PAN Sebut Aneh Survei yang Sebut Elektabilitasnya Merosot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Survei Indikator Politik menyebutkan elektabilitas Partai Amamat Nasional (PAN) mengalami penurunan dari 2% pada Juli 2020 menjadi 1,1% pada September 2020.
Survei tersebut ternyata tidak membuat terkejut Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi. Menurut dia, sejak 2004 hingga tahun 2020, hasil survei selalu menyebut elektabilitas PAN berkisar antara 1-2% saja. Meski PAN masif membuat program, tetapi ketika di survei hasilnya selalu konstan.
"Kalau berdasarkan survei yang dilakukan lembaga survei tersebut maka sejak pemilu 2009 PAN seharusnya tidak lolos parliamentary threshold (syarat ambang batas masuk parlemen)," kata Viva kepada SINDOnews, Senin (26/10/2020).( )
Padahal, sambung Viva, hasil pemilu ternyata berbeda 500% dengan apa yang ada dalam survei. Karena, PAN selalu lolos ke Senayan dengan perolehan yang jauh dari hasil survei. Pemilu 2004 memperoleh suara nasional sebesar 6,44%, Pemilu 2009 sebesar 6,01%, Pemilu 2014 sebesar 7,59%, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84%.
"Jadi, ada perbedaan sebesar 500 persen antara prediksi melalui hasil survei oleh para lembaga survei dengan hasil resmi pemilu yang ditetapkan oleh KPU. Aneh kan? Masak hasilnya berbeda 500 persen ketika PAN di survei. Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah?," ucapnya. (Baca: Gatot Tegaskan KAMI Tak Jadi Parpol, Loyalis Amien Yakin Bakal Gabung Partai Ummat)
Bahkan, kata mantan politikus Senayan ini, pihaknya selalu menanyakan alasan kenapa hasil survei tersebut berbeda dengan hasil pemilu kepada para surveyor. Mereka menjawab karena yang berperan penting adalah pergerakan para caleg PAN sehingga hasil pemilu berbeda dengan hasil survei.
"Lha, lalu para caleg dari partai politik lain apakah tidur? Kan sama-sama bergerak berkompetisi mencari suara di dapil," katanya sembari tertawa.
Menurut Juru Bicara (Jubir) PAN ini, beberapa kali PAN bertanya kepada surveyor mengenai "hasil survei aneh untuk PAN", tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan secara ilmiah.
Untuk itu, kata Viva, apa pun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei tetap akan menjadi masukan bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan pemilu 2024.
"PAN secara rutin dan berkala telah melakukan survei yang dilakukan oleh lembaga survei independen untuk mengetahui elektabilitas, prioritas program, dan variabel lain yang dibutuhkan PAN. Hasil survei internal tersebut memang berbeda dengan rilis yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei sejak tahun 2004," tuturnya.
Survei tersebut ternyata tidak membuat terkejut Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi. Menurut dia, sejak 2004 hingga tahun 2020, hasil survei selalu menyebut elektabilitas PAN berkisar antara 1-2% saja. Meski PAN masif membuat program, tetapi ketika di survei hasilnya selalu konstan.
"Kalau berdasarkan survei yang dilakukan lembaga survei tersebut maka sejak pemilu 2009 PAN seharusnya tidak lolos parliamentary threshold (syarat ambang batas masuk parlemen)," kata Viva kepada SINDOnews, Senin (26/10/2020).( )
Padahal, sambung Viva, hasil pemilu ternyata berbeda 500% dengan apa yang ada dalam survei. Karena, PAN selalu lolos ke Senayan dengan perolehan yang jauh dari hasil survei. Pemilu 2004 memperoleh suara nasional sebesar 6,44%, Pemilu 2009 sebesar 6,01%, Pemilu 2014 sebesar 7,59%, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84%.
"Jadi, ada perbedaan sebesar 500 persen antara prediksi melalui hasil survei oleh para lembaga survei dengan hasil resmi pemilu yang ditetapkan oleh KPU. Aneh kan? Masak hasilnya berbeda 500 persen ketika PAN di survei. Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah?," ucapnya. (Baca: Gatot Tegaskan KAMI Tak Jadi Parpol, Loyalis Amien Yakin Bakal Gabung Partai Ummat)
Bahkan, kata mantan politikus Senayan ini, pihaknya selalu menanyakan alasan kenapa hasil survei tersebut berbeda dengan hasil pemilu kepada para surveyor. Mereka menjawab karena yang berperan penting adalah pergerakan para caleg PAN sehingga hasil pemilu berbeda dengan hasil survei.
"Lha, lalu para caleg dari partai politik lain apakah tidur? Kan sama-sama bergerak berkompetisi mencari suara di dapil," katanya sembari tertawa.
Menurut Juru Bicara (Jubir) PAN ini, beberapa kali PAN bertanya kepada surveyor mengenai "hasil survei aneh untuk PAN", tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan secara ilmiah.
Untuk itu, kata Viva, apa pun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei tetap akan menjadi masukan bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan pemilu 2024.
"PAN secara rutin dan berkala telah melakukan survei yang dilakukan oleh lembaga survei independen untuk mengetahui elektabilitas, prioritas program, dan variabel lain yang dibutuhkan PAN. Hasil survei internal tersebut memang berbeda dengan rilis yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei sejak tahun 2004," tuturnya.
(dam)