Mengunjungi ‘Saudara Tua’ di Taman Nasional Tanjung Puting
loading...
A
A
A
Berinteraksi langsung dengan satwa dan alam liar dipercaya mampu memberi kesegaran dan mengurangi ketegangan akibat tekanan aktvitas sehari-hari. Bila kamu ingin melakukan hal tersebut, kamu bisa mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting #DiIndonesiaAja.
Di Taman Nasional yang berada di Kalimantan Tengah ini kamu dapat bertemu dan melihat dari jarak dekat satwa endemik dan dilindungi, seperti saudara tua kita yaitu orang utan, bekantan, monyet, lutung merah, ada pula beruang, kancil dan kucing hutan.
Bahkan kamu bisa bermain-main dengan kawanan anakan orangutan di lokasi tertentu. Kawasan konservasi orang utan pertama dan terbesar di Indonesia ini memiliki luas lebih dari lima kali Singapura dan menyimpan sejumlah tipe ekosistem. Mulai dari hutan hujan tropis, dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai dan hutan sekunder.
Letak taman nasional yang berada di ketinggian 0-100 mdpl ini selain rumah bagi satwa endemik dan dilindungi tadi, juga menjadi rumah bagi 200 jenis burung, 38 jenis mamalia, hewan liar lainnya dan sejumlah flora endemik.
Seperti dicatat nativeindonesia.com, Taman Nasional Tanjung Puting ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia. Pemerintah Hindia Belandalah yang pertama kali menjadikannya sebagai cagar alam pada tahun 1937 dengan nama Suaka Marga Satwa Sampit. Pemerintah Indonesia kemudian mengubah namanya menjadi menjadi Suaka Margasatwa Tanjung Puting sejak tahun 1970-an.
Foto dari nativeindonesia.com
Perahu Klotok
Kamu bisa mengelilingi taman ini dengan klotok, perahu tradisional Kalimantan, di sepanjang sungai Sekonyer. Selain menikmati jernih air sungai yang tersibak, kamu akan disuguhi pemandangan keteduhan hutan tropis yang menenteramkan. Ada pula monyet-moyet bergelantungan di antara cabang dan ranting pohon. Berayun dari satu pohon ke pohon yang lainnya.
Taman Nasional Tanjung Puting tepatnya berlokasi di Teluk Pulai, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat. Taman Nasional Tanjung Puting dapat dijangkau melalui Pangkalan Bun. Kamu bisa menuju ke Kumai yang berjarak sekitar 8 km dengan kendaraan umum yang memakan waktu sekitar 15 menit.
Taman Nasional Tanjung Puting sengaja tidak menyediakan fasilitas penunjang untuk mempertahankan kealamian kawasan sebagai hutan lindung. Bila kamu menginginkan fasilitas untuk istirahat, ruang makan, sampai kasur, kamu bisa mendapatkannya pada perahu klotok yang kamu sewa untuk mencapai lokasi ini.
Taman Nasional Tanjung Puting menarik dikunjungi bukan hanya karena ini kawasan konservasi atau rumah besar bagi orangutan yang populasinya diperkirakan 30.000 sampai 40.000 orangutan yang tersebar di taman nasional dan juga di luar taman nasional ini. Tapi juga karena rumah yang aman bagi bekantan, monyet, buaya, babi hutan, dan satwa hutan lainnya.
Di Taman Nasional yang berada di Kalimantan Tengah ini kamu dapat bertemu dan melihat dari jarak dekat satwa endemik dan dilindungi, seperti saudara tua kita yaitu orang utan, bekantan, monyet, lutung merah, ada pula beruang, kancil dan kucing hutan.
Bahkan kamu bisa bermain-main dengan kawanan anakan orangutan di lokasi tertentu. Kawasan konservasi orang utan pertama dan terbesar di Indonesia ini memiliki luas lebih dari lima kali Singapura dan menyimpan sejumlah tipe ekosistem. Mulai dari hutan hujan tropis, dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai dan hutan sekunder.
Letak taman nasional yang berada di ketinggian 0-100 mdpl ini selain rumah bagi satwa endemik dan dilindungi tadi, juga menjadi rumah bagi 200 jenis burung, 38 jenis mamalia, hewan liar lainnya dan sejumlah flora endemik.
Seperti dicatat nativeindonesia.com, Taman Nasional Tanjung Puting ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia. Pemerintah Hindia Belandalah yang pertama kali menjadikannya sebagai cagar alam pada tahun 1937 dengan nama Suaka Marga Satwa Sampit. Pemerintah Indonesia kemudian mengubah namanya menjadi menjadi Suaka Margasatwa Tanjung Puting sejak tahun 1970-an.
Foto dari nativeindonesia.com
Perahu Klotok
Kamu bisa mengelilingi taman ini dengan klotok, perahu tradisional Kalimantan, di sepanjang sungai Sekonyer. Selain menikmati jernih air sungai yang tersibak, kamu akan disuguhi pemandangan keteduhan hutan tropis yang menenteramkan. Ada pula monyet-moyet bergelantungan di antara cabang dan ranting pohon. Berayun dari satu pohon ke pohon yang lainnya.
Taman Nasional Tanjung Puting tepatnya berlokasi di Teluk Pulai, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat. Taman Nasional Tanjung Puting dapat dijangkau melalui Pangkalan Bun. Kamu bisa menuju ke Kumai yang berjarak sekitar 8 km dengan kendaraan umum yang memakan waktu sekitar 15 menit.
Taman Nasional Tanjung Puting sengaja tidak menyediakan fasilitas penunjang untuk mempertahankan kealamian kawasan sebagai hutan lindung. Bila kamu menginginkan fasilitas untuk istirahat, ruang makan, sampai kasur, kamu bisa mendapatkannya pada perahu klotok yang kamu sewa untuk mencapai lokasi ini.
Taman Nasional Tanjung Puting menarik dikunjungi bukan hanya karena ini kawasan konservasi atau rumah besar bagi orangutan yang populasinya diperkirakan 30.000 sampai 40.000 orangutan yang tersebar di taman nasional dan juga di luar taman nasional ini. Tapi juga karena rumah yang aman bagi bekantan, monyet, buaya, babi hutan, dan satwa hutan lainnya.