Jubir Wapres: Tidak Perlu Panik dengan Resesi Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Resesi ekonomi dinilai tidak perlu disikapi kepanikan. Hal tersebut dihadapi dengan menggenjot penyerapan untuk mengungkit perekonomian nasional.
Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III terkontraksi minus 3,49%.
“Kita sekarang memang memang disebut-sebut sudah memasuki resesi ya. Saya kira kita tidak perlu panik dengan resesi. Biasa saja kita hadapi. Kita mengungkit ekonomi kita dengan penyerapan ekonomi yang lebih besar,” kata Juru Bicara Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, Jumat (6/11/2020). ( )
Namun begitu dia menyoroti pengelolaan anggaran yang masih belum maksimal. Pasalnya, seringkali realisasi anggaran akan kosong di awal tahun dan dikebut di akhir tahun.
“Sebenarnya itu tidak baik. Selama ini mestinya kalau bisa itu normal dari awal sampai tengah sampai akhir tahun. (Ini-red) agar di akhir tahun tidak terbukti buru-buru menghabiskan APBN dan APBD di akhir tahun. Jadi karakternya selalu begitu,” ungkapnya.
(Baca juga: Munarman Tegaskan Pernyataan Mahfud MD Soal Habib Rizieq Overstay Hoaks )
Menurut dia, harus ada perubahan politik anggaran di awal tapi sampai saat ini memang belum dilaksanakan itu. "Mudah-mudahan ke depan, belajar dari kasus tahun ini yang begitu besar dampaknya, bisa dilakukan perubahan-perubahan,” ujarnya.
Dia menegaskan perubahan politik anggaran bisa berdampak ke penyerapan yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III terkontraksi minus 3,49%.
“Kita sekarang memang memang disebut-sebut sudah memasuki resesi ya. Saya kira kita tidak perlu panik dengan resesi. Biasa saja kita hadapi. Kita mengungkit ekonomi kita dengan penyerapan ekonomi yang lebih besar,” kata Juru Bicara Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, Jumat (6/11/2020). ( )
Namun begitu dia menyoroti pengelolaan anggaran yang masih belum maksimal. Pasalnya, seringkali realisasi anggaran akan kosong di awal tahun dan dikebut di akhir tahun.
“Sebenarnya itu tidak baik. Selama ini mestinya kalau bisa itu normal dari awal sampai tengah sampai akhir tahun. (Ini-red) agar di akhir tahun tidak terbukti buru-buru menghabiskan APBN dan APBD di akhir tahun. Jadi karakternya selalu begitu,” ungkapnya.
(Baca juga: Munarman Tegaskan Pernyataan Mahfud MD Soal Habib Rizieq Overstay Hoaks )
Menurut dia, harus ada perubahan politik anggaran di awal tapi sampai saat ini memang belum dilaksanakan itu. "Mudah-mudahan ke depan, belajar dari kasus tahun ini yang begitu besar dampaknya, bisa dilakukan perubahan-perubahan,” ujarnya.
Dia menegaskan perubahan politik anggaran bisa berdampak ke penyerapan yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
(dam)