Didi Kempot Meninggal, PKB: Masyarakat Kehilangan Obat Kegalauan Sosial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia musik Indonesia berduka. Penyanyi tembang-tembang Jawa, Didi Kempot telah meninggal dunia. Banyak orang merasa kehilangan dengan pria berjuluk The Godfather of Broken Heart ini, tidak terkecuali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sekretaris Jenderal DPP PKB Hasanuddin Wahid mengatakan, bagi PKB dan sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya bagi para Sobat Ambyar,sosok Didi Kempot menjadi obat stres atau kegalauan sosial masyarakat.
Bagi PKB, kata dia, almarhum adalah sosok spesial. Bahkan, pada momentum Harlah PKB dan Pengukuhan Pengurus serta Harlah FPKB di halaman Gedung DPR/MPR, beberapa waktu lalu, aksi Didi menjadi pemuncak acara.
“Di situ Didi menyatukan elite negeri, menteri, legislator, hingga rakyat biasa menyatu ‘ambyar’ tanpa tersekat oleh background maupun strata sosial belasan ribu penonton,” tuturnya, Selasa (5/5/2020).( )
Menurut Hasan, Didi bukan seniman biasa, tetapi juga terapis sosial. Meski lagu-lagunya sangat kental nuansa Jawa, tetapi sebenarnya masyarakat dari suku dan etnis apa pun bisa menikmatinya dan menjadikan lagu-lagu Didi Kempot sebagai pelipur lara.
“Lagu-lagu Mas Didi menjadi teman kala senggang, penyemangat menghadapi keadaan dan sebagainya,” kata Hasan.
Hasan meyakini nama Didi Kempot beserta karya-karyanya akan abadi, meski raganya telah berpulang. “Sugeng tindak Lord Didi, engkau mengajarkan bahwa nyanyian dan lagu itu alat bagi masyarakat, menguatkan, dan mendonamisasi hidup mereka, bahkan menjadi pelatuk terjadinya perubahan sosial,” tutur Hasan.
Sekretaris Jenderal DPP PKB Hasanuddin Wahid mengatakan, bagi PKB dan sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya bagi para Sobat Ambyar,sosok Didi Kempot menjadi obat stres atau kegalauan sosial masyarakat.
Bagi PKB, kata dia, almarhum adalah sosok spesial. Bahkan, pada momentum Harlah PKB dan Pengukuhan Pengurus serta Harlah FPKB di halaman Gedung DPR/MPR, beberapa waktu lalu, aksi Didi menjadi pemuncak acara.
“Di situ Didi menyatukan elite negeri, menteri, legislator, hingga rakyat biasa menyatu ‘ambyar’ tanpa tersekat oleh background maupun strata sosial belasan ribu penonton,” tuturnya, Selasa (5/5/2020).( )
Menurut Hasan, Didi bukan seniman biasa, tetapi juga terapis sosial. Meski lagu-lagunya sangat kental nuansa Jawa, tetapi sebenarnya masyarakat dari suku dan etnis apa pun bisa menikmatinya dan menjadikan lagu-lagu Didi Kempot sebagai pelipur lara.
“Lagu-lagu Mas Didi menjadi teman kala senggang, penyemangat menghadapi keadaan dan sebagainya,” kata Hasan.
Hasan meyakini nama Didi Kempot beserta karya-karyanya akan abadi, meski raganya telah berpulang. “Sugeng tindak Lord Didi, engkau mengajarkan bahwa nyanyian dan lagu itu alat bagi masyarakat, menguatkan, dan mendonamisasi hidup mereka, bahkan menjadi pelatuk terjadinya perubahan sosial,” tutur Hasan.
(dam)