Ahli Wabah Sindir 'Kursi Kosong' dalam Penanganan Covid-19

Rabu, 30 September 2020 - 23:21 WIB
loading...
Ahli Wabah Sindir Kursi Kosong dalam Penanganan Covid-19
Mural bertema Covid-19 di Bukit Duri, Jakarta Selatan. Foto/SINDOnews/Eko Purwanto
A A A
JAKARTA - Kursi kosong menjadi tema yang ramai dibicarakan di media sosial setelah Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tidak hadir dalam acara talkshow bersama Najwa Shihab di salah satu stasiun televisi swasta.

Dalam acara Mata Najwa, sang pembawa acara pun berdialog dengan kursi kosong, seolah-olah sedang mewawancarai Terawan. Alhasil, dialog Najwa Shihab dengan kursi kosong menjadi viral di media sosial.

Jagad media sosial pun ramai-ramai mengomentari aksi Najwa. Sebagian menyesalkan ketidakhadiran Menkes dalam acara tersebut. Terlebih di saat masyarakat membutuhkan penjelasannya mengenai pandemi Covid-19 yang masih melanda Tanah Air.

Ahli epidemi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono ikut mengomentari tentang kursi kosong dalam penanganan pandemi Covid-19.

Melalui akun Twitternya, Pandu tanpa menyebutkan nama sosok yang dimaksudnya, menyebut tentang kepemimpinan yang tidak terasa dalam penanganan Covid-19 di negeri ini.

"Masih adakah kursi kosong di Republik Indonesia? Ada orangnya tetapi kepemimpinannya tidak terasa ada dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia," tulis Pandu melalui akun Twitternya, @drpriono1, Rabu (30/9/2020).( Baca juga: Jawab Asumsi Negatif, Menkes Terawan Disarankan Lakukan Empat Hal Ini )

Dalam cuitan sebelumnya, Pandu juga mengatakan tidak mengetahui kapan pandemi Covid-19 di Indonesia bisa terkendali.

Menurut dia, hingga kini belum ada keseriusan untuk mengendalikan pandemi. "Kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 di Indonesia Terkendali. Kita belum serius untuk mengendalikan pandemi Covid-19 di Indonesia. Buktinya, Pemerintah tidak punya rencana penanganan pandemi jangka pendek dan panjang, akibat pendekatan adhoc, harus pendekatan sistem pemerintahan," kata Pandu.(Baca juga: Menkes Terawan Jadi Sorotan, Komunikasi Publiknya Dinilai Lemah )
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1633 seconds (0.1#10.140)