Menkes Terawan Paparkan Pengalaman Indonesia Tangani Covid-19 di Forum WHO
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa negara menyampaikan pengalamannya dalam menangani Covid-19 dalam konferensi pers yang diselenggarakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (6/11/2020).
Tiga negara yang menyampaikan pengalamannya dalam forum itu adalah Indonesia, Afrika Selatan dan Thailand. Negara ini diundang karena dianggap sukses dalam menerapkan IAR atau Intra-Action Review. IAR merupakan perencanaan kegiatan negara dalam menanggulangi Pandemi Covid-19, yang kemudian direview WHO. IAR diterbitkan WHO pada 23 Juli 2020. (Baca juga: WHO Undang Menkes Terawan Bahas Penanganan Covid-19 di Indonesia)
Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto mengatakan, kunci penanganan Covid-19 adalah partisipasif aktif berbagai pemangku kepentingan. Meski begitu Menkes mengakui, bukan tugas yang mudah untuk menghadirkan perwakilan 138 pemangku kepentingan multisektoral untuk melakukan review terhadap kegiatan penanggulangan Covid-19 yang ada di Indonesia. (Baca juga: Update Covid-19, Positif 429.574 Orang, 360.705 Sembuh dan 14.442 Meninggal)
Menurut Menkes, pelaksanaan IAR di Indonesia mencakup sembilan pilar utama penanggulangan Covid-19, Yakni, (1) komando dan koordinasi; (2) komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat; (3) pengawasan, tim respons cepat, dan investigasi kasus; (4) titik masuk, perjalanan internasional, dan transportasi; (5) laboratorium; (6) pengendalian infeksi; (7) manajemen kasus; (8) dukungan operasional dan logistik; dan (9) memelihara layanan dan sistem kesehatan penting. (Baca juga: Izin Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Wajib Pertimbangkan Tiga Hal Ini)
Sementara itu Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zweli Mkhize mengatakan, IAR telah banyak membantu untuk membuat perencanaan dalam mewaspadai adanya cluster baru Covid19 dan diharapkan beberapa waktu ke depan. Meski begitu menurut Zweli, negaranya tetap dalam kewaspadaan tinggi atas penyebaran pandemi ini. Yang jelas, lanjut dia, Afsel selalu belajar dari negara lain yang lebih dulu berpengalaman dalam menghadapi Covid-19, dan bersiaga untuk kemungkinan kembali mewabahnya Covid-19. Untuk itu, dia mengatakan, Afsel saat ini telah memiliki sistem peringatan dini untuk mendeteksi berkembangnya cluster baru. “Kami telah mengembankan rencana aksi nasional untuk mengurangi Covid bangkit kembali,” tegas Zweli.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan, saat ini negaranya terus mengembangkan sistem data terintegrasi untuk mengelola dan memastikan keamanan kesehatan bagi setiap orang. Menurut dia, sistem dengan kapasitas pendeteksian kasus yang dibarengi dengan peningkatan efisiensi sistem operasi darurat dapat mengurangi penyebaran Covid-19. “Kami mencari dan menyimpulkan semua informasi mengenai Covid semaksimal mungkin,” tegas dia.
WHO dalam pernyataanya, seperti dalam undangan ke Menkes menyebut, saat ini dunia dihadapkan pada tantangan pengelolaan risiko kesehatan dan dampak pada semua aspek kedaruratan di dunia yang saling terhubung, terkait penyebaran Covid-19 ini. Semua negara, terlepas dari tingkat pendapatan atau perkembangannya, sebut WHO, kini menghadapi risiko sistemik wabah penyakit yang muncul dan muncul kembali, dengan potensi dampaknya terhadap kesehatan dan sosial ekonomi.
Lihat Juga: Jadi Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan, Terawan: Saya Tentara, Siap Melaksanakan Tugas
Tiga negara yang menyampaikan pengalamannya dalam forum itu adalah Indonesia, Afrika Selatan dan Thailand. Negara ini diundang karena dianggap sukses dalam menerapkan IAR atau Intra-Action Review. IAR merupakan perencanaan kegiatan negara dalam menanggulangi Pandemi Covid-19, yang kemudian direview WHO. IAR diterbitkan WHO pada 23 Juli 2020. (Baca juga: WHO Undang Menkes Terawan Bahas Penanganan Covid-19 di Indonesia)
Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto mengatakan, kunci penanganan Covid-19 adalah partisipasif aktif berbagai pemangku kepentingan. Meski begitu Menkes mengakui, bukan tugas yang mudah untuk menghadirkan perwakilan 138 pemangku kepentingan multisektoral untuk melakukan review terhadap kegiatan penanggulangan Covid-19 yang ada di Indonesia. (Baca juga: Update Covid-19, Positif 429.574 Orang, 360.705 Sembuh dan 14.442 Meninggal)
Menurut Menkes, pelaksanaan IAR di Indonesia mencakup sembilan pilar utama penanggulangan Covid-19, Yakni, (1) komando dan koordinasi; (2) komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat; (3) pengawasan, tim respons cepat, dan investigasi kasus; (4) titik masuk, perjalanan internasional, dan transportasi; (5) laboratorium; (6) pengendalian infeksi; (7) manajemen kasus; (8) dukungan operasional dan logistik; dan (9) memelihara layanan dan sistem kesehatan penting. (Baca juga: Izin Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Wajib Pertimbangkan Tiga Hal Ini)
Sementara itu Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zweli Mkhize mengatakan, IAR telah banyak membantu untuk membuat perencanaan dalam mewaspadai adanya cluster baru Covid19 dan diharapkan beberapa waktu ke depan. Meski begitu menurut Zweli, negaranya tetap dalam kewaspadaan tinggi atas penyebaran pandemi ini. Yang jelas, lanjut dia, Afsel selalu belajar dari negara lain yang lebih dulu berpengalaman dalam menghadapi Covid-19, dan bersiaga untuk kemungkinan kembali mewabahnya Covid-19. Untuk itu, dia mengatakan, Afsel saat ini telah memiliki sistem peringatan dini untuk mendeteksi berkembangnya cluster baru. “Kami telah mengembankan rencana aksi nasional untuk mengurangi Covid bangkit kembali,” tegas Zweli.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan, saat ini negaranya terus mengembangkan sistem data terintegrasi untuk mengelola dan memastikan keamanan kesehatan bagi setiap orang. Menurut dia, sistem dengan kapasitas pendeteksian kasus yang dibarengi dengan peningkatan efisiensi sistem operasi darurat dapat mengurangi penyebaran Covid-19. “Kami mencari dan menyimpulkan semua informasi mengenai Covid semaksimal mungkin,” tegas dia.
WHO dalam pernyataanya, seperti dalam undangan ke Menkes menyebut, saat ini dunia dihadapkan pada tantangan pengelolaan risiko kesehatan dan dampak pada semua aspek kedaruratan di dunia yang saling terhubung, terkait penyebaran Covid-19 ini. Semua negara, terlepas dari tingkat pendapatan atau perkembangannya, sebut WHO, kini menghadapi risiko sistemik wabah penyakit yang muncul dan muncul kembali, dengan potensi dampaknya terhadap kesehatan dan sosial ekonomi.
Lihat Juga: Jadi Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan, Terawan: Saya Tentara, Siap Melaksanakan Tugas
(cip)