama 4 jam.

"Kalau jarak dari rumah ke sekolah, sekitar empat jam. Jadi di sana tidak ada jalan raya, jalan aspal. Jadi ke sekolah masuk hutan. Pas sekolah dulu, semuanya di kota. Jadi waktu berangkat ke sekolah sama-sama. Jam 4 mulai start dari kampung," ujar Samuel.

Alumni SMA YPPK Santo Thomas itu menceritakan, masa lalunya dengan senyum bahagia. Kala itu harus menyimpan sepatu dekat kota. Lantaran perjalanan melewati hutan, penuh lumpur dan kotor. Samuel tak mau sepatu sekolahnya menjadi rusak. (Baca juga: 5 Fakta Menarik Perilaku Traveling di Liburan Akhir Tahun)

Perjuangan menjadi tentara bukan hanya persiapan fisik dan batin saja. Orangtua Samuel yang begitu mendukung harapan buah hatinya, hingga rela menjual babi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1728 seconds (0.1#10.140)