Pengamat: Perbaikan Erick Thohir di BUMN Butuh Waktu Lama dan Biaya Besar

Kamis, 26 November 2020 - 23:29 WIB
loading...
Pengamat: Perbaikan Erick Thohir di BUMN Butuh Waktu Lama dan Biaya Besar
Pengamat Pusat Studi BUMN dari FEB Universitas Hasanudin Makassar Mursalim Nohong menilai, budaya akhlak di BUMN oleh Erick Thohir merupakan suatu pondasi. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengamat Pusat Studi BUMN dari FEB Universitas Hasanudin Makassar Mursalim Nohong menilai penerapan budaya akhlak di BUMN oleh Erick Thohir merupakan peletakan suatu pondasi yang kokoh dan penting untuk melakukan transformasi atau restrukturisasi.

(Baca juga: Tak Hadiri Munas MUI, Din Syamsuddin: Ulama Lurus Hanya Takut Allah SWT)

Adapun budaya akhlak yang merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif sebagai core value pada perusahaan plat merah yang dimulai sejak awal Juli 2020.

(Baca juga: Kebebasan Sipil di Indonesia Alami Kemunduran)

Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor: SE-7/MBU/07/2020 tentang nilai-nilai utama Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara, yang menjadi hal fundamental untuk dilakukan sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

"Saya kira budaya Akhlak Erick Thohir di BUMN adalah salah satu pondasi yang penting, pondasi yang kokoh untuk kemudian mengoptimalkan transformasi atau restrukturisasi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN, itu harus memang," ujar Mursalim, Kamis (26/11/2020).

Kendati membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menumbuhkan budaya baru itu, Mursalim optimis dengan masifnya sosialisasi dan respons yang bagus dari perusahaan BUMN, cita-cita Erick Thohir untuk menerapkan budaya Akhlak di BUMN bakal terwujud.

"Merubah budaya itu butuh waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang besar, tetapi saya optimis ini bisa, Pak Erick tidak hanya memikirkan portofolio bisnis tapi juga internal SDM nya," tuturnya.

Dia melanjutkan, transformasi BUMN bakal cepat terwujud jika internal BUMN bisa bergerak seiring, sejalan tidak hanya pucuk pimpinan dari perusahaan plat merah, melainkan semuanya memiliki gerak dan pandangan yang sama melakukan transformasi.

"Setelah dicanangkan, tidak ada kesalahpahaman dalam melakukan proses itu, saya kira ini penting geraknya itu, langkahnya ini menjadi satu, seiring sejalan, jangan sampai kemudian hanya pucuk pimpinan yang mau melakukan perubahan, melakukan transformasi tetapi di internalnya sendiri tidak terjadi," ujarnya.

Selain itu, dia menilai upaya Menteri BUMN Erick Thohir melakukan perbaikan tentunya akan berdampak pada pihak-pihak yang terganggu yang sudah merasa nyaman dengan budaya kerja sebelumnya, bakal timbul gesekan atau gejolak di internal perusahaan.

"Dalam setiap perubahan yang dilakukan tentu akan ada orang-orang yang atau pihak yang merasa terdampak dengan perubahan tersebut, dia masih pro pada model-model status quo, ini saya kira memang pilihnya adalah kalau anda mau maju ikut dengan culture ini," katanya.

Dia pun mendorong baik Presiden Joko Widodo maupun DPR RI untuk ikut mendukung kebijakan transformasi yang dilakukan mantan Bos Intermilan itu.

"BUMN ini betul-betul mau melakukan perubahan tinggal itu harus kita support dari pemerintah sendiri, Presiden kemudian harus di support juga dari temen-teman di DPR itu harus betul-betul. Karena kita harus mengembalikan marwah BUMN sebagai pencipta nilai dan pencipta kesejahteraan sebagai mana dikemukakan diawal pendiriannya," pungkasnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1090 seconds (0.1#10.140)