Antisipasi Bencana saat Pandemi, Kapasitas Tenda Pengungsi Bakal Dikurangi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Sosial ( Mensos ) Juliari P Batubara memastikan bahwa penanganan pengungsi terdampak bencana di saat pandemi COVID-19 ini akan berbeda. Hal ini disampaikannya sebagai antisipasi meningkatnya curah hujan sepanjang akhir 2020 hingga awal 2021 yang berpotensi menimbulkan bencana banjir .
"Apabila terjadi bencana teknis untuk lokasi pengungsian sehubungan masih saat pandemi sekarang. Tentunya akan berbeda dengan lokasi pengungsian pada saat normal," katanya seusai rapat terbatas, Selasa (13/10/2020).
Dia menyebut salah satu hal yang akan berbeda adalah terkait kapasitas tenda pengungsi. Dia mengatakan bahwa jumlah pengungsi dalam satu tenda nantinya akan dikurangi. ( )
"Kalau saat normal mungkin dalam tenda itu bisa puluhan orang. Bahkan kadang bisa ratusan. Tentunya kami akan lihat kondisi di lapangan. Kalau pakai tenda tentunya tidak bisa diisi seperti pada kondisi normal. Jumlahnya pasti akan kita kurangi tapi teknis pelaksanaan tergantung lokasinya," ujarnya.
Selain itu, juga akan diterapkan protokol kesehatan di area pengungsian. Di mana masing-masing pengungsi akan diberikan masker dan alat proteksi diri agar tidak terjadi klaster COVID-19 di lokasi pengungsian.
"Kami juga kerja sama dengan Kementerian Kesehatan apakah mungkin di lokasi pengungsian dilakukan testing, apakah rapid test atau PCR. Ini akan kami konsultasikan dengan Kementerian Kesehatan," katanya. (Baca juga: Bencana Alam Intai 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan )
"Apabila terjadi bencana teknis untuk lokasi pengungsian sehubungan masih saat pandemi sekarang. Tentunya akan berbeda dengan lokasi pengungsian pada saat normal," katanya seusai rapat terbatas, Selasa (13/10/2020).
Dia menyebut salah satu hal yang akan berbeda adalah terkait kapasitas tenda pengungsi. Dia mengatakan bahwa jumlah pengungsi dalam satu tenda nantinya akan dikurangi. ( )
"Kalau saat normal mungkin dalam tenda itu bisa puluhan orang. Bahkan kadang bisa ratusan. Tentunya kami akan lihat kondisi di lapangan. Kalau pakai tenda tentunya tidak bisa diisi seperti pada kondisi normal. Jumlahnya pasti akan kita kurangi tapi teknis pelaksanaan tergantung lokasinya," ujarnya.
Selain itu, juga akan diterapkan protokol kesehatan di area pengungsian. Di mana masing-masing pengungsi akan diberikan masker dan alat proteksi diri agar tidak terjadi klaster COVID-19 di lokasi pengungsian.
"Kami juga kerja sama dengan Kementerian Kesehatan apakah mungkin di lokasi pengungsian dilakukan testing, apakah rapid test atau PCR. Ini akan kami konsultasikan dengan Kementerian Kesehatan," katanya. (Baca juga: Bencana Alam Intai 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan )
(abd)