Jokowi Jengkel Masih Ada Kementerian yang Kinerjanya Biasa-biasa Saja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali menyoroti masalah kecepatan pengadaan barang dan jasa di pemerintahan. Peringatan dini perlu diberikan kepada banyak kementerian/lembaga dan pemerintah daerah (pemda) agar mempercepat pengadaan barang dan jasa.
“Karena banyak kementerian, banyak lembaga banyak pemerintah daerah yang masih bekerja dengan cara-cara lama. Rutinitas,” tutur pria yang biasa disapa Jokowi ini saat membuka Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara virtual, Rabu (17/11/2020P.
Dia mengatakan dalam situasi krisis seperti ini banyak kementerian dan lembaga yang belum mengubah sistem kerjanya. “Dalam kondisi yang darurat seperti ini masih bekerja dalam chanel yang ordinary, biasa-biasa saja, normal-normal saja. Belum berganti ke channel yang extraordinary. Belum mengubah SOP (standard oprational procedure/SOP) dari normal ke SOP yang shortcut yang penuh dengan terobosan,” ungkapnya. ( )
Pada Juni lalu, Jokowi juga sempat menegur para menteri dan kepala lembaga. Pasalnya dia masih melihat banyak jajarannya yang menganggap kondisi sekarang normal. Hal ini terlihat dari kinerja yang biasa-biasa saja.
“Saya lihat masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini Apa enggak punya perasaan suasana ini krisis,” tuturnya, Juni lalu. (Baca juga: Peringati Milad ke-108, Haedar Nashir: Muhammadiyah Bawa Kemajuan Bagi Umat)
Dia meminta agar setiap tindakan, keputusan maupun kebijakan didasarkan pada situasi krisis, Jangan hanya hal ini dianggap sebagai sebuah kenormalan biasa.“Jangan kebijakan yang biasa-biasa aja. Menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini?” katanya.
“Karena banyak kementerian, banyak lembaga banyak pemerintah daerah yang masih bekerja dengan cara-cara lama. Rutinitas,” tutur pria yang biasa disapa Jokowi ini saat membuka Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara virtual, Rabu (17/11/2020P.
Dia mengatakan dalam situasi krisis seperti ini banyak kementerian dan lembaga yang belum mengubah sistem kerjanya. “Dalam kondisi yang darurat seperti ini masih bekerja dalam chanel yang ordinary, biasa-biasa saja, normal-normal saja. Belum berganti ke channel yang extraordinary. Belum mengubah SOP (standard oprational procedure/SOP) dari normal ke SOP yang shortcut yang penuh dengan terobosan,” ungkapnya. ( )
Pada Juni lalu, Jokowi juga sempat menegur para menteri dan kepala lembaga. Pasalnya dia masih melihat banyak jajarannya yang menganggap kondisi sekarang normal. Hal ini terlihat dari kinerja yang biasa-biasa saja.
“Saya lihat masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini Apa enggak punya perasaan suasana ini krisis,” tuturnya, Juni lalu. (Baca juga: Peringati Milad ke-108, Haedar Nashir: Muhammadiyah Bawa Kemajuan Bagi Umat)
Dia meminta agar setiap tindakan, keputusan maupun kebijakan didasarkan pada situasi krisis, Jangan hanya hal ini dianggap sebagai sebuah kenormalan biasa.“Jangan kebijakan yang biasa-biasa aja. Menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini?” katanya.
(dam)