Lawan Corona lewat Sikap Disiplin Ikuti Aturan dan Protokol Kesehatan

Jum'at, 08 Mei 2020 - 10:20 WIB
loading...
Lawan Corona lewat Sikap Disiplin Ikuti Aturan dan Protokol Kesehatan
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya, Khairil Anwar. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Suasana Ramadhan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Saat ini Indonesia sedang dilanda pandemi virus Corona (Covid).

Masyarakat yang sedang menjalani ibadah puasa diminta tetap menjaga kewaspadaan terhadap penularan virus tersebut. Meskipun tidak perlu panik, tapi jangan pula menganggap remeh penyebaran Corona.

Selama berpuasa, masyarakat harus tetap disiplin dan bersama-sama melawan virus tersebut. Itu dilakukan demi memutus mata rantai penyebarannya.

Oleh karena itu, protokol kesehatan dalam bekerja dari rumah, harus senantiasa selalu diperhatikan. “Kami meminta masyarakat tetap mengikuti dan manaati imbauan pemerintah serta fatwa dan taushiyah dari MUI untuk tetap berada dan bekerja dari rumah,” tutur Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangkaraya, Khairil Anwar, di Palangka Raya, Kamis 7 Mei 2020.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Tengah ini meyampaikan agar masyarakat yang berada di zona merah menghindari salat berjamaah di masjid dengan tetap melakukan salat di rumah untuk sementara waktu bersama keluarganya.

“Di kawasan zona merah, sebaiknya salat Jumat di masjid bisa diganti dengan salat Zuhur di rumah. Begitu pula salat Tarawih dan tadarus Alquran, buka puasa bersama, dan salat Idul Fitri untuk sementara dilaksanakan di rumah saja. Yakinlah bahwa sepanjang kita disiplin dan penuh kebersamaan mentaati perintah ulil amri (pemerintah dan ulama), pencegahan Corona akan cepat berhasil,” tuturnya.

Meskipun dalam masa pandemi, Khairili mengimbau umat Islam senantiasa ikhlas, bersyukur dan bersabar dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan ini.

“Ikhlas menjalani ibadah puasa di tengah pademi Covid-19 karena musibah ini sejatinya datangnya dari Allah SWT. Syukur terhadap nikmat yang diberikan kepada kita, seperti nikmat kesehatan dalam beribadah selama ini. Sabar terhadap musibah Corona yang melanda umat manusia dan bangsa Indonesia. Yakinlah bahwa musibah ini adalah ujian bagi kita orang yang beriman,” tuturnya

Menurut dia, kebersamaan dan gotong royong juga dapat diwujudkan untuk bersama-sama menghadapi pandemi dengan berbagi dan menolong sesama.

“Orang yang kaya membantu dengan kekayaannya. Orang berilmu, cerdik cendekia membantu dengan ilmunya. Ulama membantu dengan nasihat dan ceramahnya yang menyejukkan. Dokter dan para medis membantu dengan ilmu medisnya. Orang yang sehat membantu membentuk sukarelawan dan membantu dengan tenaganya,” tutur Ketua Umum Badan Pengelola dan Imam Masjid Raya Darussalam (Islamic Center) Palangka Raya ini.

Bahkan, lanjut dia, masyarakat biasa sekalipun bisa membantu dengan cukup tinggal di rumah saja mengikuti imbauan pemerintah dan MUI. Semua unsur masyarakat sejatinya harus bekerja sama bahu membahu dalam melawan virus Corona ini.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provisni Kalteng ini juga mengungkapkan perlunya peran para tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk menguatkan jiwa dan hati masyarakat di bulan Ramadhan ini.

Sikap itu diperlukan agar masyarakat bersedia mengikuti anjuran pemerintah.“Tokoh masyarakat dan pemuka agama perlu melakukan ceramah dan imbauan di media sosial agar masyarakat mengikuti aturan pemerintah pusat dan daerah. Aturan itu demi kemaslahatan bersama. Karena pesan Aluran, janganlah kamu mencelakakan nyawamu dalam kebinasaan dan pesan Nabi juga janganlah kita terkena mudharat dan memudharatkan orang lain,” tuturnya.

Menurut Khairli, pesan-pesan seperti ini yang tentunya harus disampaikan di tengah masyarakat. Bahkan kalau perlu mengajak masyarakat, takmir masjid atau jamaah masjid yang masih “ngeyel” melaksanakan salat Jumat di zona merah untuk bisa memahami dan mengerti dengan penuh kesadaran.

“Tidak kalah pentingnya imbauan untuk berbagi dengan sesama, lewat pemberian zakat fitrah yang didahulukan, zakat harta yang dibolehkan dibayarkan lebih dulu sepanjang nisabnya sudah sampai. Mengajak masyarakat yang berkecukupan untuk membayarkan infaq dan sodaqoh, terutama kepada masyarakat miskin,” ucapnya.

Khairil menyarankan pemerintah dan dinas kesehatan bermusyawarah dengan ulama yang tergabung dalam MUI, NU, Muhammadiyah dan juga takmir masjid agar dapat bersama-sama menetapkan kawasan atau masjid yang dilarang melaksanakan salat berjama’ah dan mana yang boleh.

“Hemat saya selama ini penetapan zona merah per kabupaten atau per kota masih tidak selaras dengan penetapan fatwa MUI dengan istilah kawasan tidak terkendali. Apakah kawasan itu dalam satu desa, kecamatan, atau kabupaten/kota. Di sini perlu duduk bersama dan bermusyawarah untuk memutuskan secara bersama,” ucapnya.

Dia juga mengimbau masyarakat tetap menjaga kerukunan dan kedamaian di tengah pandemi ini. “Masyarakat harus bisa menahan diri dan jangan mudah terporvokasi atas ajakan-ajakan yang dapat merugikan bangsa ini. Mari bersama-sama menjaga kerukunan demi terciptanya kedamaian di negeri ini,” tuturnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2055 seconds (0.1#10.140)