Mapel Sejarah untuk Penguatan Karakter Anak Bangsa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menilai mata pelajaran (mapel) sejarah justru harus diperkuat, bukan malah dihilangkan. Sebab mata pelajaran sejarah mengandung banyak inspirasi untuk penguatan karakter anak bangsa.
“Hemat saya, selain agama dan kewarganegaraan, mapel sejarah adalah salah satu pilar pendidikan karakter di sekolah. Dengan mempelajari sejarah perjalanan bangsa beserta tokoh-tokohnya, maka langsung menyerap berbagai nilai, mulai dari religiusitas, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, bahkan demokrasi,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (24/9/2020).
Sebelumnya beredar kabar mapel sejarah akan dihapus dari kurikulum. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan tidak ada kebijakan dan rencana untuk menghilangkan mapel sejarah. Fahira bersyukur Nadiem telah memberikan jaminan dan kepastian bahwa mapel sejarah tetap menjadi pelajaran wajib. Dia mengusulkan mapel sejarah diarahkan untuk penguatan karakter peserta didik.
(Baca: Kemendikbud akan Sederhanakan Pelajaran Sejarah, Ini Masukan dari KPAI)
Senator asal DKI Jakarta menerangkan pendidikan sejarah memberikan nilai-nilai dari peristiwa yang terjadi. Juga teladan dari para tokoh pejuang dan pendiri bangsa. Mapel sejarah paling efektif dijadikan medium untuk mengenalkan jati diri bangsa kepada peserta didik.
“Lewat sejarah, misalnya, fase pergerakan nasional, peserta didik bisa mengetahui dan terinspirasi bahwa negara ini dimerdekakan oleh para pendiri bangsa yang berjuang sejak usia muda,” tuturnya.
(Baca: Jangan Hapus Pelajaran Sejarah)
Tokoh-tokoh, seperti Bung Hatta, menurut Fahira, adalah sumber inspirasi jika ingin menguatkan karakter anak menjadi pribadi yang religius, jujur, berani, sederhana, dan disiplin. Peserta didik bisa diarahkan untuk meresapi perjalanan besar Bung Hatta dalam memperjuangkan republik ini.
“Sangat banyak inspirasi dari mapel sejarah yang bisa kita jadikan salah satu dasar untuk pendidikan karakter. Mapel Sejarah juga sesungguhnya sangat efektif mengasah daya berpikir kronologis, kritis dan kreatif para peserta didik,” pungkasnya.
Lihat Juga: Nadiem dan Bintang Puspayoga Absen Sidang Kabinet di IKN, Stafsus Presiden Bilang Begini
“Hemat saya, selain agama dan kewarganegaraan, mapel sejarah adalah salah satu pilar pendidikan karakter di sekolah. Dengan mempelajari sejarah perjalanan bangsa beserta tokoh-tokohnya, maka langsung menyerap berbagai nilai, mulai dari religiusitas, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, bahkan demokrasi,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (24/9/2020).
Sebelumnya beredar kabar mapel sejarah akan dihapus dari kurikulum. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan tidak ada kebijakan dan rencana untuk menghilangkan mapel sejarah. Fahira bersyukur Nadiem telah memberikan jaminan dan kepastian bahwa mapel sejarah tetap menjadi pelajaran wajib. Dia mengusulkan mapel sejarah diarahkan untuk penguatan karakter peserta didik.
(Baca: Kemendikbud akan Sederhanakan Pelajaran Sejarah, Ini Masukan dari KPAI)
Senator asal DKI Jakarta menerangkan pendidikan sejarah memberikan nilai-nilai dari peristiwa yang terjadi. Juga teladan dari para tokoh pejuang dan pendiri bangsa. Mapel sejarah paling efektif dijadikan medium untuk mengenalkan jati diri bangsa kepada peserta didik.
“Lewat sejarah, misalnya, fase pergerakan nasional, peserta didik bisa mengetahui dan terinspirasi bahwa negara ini dimerdekakan oleh para pendiri bangsa yang berjuang sejak usia muda,” tuturnya.
(Baca: Jangan Hapus Pelajaran Sejarah)
Tokoh-tokoh, seperti Bung Hatta, menurut Fahira, adalah sumber inspirasi jika ingin menguatkan karakter anak menjadi pribadi yang religius, jujur, berani, sederhana, dan disiplin. Peserta didik bisa diarahkan untuk meresapi perjalanan besar Bung Hatta dalam memperjuangkan republik ini.
“Sangat banyak inspirasi dari mapel sejarah yang bisa kita jadikan salah satu dasar untuk pendidikan karakter. Mapel Sejarah juga sesungguhnya sangat efektif mengasah daya berpikir kronologis, kritis dan kreatif para peserta didik,” pungkasnya.
Lihat Juga: Nadiem dan Bintang Puspayoga Absen Sidang Kabinet di IKN, Stafsus Presiden Bilang Begini
(muh)