Tanpa Intervensi dan Disiplin, Covid-19 Baru Terkendali Awal 2022

Jum'at, 23 Oktober 2020 - 17:25 WIB
loading...
Tanpa Intervensi dan Disiplin, Covid-19 Baru Terkendali Awal 2022
Pandemi Covid-19 baru akan terkendali di awal 2022 jika intervensi pemerintah untuk tes Covid dan pelacakan plus disiplin protokol kesehatan masyarakat tidak dilakukan secara ketat. Foto/tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 baru akan terkendali di awal 2022. Hal ini akan terjadi jika intervensi pemerintah untuk melakukan tes, tracing, dan isolasi secara masif serta disiplin protokol kesehatan tidak dilaksanakan dengan ketat.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengatakan perhitungan tersebut didasarkan pada pemodelan kurva yang dibuat FKM UI mengacu tanggal onset atau terjadinya gejala dari kasus yang dilaporkan.

“Kami lakukan model kasus baru Covid-19 di Indonesia secara nasional ya. Jadi kalau kita seperti sekarang ini, itu kita akan mengikuti kurva yang abu-abu yang tengah. Dan kalau kita lihat sekarang waktunya di bawah di sumbu x, itu artinya sampai 2021, sampai 2021 itu kita masih mesti hidup bersama dengan Covid-19 ini, dia belum terkendali. Kalau menurut model ini wabah ini akan mulai terkendali menjelang akhir 2021 dan di awal 2022. Itu yang abu-abu,” ungkap Iwan dalam Webinar Pembahasan Proyeksi Kasus Covid-19 & Evaluasi PSBB, Jumat (23/10/2020).

(Baca: Epidemiolog UI: Jaga Jarak Turunkan Risiko Penularan Covid-19 hingga 85%)

Namun, kata Iwan jika intervensi untuk melakukan masif testing, pelacakan kasus, isolasi, serta disiplin protokol kesehatan oleh masyarakat tidak dilaksanakan dengan ketat, maka hal itu tidak akan terjadi. “Kalau kita lakukan intervensi lebih baik artinya cakupan tes, lacak, isolasinya lebih tinggi kemudian cakupan protokol kesehatannya lebih tinggi kita bisa mengalami yang hijau,” katanya.

“Nah kalau yang hijau, memang betul selesainya sih mungkin sama saja di 2021. Cuma puncaknya lebih rendah. Kalau puncaknya lebih rendah berarti kasus lebih sedikit, kasus berat lebih sedikit, kasus kematian lebih sedikit, beban pelayanan kesehatan juga lebih sedikit,” jelas Iwan.

Iwan pun menegaskan jika kita kembali hidup seperti sebelum ada Covid-19 maka puncak kurva kasus Covid-19 akan lebih tinggi lagi. “Kalau kita abai, kita kembali mencoba hidup seperti sebelum ada Covid-19 ini, ya kita akan mengalami yang merah. Dimana puncaknya akan jauh lebih tinggi, kalau yang merah itu fasilitas kesehatan kita tidak akan sanggup untuk menampung beban pasien Covid-19 yang perlu perawatan yang berat dan perlu ventilator,” tegasnya.

Iwan juga meminta semua pihak agar membuat rencana jangka panjang hingga 2022 untuk menangani Covid-19. “Jadi seperti ini modelnya. Jadi kita harus mengusahakan kita bisa mengikuti yang hijau. Dan kita mesti tahu juga bahwa kita masih lama, baru kita bisa menyelesaikan wabah ini. Sehingga artinya kita harus membuat rencana jangka panjang. Bukan jangka pendek, jangka panjang sampai 2022 untuk menangani Covid-19 ini.”
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1028 seconds (0.1#10.140)