GP Ansor: Dunia Harus Membangun Keseimbangan Baru

Kamis, 29 Oktober 2020 - 06:00 WIB
loading...
A A A
Dia melanjutkan, Pancasila mengakui harkat dan martabat manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya, dan juga mengedepankan nilai-nilai untuk mengembangkan sikap saling menyayangi dan saling toleransi. "Ada kunci penting di sini, yakni empati. Empati adalah salah satu kunci penting dalam memajukan hak asasi manusia," imbuhnya.

GP Ansor memandang, Pancasila juga tidak hanya mengedepankan pembinaan sikap adil terhadap sesama dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai untuk menghormati hak orang lain dan mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan serta gotong-royong.

Dengan begitu, ujar Gus Yaqut, Pancasila tidak hanya mengakui bahwa bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai untuk mengembangkan rasa hormat dan kerja sama dengan bangsa lain.

Menurut Yaqut, dengan menyadari dinamika global yang sangat memprihatinkan, dan pentingnya keseimbangan baru mewujud dalam tatanan yang didasarkan atas aturan-aturan yang disepakati bersama (rules-based order), maka pada 2017, di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang, GP Ansor mengumumkan "Deklarasi Gerakan Pemuda Ansor tentang Islam untuk Kemanusiaan (Humanitarian Islam)" yang berisi peta jalan untuk membangun gerakan global menuju terwujudnya peran nyata Islam dalam memberi jalan keluar bagi masalah-masalah kemanusiaan di abad ini.

"Deklarasi itu kemudian disusul dengan apa yang disebut sebagai "Manifesto Nusantara" yang ditetapkan oleh Gerakan Pemuda Ansor pada tahun 2018 di Yogyakarta, dan seruan kepada dunia, yang dalam Hari Sumpah Pemuda Ke-92 hari ini sangat relevan," katanya.

Gus Yaqut kemudian mengutip kembali Seruan Nusantara GP Ansor, yakni:

Seruan Nusantara

Kami mengajak semua pihak
yang memiliki kehendak baik
dari semua agama dan kebangsaan
untuk bergabung bersama membangun konsensus global
untuk mencegah dijadikannya Islam sebagai senjata politik,
baik oleh Muslim maupun Non-Muslim,
dan memupus maraknya kebencian komunal,
melalui perjuangan untuk mewujudkan tata dunia
yang ditegakkan di atas dasar perhormatan
terhadap kesetaraan hak dan martabat
bagi setiap manusia.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2398 seconds (0.1#10.140)