Kementerian PUPR Manfaatkan Teknologi Asbuton Guna Tingkatkan Kualitas Jalan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Demi terlaksananya program pembangunan dan preservasi jalan guna meningkatkan kualitas dan pelayanan jalan di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memanfaatkan produk Aspal Buton (Asbuton) pada pekerjaan preservasi dan pembangunan jalan di Indonesia. Penggunaan Asbuton pada tahun ini dilakukan sepanjang 793 Km yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia dengan volume kebutuhan sekitar 42.000 ton.
Dalam tinjauannya di lapangan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pemanfaatan Asbuton tersebut dilakukan guna pembangunan dan penanganan jalan yang juga merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan penggunaan produk dalam negeri.
“Kondisi jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian masyarakat” kata Menteri Basuki.
Dari sisi teknologi Asbuton tidak sama dengan aspal minyak. Oleh sebab itu, teknologi Asbuton terus dikembangkan oleh Kementerian PUPR, baik dari sisi jaminan kualitas dan teknik penghamparan, diantaranya Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA), campuran beraspal dengan Asbuton, Butur Seal, Cape Buton Seal dan Asbuton campuran aspal emulsi.
Asbuton memiliki potensi pemanfaatan per tahunnya sebesar 167.182 ton dimana 25% diantaranya akan diserap untuk peningkatan dan pembangunan jalan nasional. Dan sampai dengan saat ini, progres dari pemanfaatan Asbuton untuk TA 2020 sudah mencapai 80% dari perencanaan.
Pemanfaatan Asbuton yang populer digunakan adalah teknologi CPHMA yang merupakan produk campuran beraspal siap pakai. Keunggulan CPHMA dibandingkan dengan campuran sejenis antara lain konstruksi perkerasan yang lebih merata dan homogen serta kerataan permukaan yang lebih baik.
Dalam penerapannya, pencampuran tersebut dilakukan secara pabrikasi, kemudian didistribusikan dalam kedalam bentuk kemasan dan selanjutnya dipadatkan dan dihampar secara dingin (pada temperatur udara). Teknologi CPHMA dipilih karena bermanfaat untuk pembangunan jalan di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil yang tidak memiliki akses ke alat pencampur aspal (Asphalt Mixing Plan, AMP).
Dalam tinjauannya di lapangan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pemanfaatan Asbuton tersebut dilakukan guna pembangunan dan penanganan jalan yang juga merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan penggunaan produk dalam negeri.
“Kondisi jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian masyarakat” kata Menteri Basuki.
Dari sisi teknologi Asbuton tidak sama dengan aspal minyak. Oleh sebab itu, teknologi Asbuton terus dikembangkan oleh Kementerian PUPR, baik dari sisi jaminan kualitas dan teknik penghamparan, diantaranya Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA), campuran beraspal dengan Asbuton, Butur Seal, Cape Buton Seal dan Asbuton campuran aspal emulsi.
Asbuton memiliki potensi pemanfaatan per tahunnya sebesar 167.182 ton dimana 25% diantaranya akan diserap untuk peningkatan dan pembangunan jalan nasional. Dan sampai dengan saat ini, progres dari pemanfaatan Asbuton untuk TA 2020 sudah mencapai 80% dari perencanaan.
Pemanfaatan Asbuton yang populer digunakan adalah teknologi CPHMA yang merupakan produk campuran beraspal siap pakai. Keunggulan CPHMA dibandingkan dengan campuran sejenis antara lain konstruksi perkerasan yang lebih merata dan homogen serta kerataan permukaan yang lebih baik.
Dalam penerapannya, pencampuran tersebut dilakukan secara pabrikasi, kemudian didistribusikan dalam kedalam bentuk kemasan dan selanjutnya dipadatkan dan dihampar secara dingin (pada temperatur udara). Teknologi CPHMA dipilih karena bermanfaat untuk pembangunan jalan di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil yang tidak memiliki akses ke alat pencampur aspal (Asphalt Mixing Plan, AMP).
(alf)