Hadapi Kompleksitas Ancaman Keamanan, Pasukan Khusus Perlu Dioptimalkan
loading...
A
A
A
Dankorpaskhas, Marsda TNI Eris Widodo menyatakan, sesuai Pidato Presiden RI, Joko Widodo, pada peringatan HUT TNI Ke-75 di Istana Negara, ketika berbicara ancaman hibdrida, maka dapat muncul ancaman konvensional dan non-konvensional.(Baca juga: Jokowi Belum Teken UU Cipta Kerja)
Ketika ancaman tersebut masuk kepada perang hibrida, maka cara berperang menjadi demasifikasi, yaitu pelibatan unit kecil, teknologi persenjataan yang presisi, serta perang drone. Untuk itu, peran pasukan khusus dengan misi khusus yang memiliki keunggulan kecepatan dan fleksibilitas menjadi penting dan relevan dalam aspek penangkal, penindak dan pemulih ancaman tersebut.
Sebagai penyelenggara Webminar, Ketua Indonesia Peace & Conflict Resolution Association (IPCRA) Bonar Nasution mengatakan, selain untuk memperingati HUT ke 75 TNI, kegiatan ini bertujuan untuk membuka wawasan publik mengenai peran strategis TNI, khususnya pasukan elite dari tiga matra, dalam menghadapi kompleksitas ancaman keamanan nasional ke depan.
Ketika ancaman tersebut masuk kepada perang hibrida, maka cara berperang menjadi demasifikasi, yaitu pelibatan unit kecil, teknologi persenjataan yang presisi, serta perang drone. Untuk itu, peran pasukan khusus dengan misi khusus yang memiliki keunggulan kecepatan dan fleksibilitas menjadi penting dan relevan dalam aspek penangkal, penindak dan pemulih ancaman tersebut.
Sebagai penyelenggara Webminar, Ketua Indonesia Peace & Conflict Resolution Association (IPCRA) Bonar Nasution mengatakan, selain untuk memperingati HUT ke 75 TNI, kegiatan ini bertujuan untuk membuka wawasan publik mengenai peran strategis TNI, khususnya pasukan elite dari tiga matra, dalam menghadapi kompleksitas ancaman keamanan nasional ke depan.
(dam)