Baru Deklarasi, Inisiator Masyumi Reborn Diajak Gabung PPP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Bendarahara Umum DPP PPP Idy Muzayyad mengajak para inisiator Masyumi Reborn yang baru saja dideklarasikan untuk bergabung dan membesarkan PPP. Ajakan ini seiring dengan upaya PPP merangkul semua elemen umat Islam.
Apalagi Muktamar IX PPP yang akan digelar pada Desember 2020 mendatang akan mengusung tema "Mempersatukan Umat, Membangun Indonesia". Maka muktamar ini juga diharapkan bisa menjadi momentum untuk mempersatukan umat.
(Baca juga : Layaknya Pemilu, Kolaborasi Raisa dan Afgan Terjadi 5 Tahun Sekali )
"Jadi spirit PPP saat ini adalah kembali mempersatukan umat Islam dalam wadah partai Ka'bah agar bisa menjadi kekuatan politik signifikan dalam membangun Indonesia," ungkap Idy yang juga merupakan Koordinator Publikasi dan Media Center Muktamar IX PPP, kepada wartawan, Sabtu (7/11/2020). (Baca juga: Ditawari Jadi Anggota Majelis Syuro Masyumi, Ustaz Abdul Somad: Siap)
Menurut dia, pengalaman membuktikan bahwa membuat partai baru tidak gampang. Mendirikan partai menguras tenaga, dana, dan waktu yang sangat besar. "Untuk lolos sebagai peserta pemilu saja belum tentu, apalagi untuk meraih suara dengan rencana ambang batas parlemen atau parliamentary threshold yang sebesar 5%, sangat tidak gampang," ungkapnya. (Baca juga: Ini yang Bakal Terjadi Jika UAS, Amien Rais dan Habib Rizieq Gabung Masyumi)
Idy menilai terpecahnya suara umat Islam dalam berbagai partai termasuk partai baru justeru akan melemahkan kekuatan politik umat Islam. Apalagi bila terjadi kondisi banyak terdapat partai berbasis Islam tapi suaranya sedikit atau tanggung semua sehingga tidak lolos PT. Karenanya, Idy sekali lagi menegaskan pentingnya PPP sebagai partai warisan ulama dan tokoh Islam lintas ormas untuk dijaga dan dibesarkan bersama. Mengingat sejarah pendirian PPP berasal dari fusi empat ormas dan partai Islam, yakni NU, SI, Perti dan Parmusi. (Baca juga: Amien Rais Siap Bubarkan Partai Ummat Jika Masyumi Besar)
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ini menilai dorongan untuk mendirikan partai Islam baru patut dicurigai sebagai upaya untuk melemahkan politik Islam. "Karenanya, coba dipikir ulang lagi. Dan berpikir jernih untuk lebih baik bersama dalam wadah PPP sebagai rumah besar umat Islam, daripada membuat partai baru," pungkas Idy.
Apalagi Muktamar IX PPP yang akan digelar pada Desember 2020 mendatang akan mengusung tema "Mempersatukan Umat, Membangun Indonesia". Maka muktamar ini juga diharapkan bisa menjadi momentum untuk mempersatukan umat.
(Baca juga : Layaknya Pemilu, Kolaborasi Raisa dan Afgan Terjadi 5 Tahun Sekali )
"Jadi spirit PPP saat ini adalah kembali mempersatukan umat Islam dalam wadah partai Ka'bah agar bisa menjadi kekuatan politik signifikan dalam membangun Indonesia," ungkap Idy yang juga merupakan Koordinator Publikasi dan Media Center Muktamar IX PPP, kepada wartawan, Sabtu (7/11/2020). (Baca juga: Ditawari Jadi Anggota Majelis Syuro Masyumi, Ustaz Abdul Somad: Siap)
Menurut dia, pengalaman membuktikan bahwa membuat partai baru tidak gampang. Mendirikan partai menguras tenaga, dana, dan waktu yang sangat besar. "Untuk lolos sebagai peserta pemilu saja belum tentu, apalagi untuk meraih suara dengan rencana ambang batas parlemen atau parliamentary threshold yang sebesar 5%, sangat tidak gampang," ungkapnya. (Baca juga: Ini yang Bakal Terjadi Jika UAS, Amien Rais dan Habib Rizieq Gabung Masyumi)
Idy menilai terpecahnya suara umat Islam dalam berbagai partai termasuk partai baru justeru akan melemahkan kekuatan politik umat Islam. Apalagi bila terjadi kondisi banyak terdapat partai berbasis Islam tapi suaranya sedikit atau tanggung semua sehingga tidak lolos PT. Karenanya, Idy sekali lagi menegaskan pentingnya PPP sebagai partai warisan ulama dan tokoh Islam lintas ormas untuk dijaga dan dibesarkan bersama. Mengingat sejarah pendirian PPP berasal dari fusi empat ormas dan partai Islam, yakni NU, SI, Perti dan Parmusi. (Baca juga: Amien Rais Siap Bubarkan Partai Ummat Jika Masyumi Besar)
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ini menilai dorongan untuk mendirikan partai Islam baru patut dicurigai sebagai upaya untuk melemahkan politik Islam. "Karenanya, coba dipikir ulang lagi. Dan berpikir jernih untuk lebih baik bersama dalam wadah PPP sebagai rumah besar umat Islam, daripada membuat partai baru," pungkas Idy.
(cip)