'Nganggur' Usai Jabat Gubernur pada 2022, Anies Masih Berpeluang Nyapres?

Minggu, 22 November 2020 - 09:30 WIB
loading...
Nganggur Usai Jabat Gubernur pada 2022, Anies Masih Berpeluang Nyapres?
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi korban kebakaran di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (22/9/2019). Foto/SINDOnews/Yulianto
A A A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut-sebut sebagai salah satu tokoh terkuat yang bakal meramaikan bursa calon presiden (capres) 2024.

Dalam berbagai hasil survei, Anies selalu menempati papan atas bakal calon presiden 2024 dengan elektabilitas rata-rata di tiga besar. Survei Populi Center yang dirilis pada November 2020 menyebut elektabilitas Anies 9,5%, terpaut tipis dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang unggul dengan elektabilitas 9,9%.

Di atas keduanya ada nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di puncak dengan elektabilitas 18,3%.

Paling tidak, ada dua modal kuat yang membuat Anies sejauh ini mampu menjadikan dirinya tokoh potensial capres 2024. Pertama, soal kedekatannya dengan pemilih dari kalangan Islam. Tak bisa dipungkiri polarisasi pemilih yang merupakan residu dari Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 masih terjadi hingga sekarang.

Pada posisi tersebut, Anies berpeluang didukung oleh kelompok Islam yang bukan bagian pendukung Jokowi di Pilpres 2019. Kedekatan Anies dengan kelompok Islam terkonfirmasi dengan sikapnya yang secara terbuka menunjukkan kedekatan dengan tokoh Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, termasuk juga dengan gerakan kelompok 212 yang notabene jadi penentang Ahok saat menjabat gubernur DKI.

Suara kelompok Islam yang selama ini beroposisi dengan Jokowi bisa jadi akan mendukung Anies saat maju di pilpres.( )
'Nganggur' Usai Jabat Gubernur pada 2022, Anies Masih Berpeluang Nyapres?

Kedua, elektabilitas Anies naik seiring dengan capaiannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Terlepas dari prokontra, faktanya DKI di bawah kepemimpinan Anies mendapatkan sejumlah penghargaan nasional dan internasional, di antaranya di bidang transportasi.

Faktor lainnya adalah kinerja dalam menangani pandemi Covid-19. Jakarta sebagai ibu kota negara dan menjadi episentrum penularan virus Covid-19 tak pelak menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat. Kebijakan kesehatan, ekonomi, dan sosial yang dibuat Anies dalam membantu masyarakat Jakarta selama pandemi dengan sendirinya bernilai politik. Panggung kemanusiaan pun pada akhirnya—entah disengaja atau tidak—berubah menjadi panggung politik. Benefit ini antara lain yang membuat Anies tampil menjadi figur capres potensial.

Namun, di sini pula potensi kelemahan Anies sebagai kepala daerah yang berpeluang jadi capres. Ini juga berlaku bagi kepala daerah lain seperti Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.( )

Jika pandemi berakhir atau ketika periode masa bakti sebagai gubernur berakhir, maka panggung politik pun akan surut.Anies akan mengakhiri jabatan pada 2022 atau dua tahun jelang pilpres.
Sedangkan Ganjar dan Ridwan Kamil, akan mengakhiri masa jabatan pada 2023, serta Khofifah pada 2024.

Menurut pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, kondisi tersebut akan membuat para gubernur jadi kehilangan “panggung” untuk menjaga elektabilitasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)