Masyarakat Berharap PKPM Kementerian LHK Dilakukan Berkesinambungan
loading...
A
A
A
Gubernur Erzaldi Roesman mengakui, program PKPM telah memberikan kontribusi nyata dalam menggerakan ekonomi masyarakat Bangka Belitung di wilayah pesisir. Dan dampaknya sangat terasa sekali karena kini sedang memasuki musim angin kencang, gelombang tinggi, hingga mengakibatkan nelayan tidak bisa melaut.
"Nah dengan adanya program PKPM mereka punya penghasilan, baik sebagai pengumpul kayu air, propagul, pengisian media semai, maupun mereka yang ikut dalam penanaman," jelas Erzaldi.
Karena itu, Erzaldi sangat merespons harapan masyarakat ini, bahkan menjanjikan segera meluncurkan bantuan berupa dana pengembangan budidaya perikanan di kawasan mangrove, termasuk untuk budidaya kepiting dan udang. Soal berapa besar nilai bantuan itu, belum disebutkannya.
Khusus Bangka Belitung menurut Kepala Balai PDASHL Baturusa Cerucuk Tekstianto, mentargetkan penanaman mangrove melalui PEN padat karya ini, seluas 500 hektar tersebar di 4 kabupaten ; Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung Timur, melibatkan sedikitnya 1000 masyarakat yang tergabung dalam 37 kelompok Tani Hutan atau KTH.
Cerucuk Babel Tekstiyanto, mengatakan program PEN untuk di Belitung Timur khususnya di Pantai Pering desa Kelapa Kampit ini luasnya 5 hektar. Di lahan 5 hektar ini ditanam 18 ribu mangrove, total untuk 200 hektar di Belitung timur sebanyak 825 ribu batang mangrove per hektar.
Ia berharap penanaman mangrove melalui PEN ini dapat memberikan manfaat dan meningkatkan perekomonian bagi masyarakat di Beltim.
Saipul, seorang nelayan pantai, anggota KTH Berkah Gumbak Lestari Desa Mentawak mengakui, bisa berpendapatan sedikitnya Rp500 ribu persetengah hari dari pengumpulan propagul mangrove. Dan penghasilan ini jauh lebih tinggi ketimbang pendapatan mencari kepiting yang terkadang dapat dan lebih banyak tak dapatnya.
"Alhamdulillah, disaat kami tidak bisa turun ke laut, kini bisa mengumpulkan propagul," ujarnya.
Menurut pengakuannya, berangkat pukul 10.00 pulang pukul 13.00, dia mampu mengumpulkan sedikitnya 1000 propagul.Bahkan terkadang lebih, pernah mencapai 2.000 batang, saat dia dibantu putranya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Beti Sulami, bendahara KTH Selindang Mangrove Mandiri, yang sebelumnya pelimbang timah, mengaku bisa berpendapatan Rp150 ribu hingga Rp200 ribu perhari dari mengisi media semai.
"Nah dengan adanya program PKPM mereka punya penghasilan, baik sebagai pengumpul kayu air, propagul, pengisian media semai, maupun mereka yang ikut dalam penanaman," jelas Erzaldi.
Karena itu, Erzaldi sangat merespons harapan masyarakat ini, bahkan menjanjikan segera meluncurkan bantuan berupa dana pengembangan budidaya perikanan di kawasan mangrove, termasuk untuk budidaya kepiting dan udang. Soal berapa besar nilai bantuan itu, belum disebutkannya.
Khusus Bangka Belitung menurut Kepala Balai PDASHL Baturusa Cerucuk Tekstianto, mentargetkan penanaman mangrove melalui PEN padat karya ini, seluas 500 hektar tersebar di 4 kabupaten ; Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung Timur, melibatkan sedikitnya 1000 masyarakat yang tergabung dalam 37 kelompok Tani Hutan atau KTH.
Cerucuk Babel Tekstiyanto, mengatakan program PEN untuk di Belitung Timur khususnya di Pantai Pering desa Kelapa Kampit ini luasnya 5 hektar. Di lahan 5 hektar ini ditanam 18 ribu mangrove, total untuk 200 hektar di Belitung timur sebanyak 825 ribu batang mangrove per hektar.
Ia berharap penanaman mangrove melalui PEN ini dapat memberikan manfaat dan meningkatkan perekomonian bagi masyarakat di Beltim.
Saipul, seorang nelayan pantai, anggota KTH Berkah Gumbak Lestari Desa Mentawak mengakui, bisa berpendapatan sedikitnya Rp500 ribu persetengah hari dari pengumpulan propagul mangrove. Dan penghasilan ini jauh lebih tinggi ketimbang pendapatan mencari kepiting yang terkadang dapat dan lebih banyak tak dapatnya.
"Alhamdulillah, disaat kami tidak bisa turun ke laut, kini bisa mengumpulkan propagul," ujarnya.
Menurut pengakuannya, berangkat pukul 10.00 pulang pukul 13.00, dia mampu mengumpulkan sedikitnya 1000 propagul.Bahkan terkadang lebih, pernah mencapai 2.000 batang, saat dia dibantu putranya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Beti Sulami, bendahara KTH Selindang Mangrove Mandiri, yang sebelumnya pelimbang timah, mengaku bisa berpendapatan Rp150 ribu hingga Rp200 ribu perhari dari mengisi media semai.