Publik Percaya Jokowi Mampu Atasi Pandemi dan Resesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak pertama kali terdeteksi masuk pada awal Maret, pandemi Covid-19 masih menghantui Indonesia. Kurva pertumbuhan kasus positif masih terus naik dan belum ada tanda-tanda melandai atau penurunan.
Pandemi juga berdampak pada anjloknya perekonomian nasional, dengan resesi kini membayangi di depan mata. Pemerintah sudah memastikan Indonesia akan memasuki resesi per kuartal III/2020 yang sudah berakhir pada bulan lalu. Meskipun demikian tingkat kepercayaan publik kepada kepemimpinan Presiden Jokowi masih sangat tinggi. Sebanyak 74,4% responden percaya Jokowi mampu mengatasi pandemi dan resesi, hanya 21,2% yang tidak percaya dan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 4,4%. (Baca juga: Sebelum Ada Vaksin Covid-19, Pemerintah Disarankan Suntikkan Vaksin Influenza)
“Publik percaya Jokowi mampu mengatasi pandemi Covid-19 dan resesi, tetapi masalah utama terletak pada menteri-menteri yang membantu kerja presiden,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam press release di Jakarta, pada Jumat (16/10/2020). (Baca juga: Wakil DPR di MK, Misbakhun Beberkan Pentingnya Perppu Corona)
Menurut Leonard, pandemi dan dampak ekonominya merupakan fenomena global, bukan hanya Indonesia. Siapapun yang memerintah pada saat ini harus bergulat untuk menangani dengan rumusan kebijakan yang tepat dan memuaskan publik. Seperti diketahui oleh masyarakat luas, kinerja sejumlah menteri memang dinilai tidak baik khususnya menghadapi situasi pandemi dan dampak sosial-ekonominya. Yang paling menonjol misalnya posisi menteri yang membidangi kesehatan. (Baca juga: Resesi dan Pandemi Sebagai Masalah Bersama)
Ada pula menteri-menteri yang mengurusi bidang sosial dan UMKM, di mana sektor-sektor tersebut ikut terdampak pandemi. Saat melontarkan ancaman reshuffle pada Agustus lalu, Presiden mengkritik lambatnya penyaluran bansos dan upaya menyelamatkan UMKM. Presiden telah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPCPEN) yang diketuai Menteri BUMN dan diisi sejumlah menteri lain seperti Menko Perekonomian dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Survei Indometer dilakukan pada 25 September-5 Oktober 2020 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98% pada tingkat kepercayaan 95%.
Pandemi juga berdampak pada anjloknya perekonomian nasional, dengan resesi kini membayangi di depan mata. Pemerintah sudah memastikan Indonesia akan memasuki resesi per kuartal III/2020 yang sudah berakhir pada bulan lalu. Meskipun demikian tingkat kepercayaan publik kepada kepemimpinan Presiden Jokowi masih sangat tinggi. Sebanyak 74,4% responden percaya Jokowi mampu mengatasi pandemi dan resesi, hanya 21,2% yang tidak percaya dan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 4,4%. (Baca juga: Sebelum Ada Vaksin Covid-19, Pemerintah Disarankan Suntikkan Vaksin Influenza)
“Publik percaya Jokowi mampu mengatasi pandemi Covid-19 dan resesi, tetapi masalah utama terletak pada menteri-menteri yang membantu kerja presiden,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam press release di Jakarta, pada Jumat (16/10/2020). (Baca juga: Wakil DPR di MK, Misbakhun Beberkan Pentingnya Perppu Corona)
Menurut Leonard, pandemi dan dampak ekonominya merupakan fenomena global, bukan hanya Indonesia. Siapapun yang memerintah pada saat ini harus bergulat untuk menangani dengan rumusan kebijakan yang tepat dan memuaskan publik. Seperti diketahui oleh masyarakat luas, kinerja sejumlah menteri memang dinilai tidak baik khususnya menghadapi situasi pandemi dan dampak sosial-ekonominya. Yang paling menonjol misalnya posisi menteri yang membidangi kesehatan. (Baca juga: Resesi dan Pandemi Sebagai Masalah Bersama)
Ada pula menteri-menteri yang mengurusi bidang sosial dan UMKM, di mana sektor-sektor tersebut ikut terdampak pandemi. Saat melontarkan ancaman reshuffle pada Agustus lalu, Presiden mengkritik lambatnya penyaluran bansos dan upaya menyelamatkan UMKM. Presiden telah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPCPEN) yang diketuai Menteri BUMN dan diisi sejumlah menteri lain seperti Menko Perekonomian dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Survei Indometer dilakukan pada 25 September-5 Oktober 2020 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98% pada tingkat kepercayaan 95%.
(cip)