Hari Pahlawan, Sekjen MUI Ingatkan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan

Selasa, 10 November 2020 - 13:39 WIB
loading...
Hari Pahlawan, Sekjen MUI Ingatkan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan
Hari Pahlawan, Sekjen MUI ingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan. Foto/Dok SINDO
A A A
JAKARTA - Momentum Hari Pahlawan ini dimanfaatkan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas untuk mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar negeri ini tidak porak-poranda.

Menurut Anwar Abbas, krisis kesehatan karena Covid-19 telah mendorong terjadinya krisis ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang semula diharapkan di atas 5% sekarang faktanya malah negatif. Bahkan, karena pertumbuhannya sudah dua kuartal negatif berturut-turut, berarti negeri ini sudah dilanda resesi dan badai PHK tentu akan sangat sulit untuk dihindari.

Anwar mengatakan, kondisi semacam ini jika tidak tertangani dengan baik tentu akan berpotensi menimbulkan masalah berupa adanya polarisasi dan kegaduhan politik. Apalagi, sekarang kita lihat sudah muncul perbedaan-perbedaan yang tajam di antara warga dan elemen-elemen masyarakat dengan pemerintah dalam berbagai isu yang cukup mengganggu seperti menyangkut masalah RUU HIP, RUU BPIP, UU Cipta kerja, masalah pilkada, serta praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang semakin meluas.

( ).

"Tenaga kerja asing dari Tiongkok, penangkapan para aktivis yang kritis kepada pemerintah, diskriminasi dalam penegakan hukum, usaha pembunuhan terhadap ulama dan dai, juga masalah Papua dan masalah Habib Rizieq serta kepulangannya yang itu semua telah menggelinding dan menggumpal," tutur Anwar kepada SINDOnews, Selasa (10/11/2020).

Anwar mengatakan, jika kondisi tersebut tidak terselesaikan, dikhawatirkan bisa membuat bara api menyala di mana-mana yang itu semua tentu tidak baik, karena kondisi itu akan membuat bangsa ini akan semakin terpecah dan menjadi lemah.

Untuk itulah, Anwar menyarankan agar bangsa ini ke depan tetap utuh dan bisa berdiri dengan kuat dan kokoh di atas kakinya sendiri, kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa 10 November atau momentum Hari Pahlawan yang memperlihatkan kepada kita tentang arti pentingnya persatuan dan kesatuan bagi tercapainya sebuah kemenangan dan cita-cita.

( ).

"Maka, kita sebagai bangsa hari ini benar-benar dituntut untuk bisa menjaga persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa supaya negeri ini tidak porak-poranda dengan melakukan rekonsiliasi nasional upaya di antara kita yang sama-sama mencintai negeri ini ada titik temu," ujarnya.

Dengan begitu, kata Anwar, pihak pemerintah maupun elemen masyarakat diharapkan untuk tidak memaksakan sikap dan pandangannya kepada pihak lain, tetapi menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai acuan bersama supaya polarisasi dan perbedaan pandangan yang ada saat ini tidak semakin meruncing dan memanas.

( ).

Di sisi lain, semua pihak benar-benar mengharapkan di dalam usaha rekonsiliasi nasional ini masing-masing pihak dapat mengendalikan diri dan mengesampingkan kepentingan pribadi atau kelompok atau partai mereka masing-masing.

"Mau mengedepankan kepentingan dan kemaslahatan bersama agar tujuan kita untuk melindungi dan mencerdaskan rakyat serta menyejahterakan mereka dalam arti yang sesungguhnya dapat terwujud dan tercapai," kata Ketua PP Muhammadiyah ini.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6077 seconds (0.1#10.140)