Prof Hariyono: Pancasila Tidak Hanya Soal Toleransi, Tapi Juga Prestasi

Kamis, 08 Oktober 2020 - 18:54 WIB
loading...
Prof Hariyono: Pancasila...
Diskusi Pembinaan Idiologi Pancasila di Manado, Kamis (8/10/2020)
A A A
MANADO - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Hariyono mengatakan, implementasi nilai Pancasila tidak cukup jika hanya ditunjukkan dengan toleransi. Lebih dari itu, Pancasila harus membawa efek yang lebih besar bagi masyarakat melalui prestasi.

Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan Koordinasi Peningkatan Aparatur Pemerintahan Kecamatan Perbatasan Tahun 2020 Regional II yang digelar oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Kamis (8/10/2020).

"Mengenai Pancasila untuk mencapai tujuan bangsa yang merdeka, tidak cukup dengan toleransi saja, tapi harus ada prestasi," kata Hariyono saat menyampaikan materi dalam acara tersebut.

Hariyono menjelaskan, toleransi sering digaungkan karena ada anggapan bahwa orang yang toleran pada sesama umat Manusia yang berbeda agama atau etnis, maka ia sudah disebut mengamalkan sila Kemanusiaan dan Persatuan dalam Pancasila.

Hal itu tidaklah salah karena tujuan Pancasila sendiri memang mempersatukan bangsa yang beragam. Namun, akan lebih baik jika Pancasila diejawantahkan dengan usaha yang berprestasi. Upaya seperti ini belum banyak dilakukan masyarakat terutama bagi mereka yang lebih banyak mengetahui Pancasila dari segi teoritis.

Lebih lanjut, Guru Besar Universitas Negeri Malang ini memaparkan, prestasi dengan bersandar pada nilai-nilai Pancasila akan lebih awet dan berkesan di hati masyarakat. Ia pun mencontohkan beberapa warga yang sudah melakukan hal ini dalam bentuk inovasi di kampung-kampung. Salah satunya adalah Kampung Anggur di Cibodas, Kota Tangerang.

Program kampung tematik ini, kata Hariyono, menjadi bukti di mana para warganya mampu merevolusi sebuah kampung yang awalnya tidak terawat menjadi lebih tertata. Uniknya, warga di kampung ini juga berkreasi secara ekonomi dengan berternak lebah.

Selama merebaknya wabah pandemi Covid-19, madu banyak dicari masyarakat untuk daya tahan tubuh dan multivitamin. Warga Kampung Anggur secara swadaya membudidayakan madu trigona yang berasal dari lebah klanceng yang tahan udara panas dan jenis lebah tanpa sengat.

Hasil dari budidaya itu sangat cukup menjadi solusi ekonomi para warga. Setiap masa panen selama tiga bulan, mereka bisa menghasilkan 40 liter madu dengan harga jual Rp500 ribu per liternya atau dengan botol kemasan 250ml harganya Rp125 ribu. Selain di Tangerang, distribusinya sudah mencapai luar kota, seperti Lumajang, Tegal, Malang dan Cirebon.

Menurut Hariyono, usaha yang dilakukan warga Kampung Anggur itu menjadi bukti bahwa Pancasila terealisasi dengan inovasi yang berprestasi. Bagaimana tidak, nilai Pancasila yang mereka amalkan tidak lagi sebatas toleransi, tapi lebih berdampak besar bagi ekonomi warga.

Hal-hal seperti inilah yang menurut Hariyono menjadi concern BPIP dalam membumikan Pancasila. Sebab, apa yang dilakukan Kampung Anggur, nantinya bisa juga ditiru oleh kampung-kampung lain di Indonesia, bahkan dengan inovasi yang lebih besar lagi.

"Di BPIP, selain ada kosakata toleransi, juga ada kosakata inovasi dan prestasi," ujar ahli sejarah ini.

Untuk itu, Hariyono mendorong masyarakat agar mengarusutamakan Pancasila secara aktual, tidak hanya sekedar teori, apalagi berupa kata-kata belaka. Pancasila yang secara ideologi abstrak, akan sempurna jika diterjemahkan dalam bentuk tindakan yang inovatif dan berprestasi.

"Tanpa ada prestasi, kita nggak mungkin merdeka, berdaulat, adil, dan makmur," pungkasnya.
(srf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Dewan Pakar BPIP: UU...
Dewan Pakar BPIP: UU TNI Perkokoh Ideologi Pancasila sesuai Asta Cita
BPIP dan ANRI Perkuat...
BPIP dan ANRI Perkuat Pemahaman Sejarah Nasional melalui Digitalisasi
Indonesia Hadapi Tantangan...
Indonesia Hadapi Tantangan Serius Terkait Moralitas Penyelanggara Negara
BPIP Sebut Pencabutan...
BPIP Sebut Pencabutan TAP MPRS No XXXIII Kembalikan Martabat Presiden Soekarno
Etika Penyelenggara...
Etika Penyelenggara Negara Rapuh Akibat Kaderisasi Pemimpin Tak Berjalan
BPIP Rekomendasikan...
BPIP Rekomendasikan Pembentukan UU Etika Kepresidenan
Program Transmigrasi...
Program Transmigrasi Solusi Benahi Kemiskinan di Indonesia
Pemberdayaan Ekonomi...
Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Masyarakat Solusi Atasi Kemiskinan
Presiden Terpilih Diharapkan...
Presiden Terpilih Diharapkan Jadi Panglima Pemberantasan Deforestasi
Rekomendasi
Panglima Israel Membangkang,...
Panglima Israel Membangkang, Tolak Perintah Netanyahu Serang Gaza Besar-besaran
Perkuat Konsolidasi,...
Perkuat Konsolidasi, Partai Perindo: Maluku Jadi Titik Strategis Menangkan Pemilu 2029
Resmi Diluncurkan, Ducati...
Resmi Diluncurkan, Ducati Panigale V2 Tancap Gas di Sirkuit Mandalika
Berita Terkini
Kemendagri Minta Kepala...
Kemendagri Minta Kepala Daerah Sanksi Ormas yang Langgar Hukum
Kemenag Gandeng MA dan...
Kemenag Gandeng MA dan ATR/BPN Legalisasi Tanah Wakaf untuk Madrasah hingga Masjid
Profil Agum Gumelar,...
Profil Agum Gumelar, Jenderal Kopassus yang Tolak Wacana Wapres Gibran Dimakzulkan
Prabowo: Bill Gates...
Prabowo: Bill Gates ke Indonesia 7 Mei Beri Penghargaan Program MBG
Hasan Nasbi Ikut Sidang...
Hasan Nasbi Ikut Sidang Kabinet meski Sudah Mundur dari Kepala PCO
Prabowo Heran Ijazah...
Prabowo Heran Ijazah Jokowi Dipersoalkan: Nanti Ijazah Saya Ditanya-tanya
Infografis
Batas Aman Makan Kue...
Batas Aman Makan Kue Lebaran Biar Berat Badan Tidak Naik
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved