Antisipasi Banjir Akibat La Nina, Doni Monardo Minta Daerah Siap Siaga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena La Nina mempunyai efek terhadap anomali cuaca di Indonesia. Salah satu efeknya yakni terjadi hujan dengan intensitas ringan dan sedang yang akan terjadi dalam beberapa bulan kedepan. Bahkan akan berdampak pada bencana hidrometeorologi salah satunya banjir bandang.
(Baca juga: DPR Luruskan 12 Fakta tentang Omnibus Law Cipta Kerja)
Informasi ini dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo dalam Update Komite PC PEN - Vaksin Covid-19, Protokol Kesehatan, dan Antisipasi Bencana Banjir Musim Hujan di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (12/10/2020).
(Baca juga: KSP Sesalkan Aksi Demo Tolak UU Ciptaker Rusak Fasilitas Umum)
"Nah kita melihat bahwa terjadi anomali cuaca, pada tahun yang lalu bulan yang sama September, Oktober dan bahkan November masih terjadi kebakaran hutan dan lahan di sejumlah provinsi terutama di Riau, kemudian di Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," ungkap Doni Monardo.
"Tetapi apa kita hadapi hari ini, provinsi-provinsi tersebut justru mengalami percepatan turunnya hujan. Dan ini juga sudah disampaikan oleh BMKG, bahwa dalam periode 3 bulan ke depan bahkan sampai dengan bulan Maret yang akan datang kita menghadapi curah hujan yang tinggi karena efek La Nina," tambahnya.
Doni menjelaskan, seperti halnya Jakarta pada tanggal 1 Januari 2020 lalu terjadi hujan lebat di bagian hulu terutama di kawasan Bogor dan sekitarnya, Gede Pangrango dan Halimun salak.
"Dan korban jiwa yang timbul akibat banjir tersebut juga cukup banyak, puluhan orang wafat dan itu termasuk angka yang tertinggi untuk wilayah Jakarta," ucapnya.
"Nah, kami dari Satgas kemudian juga dipandu oleh Bapak Menko Marves sudah mendapatkan informasi dari kepala BMKG Profesor Dwikorita dihadiri oleh para Gubernur di daerah-daerah yang berpotensi terjadinya banjir dan banjir bandang," sambung Doni.
Dalam hal ini, Doni mengatakan Satgas yang juga BNPB telah mengeluarkan sejumlah surat edaran kepada para Gubernur, Bupati, Walikota untuk mewaspadai beberapa hal. Pertama adalah mengikuti perkembangan yang disampaikan oleh BMKG.
(Baca juga: DPR Luruskan 12 Fakta tentang Omnibus Law Cipta Kerja)
Informasi ini dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo dalam Update Komite PC PEN - Vaksin Covid-19, Protokol Kesehatan, dan Antisipasi Bencana Banjir Musim Hujan di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (12/10/2020).
(Baca juga: KSP Sesalkan Aksi Demo Tolak UU Ciptaker Rusak Fasilitas Umum)
"Nah kita melihat bahwa terjadi anomali cuaca, pada tahun yang lalu bulan yang sama September, Oktober dan bahkan November masih terjadi kebakaran hutan dan lahan di sejumlah provinsi terutama di Riau, kemudian di Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," ungkap Doni Monardo.
"Tetapi apa kita hadapi hari ini, provinsi-provinsi tersebut justru mengalami percepatan turunnya hujan. Dan ini juga sudah disampaikan oleh BMKG, bahwa dalam periode 3 bulan ke depan bahkan sampai dengan bulan Maret yang akan datang kita menghadapi curah hujan yang tinggi karena efek La Nina," tambahnya.
Doni menjelaskan, seperti halnya Jakarta pada tanggal 1 Januari 2020 lalu terjadi hujan lebat di bagian hulu terutama di kawasan Bogor dan sekitarnya, Gede Pangrango dan Halimun salak.
"Dan korban jiwa yang timbul akibat banjir tersebut juga cukup banyak, puluhan orang wafat dan itu termasuk angka yang tertinggi untuk wilayah Jakarta," ucapnya.
"Nah, kami dari Satgas kemudian juga dipandu oleh Bapak Menko Marves sudah mendapatkan informasi dari kepala BMKG Profesor Dwikorita dihadiri oleh para Gubernur di daerah-daerah yang berpotensi terjadinya banjir dan banjir bandang," sambung Doni.
Dalam hal ini, Doni mengatakan Satgas yang juga BNPB telah mengeluarkan sejumlah surat edaran kepada para Gubernur, Bupati, Walikota untuk mewaspadai beberapa hal. Pertama adalah mengikuti perkembangan yang disampaikan oleh BMKG.