Panglima TNI Ajak Perkuat Kerja Sama Militer di ASEAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertemuan Forum Panglima Angkatan Bersenjata Negara-negara ASEAN ke-17 atau ASEAN Chief of Defense Forces Meeting (ACDFM) 17 digelar di i Klub Eksekutif Persada, Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (24/09/2020).
Kegiatan itu diikuti oleh panglima dari 10 negara di ASEAN, yakni Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura dan Thailand.
Pertemuan mengusung membangun kerja sama militer demi terwujudnya ASEAN yang tanggap dan kompak dengan menyatukan pandangan dan langkah konkret menghadapi setiap tantangan yang menjadi suatu kebutuhan mendesak bagi ASEAN.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan penghargaan kepada Chief of the General Staff Angkatan Bersenjata Viet Nam Letnan Jenderal Senior Phan Van Giang dan Ketua ACDFM sekaligus Ketua Delegasi Republik Sosialis Viet Nam, pada Forum ASEAN Chiefs of Defense Forces Meeting (ACDFM) ke-17 tahun 2020.( )
Dalam makalahnya yang berjudul Pentingnya Memperkuat Kerja Sama Militer ASEAN Guna Mewujudkan Kawasan yang Semakin Aman, Damai dan Sejahtera, Panglima TNI mengungkapkan keberadaan Forum ACDFM sangat penting sebagai sarana berbagi pandangan dan pengalaman mengenai isu-isu strategis yang menjadi tantangan. Isu-isu global yang dibahas meliputi lingkungan hidup, terorisme, keamanan maritim dan bencana alam serta wabah penyakit.
"Isu-isu global tersebut telah membawa dunia ke dalam babak baru ancaman keamanan global dan regional yang cenderung bersifat non-konvensional dan multidimensional," kata Hadi dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (24/9/2020).
Menurut dia, untuk menghadapi dinamika lingkungan strategis tersebut, sangat diperlukan adanya kerja sama yang komprehensif dan terintegrasi di kawasan, khususnya kerja sama militer negara-negara ASEAN, di antaranya kerja sama bidang intelijen, operasi dan latihan, personel, serta kerja sama bidang logistik.
"Komitmen untuk memperkuat kerja sama ini hendaknya dilakukan dengan berbagai inovasi yang disesuaikan dengan dinamika tantangan nyata," tandansya. ( )
Diakhir sambutanya, Hadi menekankan pentingnya memperkuat kerja sama militer ASEAN dengan membangun kesamaan visi dan persepsi melalui interaksi antar pengambil keputusan di angkatan bersenjata masing-masing negara.
Selanjutnya, sambung dia, mengoptimalkan fungsi intelijen serta peningkatan interoperabilitas antar angkatan bersenjata yang ditopang oleh keselarasan pemahaman dan visi melalui sistem pertukaran informasi yang efektif dan efisien.
"Meningkatkan latihan bersama dengan fokus materi pada operasi kemanusiaan, penanggulangan bencana dan penanganan wabah penyakit, penanggulangan terorisme, pemeliharaan perdamaian serta patroli terkoordinasi di wilayah-wilayah perbatasan dengan memperhatikan situasi pandemi dan protokol kesehatan," tuturnya.
Dia juga menyarankan agar peran Forum Konferensi Para Kepala Kesehatan Militer ASEAN (ACMMC) dapat lebih fokus terhadap sinergi Lembaga Kesehatan Militer ASEAN dalam upaya mencari solusi penanganan Covid-19, sehingga mendukung penanganan virus tersebut di kawasan Asia Tenggara, sekaligus hasilnya dapat dijadikan proyek percontohan bagi kawasan lainnya.
Kegiatan itu diikuti oleh panglima dari 10 negara di ASEAN, yakni Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura dan Thailand.
Pertemuan mengusung membangun kerja sama militer demi terwujudnya ASEAN yang tanggap dan kompak dengan menyatukan pandangan dan langkah konkret menghadapi setiap tantangan yang menjadi suatu kebutuhan mendesak bagi ASEAN.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan penghargaan kepada Chief of the General Staff Angkatan Bersenjata Viet Nam Letnan Jenderal Senior Phan Van Giang dan Ketua ACDFM sekaligus Ketua Delegasi Republik Sosialis Viet Nam, pada Forum ASEAN Chiefs of Defense Forces Meeting (ACDFM) ke-17 tahun 2020.( )
Dalam makalahnya yang berjudul Pentingnya Memperkuat Kerja Sama Militer ASEAN Guna Mewujudkan Kawasan yang Semakin Aman, Damai dan Sejahtera, Panglima TNI mengungkapkan keberadaan Forum ACDFM sangat penting sebagai sarana berbagi pandangan dan pengalaman mengenai isu-isu strategis yang menjadi tantangan. Isu-isu global yang dibahas meliputi lingkungan hidup, terorisme, keamanan maritim dan bencana alam serta wabah penyakit.
"Isu-isu global tersebut telah membawa dunia ke dalam babak baru ancaman keamanan global dan regional yang cenderung bersifat non-konvensional dan multidimensional," kata Hadi dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (24/9/2020).
Menurut dia, untuk menghadapi dinamika lingkungan strategis tersebut, sangat diperlukan adanya kerja sama yang komprehensif dan terintegrasi di kawasan, khususnya kerja sama militer negara-negara ASEAN, di antaranya kerja sama bidang intelijen, operasi dan latihan, personel, serta kerja sama bidang logistik.
"Komitmen untuk memperkuat kerja sama ini hendaknya dilakukan dengan berbagai inovasi yang disesuaikan dengan dinamika tantangan nyata," tandansya. ( )
Diakhir sambutanya, Hadi menekankan pentingnya memperkuat kerja sama militer ASEAN dengan membangun kesamaan visi dan persepsi melalui interaksi antar pengambil keputusan di angkatan bersenjata masing-masing negara.
Selanjutnya, sambung dia, mengoptimalkan fungsi intelijen serta peningkatan interoperabilitas antar angkatan bersenjata yang ditopang oleh keselarasan pemahaman dan visi melalui sistem pertukaran informasi yang efektif dan efisien.
"Meningkatkan latihan bersama dengan fokus materi pada operasi kemanusiaan, penanggulangan bencana dan penanganan wabah penyakit, penanggulangan terorisme, pemeliharaan perdamaian serta patroli terkoordinasi di wilayah-wilayah perbatasan dengan memperhatikan situasi pandemi dan protokol kesehatan," tuturnya.
Dia juga menyarankan agar peran Forum Konferensi Para Kepala Kesehatan Militer ASEAN (ACMMC) dapat lebih fokus terhadap sinergi Lembaga Kesehatan Militer ASEAN dalam upaya mencari solusi penanganan Covid-19, sehingga mendukung penanganan virus tersebut di kawasan Asia Tenggara, sekaligus hasilnya dapat dijadikan proyek percontohan bagi kawasan lainnya.
(dam)