Geliat Waduk Muara Nusa Dua Penuhi Kebutuhan Air Baku di Pulau Dewata

Senin, 26 Oktober 2020 - 11:07 WIB
loading...
Geliat Waduk Muara Nusa...
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) melakukan kegiatan rehabilitasi, penataan dan peningkatan kawasan Waduk Muara.
A A A
DENPASAR - Waduk yang satu ini dekat dengan pusat wisata di Bali. Perkembangan yang pesat di sekitar waduk yang didirikan 1995/1996 ini berpengaruh juga terhadap keberadaan waduk bernama Muara Nusa Dua. Demi mempertahakan waduk yang sangat berperan besar terhadap kebutuhan air, hingga kini masih terus dilakukan peningkatannya.

Bali sudah menjadi destinasi wisata kelas dunia yang membanggakan Indonesia. Setiap tahunnya, wisatawan lokal dan mancanegara silih berganti berdatangan ke pulau yang sering disebut Island of God ini.

Tidak dapat dipungkiri lagi, kalau Bali merupakan daerah yang menitikberatkan pengembangan industri pariwisata sebagai ujung tombak pembangunannya. Industri ini semakin menggoda ribuan manusia dan bahkan lebih, untuk turut serta didalamnya, baik hanya sebagai penikmat maupun pengelolanya.

Bertambahnya penduduk tetap atau sementara di Pulau Dewata tersebut tentu berbanding lurus dengan kebutuhan akan air bakunya. Sebagai daerah yang maju, pemenuhan akan kebutuhan air baku tentu menjadi syarat yang utama. Satu solusi yang dapat dilakukan untuk tantangan ini adalah memaksimalkan kembali fungsi Waduk Muara Nusa Dua.

Waduk Muara Nusa Dua yang berlokasi di Kota Denpasar dibangun pada tahun 1995/1996. Kawasan ini merupakan kawasan strategis, karena mudah dijangkau dan lokasinya berdekatan dengan wisata Kuta. Namun, kawasan Waduk Muara Nusa Dua merupakan hilir dari Sungai Tukad Badung yang mengakibatkan tingginya laju sedimentasi dan sampah yang akhirnya menurunkan kualitas air.
Geliat Waduk Muara Nusa Dua Penuhi Kebutuhan Air Baku di Pulau Dewata

Belum lagi, air di waduk tersebut digunakan oleh PDAM Kabupaten Badung sebagai sumber air minum untuk wilayah Kuta, Tanjung Benoa, Nusa Dua dan sekitarnya yang kebutuhannya meningkat terus. Selain itu, adanya ancaman banjir Sungai Tukad Badung apabila tidak dilestarikan dengan baik, juga rusaknya kawasan mangrove akibat sedimentasi baik lumpur maupun sampah, membuat waduk tersebut perlu segera ditangani.

Untuk menjawab kondisi inilah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) melakukan kegiatan rehabilitasi, penataan dan peningkatan kawasan Waduk Muara.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, di antaranya perkuatan tanggul waduk, pengerukan sedimentasi, pembangunan dan perbaikan fasilitas pendukung, juga penataan kawasan yang ada di sekitar waduk. Pengerukan sedimentasi yang dilakukan bisa mengembalikan tampungan efektif Waduk Muara yaitu sebanyak 595.000 meter kubik.

Tidak hanya itu, perbaikan penampang tanggul juga dilakukan, pun membuat saluran pengarah dan trash rack untuk mengangkat sampah agar kualitas airnya tetap baik. Juga melindungi hutan mangrove dari sampah kiriman sungai. Dan satu yang terpenting adalah sumber untuk air baku akan meningkat yang tadinya hanya 300 liter/detik menjadi 500 liter/detik. [sandro]
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1509 seconds (0.1#10.140)