Vaksin Upaya Serius Negara Melindungi Masyarakat

Rabu, 25 November 2020 - 08:11 WIB
loading...
Vaksin Upaya Serius Negara Melindungi Masyarakat
Sejauh ini imunisasi masih menjadi cara paling ampuh dalam mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Foto: dok/Reuters
A A A
JAKARTA - Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan terus mengampanyekan vaksinasi atau imunisasi kepada masyarakat luas. Sejauh ini imunisasi masih menjadi cara paling ampuh dalam mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

Vaksin Upaya Serius Negara Melindungi Masyarakat


Sayangnya, sebagian kecil masyarakat masih ada yang enggan diberi vaksin dan masih mendapatkan informasi yang kurang tepat. Pemerintah sendiri sudah meyakinkan masyarakat untuk tidak takut disuntik vaksin karena vaksin sudah melewati uji klinis dan pemastian keamanan serta kemanjurannya. (Baca: Diam-diam Mendoakan Orang Lain, Salah Satu Sebab Terkabulnya Doa)

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Endah Citraresmi, mengatakan, pada prinsipnya vaksinasi akan membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak perlu melalui fase sakit saat diserang virus atau bakteri tertentu. Hal ini tentu berbeda dengan kekebalan alami tubuh yang muncul setelah seseorang diserang penyakit.

“Pada kondisi tersebut perlu ada fase sakit dulu sampai akhirnya sembuh dan kebal,” ujarnya dalam Dialog Produktif bertema ”Imunisasi Aktif: Mewujudkan Kualitas Hidup yang Lebih Baik” yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), kemarin.

Endah mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi tidak benar mengenai vaksin dan imunisasi. Vaksin yang sudah beredar telah dipastikan keamanannya. Proses produksi vaksin telah melalui tahapan-tahapan yang sesuai prosedur keamanan. Dari uji praklinis pada hewan, dilanjutkan dengan tiga tahap uji klinis pada manusia, hingga akhirnya mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Saat vaksin beredar di masyarakat, BPOM dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) tetap dan terus memantau vaksin tersebut. Sebagai contoh pemantauan, laporan KIPI dari catatan vaksinasi MR fase 1 pada 2018 memperlihatkan sangat sedikit sekali kejadian ikutan pascaimunisasi yang terkait langsung dengan pemberian vaksin. (Baca juga: Ingat! Ini Batas Usia Maksimal Pendaftar PPPK Guru)

“Laporan KIPI hanya 255 dari 35 juta dosis vaksin dan ternyata setelah diperiksa hanya 18 kasus yang berhubungan langsung dengan imunisasi, yang lainnya adalah kebetulan,” tuturnya.

Endah menyebutkan, kejadian ikutan yang paling umum terjadi pascaimunisasi adalah reaksi ringan seperti nyeri dan bengkak di sekitar lokasi penyuntikan. Reaksi ini alamiah dan bisa sembuh dalam waktu singkat. Dibandingkan dengan reaksi ringan tersebut, manfaat vaksin jauh lebih besar.

“Penyakit berat yang bisa mengakibatkan kecacatan dan kematian kita buat vaksinnya. Itulah kenapa angka kematian balita di Indonesia jauh menurun dibandingkan sebelum ditemukan vaksin,” ungkapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1300 seconds (0.1#10.140)